🔸
Bel pulang sekolah berdenting, semua murid yang tak sabar untuk pulang, berhamburan keluar termasuk Arkan dan Naya.
"Biar gue yang bonceng." Arkan merampas kunci motor di tangan Naya dan berlari kecil menuju parkiran, meninggalkan Naya di belakang.
Sementara di sela-sela perjalanan menyusuri koridor, Naya mendengar cemooh untuk dirinya dari beberapa murid yang berpapasan dengannya.
"Dasar nenek sihir gak punya hati, kasian banget arkan.”
"Gue denger, katanya dia cuma manfaatin arkan.”
”Gue do'ain semoga dia jadi perawan tua!”
”Dia gak cocok sama Arkan, cuma di jadiin babu. Mana Arkan di galakin mulu lagi.”
”Jujur dia itu bikin malu sekolah, namanya terkenal dimana-mana karena suka balapan sama ngerokok.”
”Untungnya aja dia pinter, jadi masih ada yang bisa di banggain dari dia. Coba kalo enggak, udah habis di bully kali.”
Naya berusaha untuk tak terbawa emosi, perempuan itu lebih pilih diam tak mau menggubris para syaiton yang membuat telinganya panas. Toh, ini bukan sekali dua kali Naya menjadi bahan gibah anak-anak sekolah, jadi ia sudah kebal. meskipun kadang, ada beberapa ucapan yang berhasil menyakiti hatinya hingga membuatnya tak punya pilihan selain menyakiti dirinya. Karena bagi Naya, itu adalah obat termanjur ketika hatinya sedang kacau.
Setibanya di parkiran, Naya menahan langkahnya ketika melihat Arkan melambai-lambaikan tangan ke arahnya sehingga makin banyak anak yang membicarakan keduanya.
Dengan cepat Naya menutupi wajahnya menggunakan tudung kepala hoodienya.
"Ayo pulang." Naya merampas helm di tangan Arkan lalu memakainya.
"Siap Bu bos!"
🔸🔸🔸
Sedari tadi Naya tak bisa tenang bekerja karena Arkan. Laki-laki kurang kerjaan itu, malah nongkrong di meja depan tokonya, dan hal yang lebih menyebalkan lagi adalah saat Arkan keluar masuk toko dengan dalih ingin membeli sesuatu.
Laki-laki itu juga tak bosan memandanginya dari kejauhan sana, dia bahkan melambai-lambaikan tangan saat Naya melihat ke arahnya.
"Sekarang apaan lagi?" tanya Naya yang memilih pasrah menanggapi kelakuan Arkan. Sudahlah, daripada capek sendiri kan? Lagipula Arkan membayarnya, bukan maling.
"Gue mau beli minum, punya gue abisnya cepet banget. Ternyata makan kuaci itu kenyang enggak, pegel iya, mana haus.” Naya merotasikan matanya lalu men-scan harganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
AléatoireIni tentang Arkan, pecandu obat-obatan yang di keluarkan dari sekolah karena perilaku buruknya dan juga Naya Adena, seorang self-injury yang sebatang kara. Mampukah keduanya mengatasi masalahnya dengan tuntas? Start: 29 Des 2020 Genre: Fanfiction