11. Aku Sayang Sama Kamu

85 22 1
                                    

Yusuf sudah kembali lagi ke rumah sakit setelah memastikan kondisi Yasmina tidak terlalu buruk, Liliana juga sudah meminta Javier untuk berganti pakaian terlebih dahulu tapi cowok itu menolak. Tadi Ayu meminta Titan untuk membawakan baju ganti untuk Javier. Javier saat ini sedang duduk di sisi tempat tidur Yasmina, memegangi tangan cewek yang belum juga sadarkan diri itu.

"Javier, makan dulu yuk! Kamu pasti laper kan dari tadi nungguin Yasmina?" Liliana mendatanginya. Sudah pukul sebelas dan cowok itu belum juga beranjak dari kamar Yasmina.

"Nanti aja, Tante! Javier belum laper, Javier masih mau nemenin Yasmina!"

"Sayang, Yasmina pasti marah kalo liat kamu belum makan bahkan belum ganti baju! Ya udah kalo belum laper, tapi kamu ganti baju dulu ya! Biar tante yang nemenin Yasmin nanti kalo dia siuman tante akan bilang kalo kamu lagi ganti baju!" Bujuk Liliana.

"Bentar lagi, Tante! Lima belas menit lagi Javier ganti baju habis itu makan!" Javier tersenyum menatap wanita paruh baya yang berdiri di dekatnya itu.

Liliana balas tersenyum lalu membelai kepala cowok itu sebelum memutuskan untuk keluar dari kamar putri bungsunya itu. Liliana bisa melihat bagaimana Javier sangat tulus pada Yasmina. Javier meraih tangan kanan Yasmina dan menggenggamnya, cowok itu sudah akan menangis lagi kalau saja Yasmina tidak tersadar.

"Yas, pusing? Atau ngerasain apa?" Tanya Javier cemas.

Yasmina tersenyum lalu menggeleng, "gue kira lo udah pulang." Yasmina berusaha untuk duduk dan Javier langsung membantu cewek itu untuk duduk.

"Gimana aku mau pulang kalo kamu aja belum sadar! Aku nggak bisa ninggalin kamu!" Javier merapikan anak rambut Yasmina kebelakang telinga.

"Kenapa tiba-tiba jadi ngomong aku-kamu?" Yasmina tersenyum.

"Mau belajar dari sekarang, siapa tau kan besok kita jadian. Atau sekarang aja jadiannya?" Javier masih menggenggam erat tangan kanan Yasmina.

"Javier! Gue nggak bisa-"

"Bisa, Yas! Aku bisa nerima apapun keadaan kamu!" Potong Javier.

Yasmina hanya menghela napasnya, percuma saja berdebat dengan cowok itu. "Gue yang nggak bisa jadiin lo pacar gue, Jav! Gue nggak mau ninggalin luka buat lo!"

"Nggak akan ada yang terluka, Yasmina!" Javier masih berusaha meyakinkan cewek itu.

"Gue laper, mau makan! Lo belum makan juga kan?" Yasmina mencari topik lain.

"Aku ambilin!"

"Kita makan di bawah!" Yasmina menahan tangan Javier saat cowok itu mau pergi.

"Papa bilang kamu nggak boleh banyak gerak dulu, diem di sini! Aku ambilin kamu makan sama minum di bawah! Aku nggak mau bantahan apalagi penolakan!"

Yasmina tidak bisa mengelak lagi, dia lebih memilih patuh daripada mendengar omelan dari cowok itu. Yasmina melihat ponsel Javier tergeletak di atas meja rias samping ranjangnya, ponsel itu sejak tadi bergetar. Banyak sekali notifikasi dari grup chatnya bersama teman-temannya. Sepertinya cowok itu sejak tadi mengabaikan ponselnya itu. Yasmina lalu mencari ponsel miliknya sendiri yang sepertinya masih berada di dalam tas sekolahnya. Baru saja Yasmina ingin turun dari ranjangnya untuk mengambil ponsel di tas sekolahnya Javier sudah kembali masuk ke kamarnya.

"Mau kemana?" Javier berjalan mendekat ke arah Yasmina bersiap membantu kalau saja cewek itu mau ke kamar mandi.

"Ngambil hape di tas!"

"Disitu aja, aku ambilin!" Javier berbalik menuju meja belajar Yasmina yang terdapat di pojok kamar dekat jendela.

"Jav, bisa nggak jangan ngomong aku-kamu? Gue nggak biasa denger lo ngomong gitu!" Yasmina merasa aneh saja mendengar Javier bicara seperti itu padanya.

Ataksia 《Selesai》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang