...... Tetangga masa gitu??..
Hanya daily life dari pasusu yang baru saja pindah dan tentu saja ditemani oleh tetangganya yang.....
baca aja lah ya untuk tau selengkapnya :)
⚠️daily life, fluff, bxb, slight romance
⚠️lokal!au
⚠️semi baku
⚠️Age switc...
Peralatan Tenis ____________________________________ ╰┈─➤ 28 May, 2021 ≫ ≪ l o a d i n g ≫ ≪ s t a r t
(Jangan lupa vomment yaw)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gimana tadi pagi sama Galuh?" "Ya gak gimana-gimana. Kamu ngapain sih nyuruh aku berangkat bareng dia?" "Biar kamu bergaul lah." "Aku kan udah bergaul, Nathan." "Iya sama maket-maket gak jelas kamu."
Tok tok tok!
Pintu rumah mereka malam itu berbunyi. Ada yang bertamu rupanya.
Nathan yang awalnya sibuk di dapur segera menghentikan aktivitasnya lalu berjalan menuju pintu masuk. Sementara itu Dean hanya memutar bola matanya setelah tau siapa tamu yang datang.
"Malam, Mas Dean, Mas Nathan." "Malam~ Ayo sini masuk."
Tamunya tetangga sebelah :)
"Maaf ganggu malam-malam. Ini Mas Nathan saya bawakan brownies." "Seems delicious. Aku simpan dulu ya ini di kulkas."
Selagi Nathan kembali ke dapur, Felix serta Galuh melihat sekeliling rumah sang tetangga. Terlintaslah sebuah ide di pikiran Galuh.
"Chérie, nanti kita beli peralatan tenis ya?" "Buat apa, sayang?" "Buat di taman belakang dong."
Merasa sesuatu akan terjadi, Dean menghentikan aktivitasnya. Memperhatikan percakapan Felix dan juga Galuh.
"Kita lihat nanti aja ya." "Tapi beli peralatan tenis buat di taman belakang ide yang bagus kan?" "Iya, ide yang bagus kok, Chris."
Galuh tampak senang ketika Felix menyetujui apa yang dia inginkan. Tak lama berselang, Nathan pun kembali.
"Brownies nya udah masuk kulkas. Felix mau lihat taman belakang gak? Aku habis beli tanaman baru-baru ini." "Boleh, Mas."
Dan keduanya pun melakukan aktivitasnya tersendiri.
"Asyik~ Peralatan tenis~" "Jangan senang dulu anak muda."
Dean menghentikan aktivitasnya dalam membuat maket lalu mengalihkan atensinya pada Galuh.
"Loh? Jangan senang kenapa Mas?" "Percaya sama saya kamu gak bakal dapat peralatan tenisnya." "Tapi tadi Felix udah setuju, Mas." "Kalau suami kamu ngulang kalimat yang kamu lontarkan, tandanya dia tidak setuju."
