🐰 Jamais Vu •jjk¹

449 53 4
                                    

PROTAGONIST - Jamais Vu
Genre : Angst, romance
Rated : Mature
Code : jjk

PROTAGONIST - Jamais VuGenre : Angst, romanceRated : MatureCode : jjk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cepat panggil ambulance!

Nadinya masih berdenyut!

Nona, kau masih bisa mendengarku?

Sepertinya kepalanya terkena benturan hebat!

Rungunya masih menangkap samar-samar teriakan orang di sekitar, kendati pandangannya memburam hingga membawanya pada sebuah kegelapan. Barangkali, menggerakkan jemari terasa mudah seperti halnya, namun itu sama sekali tidak bisa ia lakukan.

Seketika bau obat-obatan menyeruak. Begitu darah segar pun ikut terendus indera penciuman. Rentetan bunyi alat pendeteksi jantung memilukan gendang telinga.

Beberapa menit yang lalu, rumah sakit terbesar di pusat kota mendapati pasien korban kecelakaan antardua kendaraan.

Moon Bitna, gadis berusia 25 tahun itu masih terpejam dengan darah yang keluar dari bagian-bagian tubuh tertentu. Kepalanya terbentur hebat, membuat dokter lekas menangani gadis itu agar tidak terjadi masalah yang serius.

Π•Π•Π•Π•Π•Π

Dua hari berlalu. Penanganan yang dilakukan beberapa dokter dan perawat akhirnya berhenti, menunjukkan kabar bahagia sebab Bitna tersadar dari pejaman matanya.

Satu persatu dokter dan perawat keluar ruangan, mempersilahkan keluarga untuk melihat keadaan gadis itu. Mencipta rona bahagia di wajah kedua orang tua Bitna.

Manik kembar keduanya mendapati gadis itu tengah terduduk dengan punggung bersandarkan kepala ranjang. Sang mama terduduk, meraih punggung tangan Bitna untuk digenggam.

Mendapati sang mama tersenyum, agaknya mencipta afeksi menyakitkan yang menghantam relung. Bibir pucatnya tersenyum kendati kepalanya terasa nyeri nyaris diremat. Bitna meringis lirih.

“Sshh, sayang, jangan terlalu banyak bergerak,” ucap sang mama lembut.

Sementara, sang papa mengundurkan diri sejenak untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi Bitna melalui dokter yang menangani anak gadisnya.

“Kepala Bitna sakit, Ma.” Cairan bening menetes melalui sudut matanya. Tangannya menyentuh sisi kepalanya yang dibalut perban.

Sang mama mengganggu pelan. Kini tubuhnya ia bawa untuk duduk di sisi ranjang, menjangkau bahu sempit Bitna untuk direngkuh. Pun tangannya mengusap lembut surai putrinya.

PROTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang