Naughty Kim

178 8 0
                                    

.
.
.
.
.

Kesan yang didapat Jungkook selama mengenal Kim Taehyung ialah :

Menyebalkan;

Jahil;

Berisik;

Tengil;

Dan juga nakal.

Jungkook pikir hidupnya akan berjalan damai selama enam bulan kedepan. Namun semenjak sang ayah mendaftarkan dirinya di sebuah tempat kursus umum bahasa inggris, hari-hari pemuda manis bergigi kelinci itu seolah jauh dari ketenangan. Pelaku kekacauan tersebut tak lain adalah Kim Taehyung--pemuda berandal yang berusia dua tahun lebih muda dari Jungkook.

Jungkook sebal pada Taehyung. Hal itu karena pemuda itu selalu berusaha mencari perhatian si manis. Jungkook benci digoda secara terang-terangan, terutama oleh pemuda yang nyatanya lebih muda darinya. Rasanya menggelikan bagi Jungkook.

Alasan lainnya yaitu, Jungkook sangat tidak menyukai sesuatu yang berisik. Sementara Taehyung suka sekali membuat kehebohan dan mengganggu Jungkook dengan segala tingkah jahilnya. Lantas, tentu saja menjadikan Jungkook malu karena sorakan penuh godaan teman-teman kelas kursusnya. Menyebalkan, bukan? Contohnya lagi--

"Ish, Taehyung!" Entah sudah berapa kali Jungkook merengut kesal hari ini karena lagi dan lagi Taehyung berulah. Tulisan si manis tercoret berantakan sebab Taehyung sengaja menyenggol lengannya untuk yang kesekian kali.

Si tersangka keusilan cuma terkekeh; seolah senang melihat raut cemberut Jungkook.

"Sana pindah. Jangan ganggu aku terus!" Jungkook berseru jengkel.

Taehyung menaikkan satu alis, kemudian menoel dagu Jungkook. "Kalau aku maunya disini gimana?" balasnya sambil tersenyum geli.

Jungkook melotot. Si manis menggertakkan gigi kesal. Ingin sekali rasanya mencabik-cabik tampang menjengkelkan Taehyung. Sayangnya ada Miss Jena yang tengah menjelaskan materi kursus di depan kelas, jadi Jungkook terpaksa harus berlapang dada agar tak memancing keributan.

Hela napas terdengar. Jungkook melengos; abai pada Taehyung yang masih tersenyum kotak seperti orang bodoh. Lebih baik dia fokus mencatat materi dari Miss Jena.

Beberapa menit selanjutnya terlewat dengan damai. Taehyung tak lagi membuat ulah. Mau tak mau Jungkook bersyukur dalam hati. Mungkin si tengil itu lelah dan memilih mengganggu yang lain.

Tapi, sepertinya itu semua hanya harapan Jungkook saja.

"Stt, Jung."

Jungkook memilih tak acuh.

"Jungkookie." Taehyung kembali memanggil namanya sambil berbisik.

"Manisku." Oh, rupanya masih belum menyerah.

"Jeon."

"Jungkook."

"Bunny."

"Kim Jungkook!"

Berisik! Jungkook pun akhirnya menoleh dengan delikan garang. "Apa?"

"Hehe. Bantu aku dong. " Taehyung kini nyengir tanpa dosa.

Ya Tuhan, Jungkook ingin sekali menonjok tampang sok polos itu.

"Bantuan apa, Tae?"

"Bantu aku translate kata-kata kedalam bahasa inggris ya, Jung?" Taehyung menatap Jungkook sambil berkedip-Jungkook lucu layaknya anak anjing.

Ingin sekali Jungkook mengumpat. Kenapa Taehyung tidak bertanya pada Miss Jena, sih? Tapi pada akhirnya ia memilih menghela napas panjang. Jika dipikir-pikir sudah berapa kali dirinya melukannya sedari tadi? Banyak sekali! Si manis mendengus sewot mengingatnya. Awas saja kalau ini bagian dari rencana 'mari mengerjai Jungkook'.

"Kamu mau nerjemahin apa? Cepat bilang!"

Disisi lain, Jungkook sudah kembali berkonsentrasi mendengar penjelasan Miss Jena mengenai grammar, dan mencatat poin-poin penting agar mudah dipelajari.

"Bahasa inggrisnya aku apa?"

Dalam batin, Jungkook mengernyit. Kata semudah itu?
"Aku ya I, Taehyung."

"Terus, kalau cinta?"

Benaknya kembali mengomel. Apa Taehyung benar-benar sebodoh itu, ya? Ia masih terus menulis.
"Love."

"Kalau kamu apa?

"You." Jungkook berusaha menyingkirkan keheranannya. Mendengarkan Miss Jena lebih penting untuk sekarang. Apalagi materi grammar selalu menjadi kesulitannya ketika hendak berbicara bahasa inggris.

"Kalau digabung urutannya gimana?"

"I love you." Bibir Jungkook berucap dengan begitu mudahnya. Kata-kata tersebut sukses meluncur sebab si empu benar-benar mendedikasikan pikirannya pada penjelasan bertema grammar.

Namun, hal tersebut malah membuat sosok berandal disampingnya berbinar bahagia. Detik itu juga, Taehyung mendekatkan wajahnya pada telinga Jungkook, lalu berbisik, "I love you too."

Jungkook seketika menjatuhkan pulpen dalam genggaman. Terhenyak selama beberapa sesaat. Pipi pemuda bergigi kelinci itu serasa memanas kala suara berat Taehyung menggelitik gendang telinganya. Bulu kuduk si manis tiba-tiba merinding. Astaga, mengapa debaran kencang justru menyapa dadanya? Ada getaran aneh entah apa.

"Aduh, pipinya merona, ya?"

Ledekan Taehyung menyadarkan Jungkook dari keterkejutan, kemudian ia menoleh pada sosok menyebalkan yang sedang tersenyum pongah penuh kemenangan. Sial! Jungkook meruntuki kebodohonnya karena terbawa suasana. Manik kelam si manis mendelik di waktu itu juga; penuh kobaran yang mana seolah mampu mengoyak pemuda dihadapannya.

Tapi, Taehyung tak menunjukkan rasa takut sama sekali. Hazelnya makin mengerling jahil, dan senyum nakalnya semakin lebar. Bagi si berandal, Jungkook tampak menggemaskan sekali saat ini. Sungguh dia tidak kuat!

Maka dari itu, Taehyung langsung mengapit kedua pipi berisi Jumgkook kemudian menguyelnya sembari memekik girang, "Ya ampun, menggemaskan sekali, sih!"

Alhasil, perbuatan Taehyung yang tak terduga tersebut sukses membuat Jungkook menjerit kaget,"Yak, Kim Tae---" Ia bahkan sudah bersiap untuk menggeplak kepala si berandal.

Namun---

"Ciyee."

Suara sorakan yang membahana mengembalikan Jungkook pada realita. Si manis baru sadar, bahwa seluruh siswa dikelasnya menatap mereka berdua dengan tatapan menggoda. Bahkan Miss Jena ikut tersenyum jenaka.

Ya Tuhan, Jungkook seolah ingin menenggelamkan diri di samudra saat ini juga!
.
.
.
.
.
.
END

Well, ini sebenernya based on true story aku :)  wkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIMERENCE (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang