Sonder

150 17 106
                                    


Credit to : @Zrlamdh91

Normal POV


Alarm dari ponsel Nami berbunyi terus menerus sedari tadi. Salah satu tangan Nami meraba-raba permukaan kasurnya, ia mencoba menemukan ponselnya yang sangat berisik itu.

Cahaya dari ponselnya terlalu menyilaukan matanya, sehingga mau tidak mau Gadis itu menyeret tubuhnya untuk menyalakan saklar lampu kamarnya.


Pukul 08:00 AM

Nami memejamkan matanya untuk beberapa saat. Karena Hari ini ia mempunyai kelas pagi, Gadis itu segera menapakkan kedua telapak kakinya dilantai kamarnya yang cukup dingin pagi ini.



Kau bisa sarapan di kampus saja kan? Aku akan pulang telat seperti biasanya


Nami membaca catatan di kertas kecil yang ditinggalkan Nojiko diatas meja makan. Tangannya meraih gagang pintu kulkas untuk memeriksa apakah ada yang bisa ia masak untuk membuat sarapannya.

Mulutnya berdecak kesal setelah melihat isi kulkas yang hanya dipenuhi oleh botol alkohol yang Nami tahu itu adalah milik Law. Tangannya ingin sekali memecahkan semua botol alkohol tersebut sekarang juga, tetapi Nami memilih untuk menghentikkan niatnya. Ia juga tidak ingin menyaksikan Nojiko kehilangan pekerjaannya untuk kesekian kalinya itu.


Diraihnya ransel yang digunakan oleh Nami setiap hari menuju kampusnya, lalu dikalungkannya pada salah satu tangannya sehingga ransel tersebut menyentuh belakang bahunya.

Setelah Nami sudah memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal lagi, ia kemudian menutup pintu rumahnya lalu meletakkan kunci rumah tersebut dibawah pot bunga yang letaknya disamping pintu persis.

//

Nami melangkahkan kakinya setelah ia menatap jadwal keberangkatan kereta di stasiun yang terpampang lebar sehingga orang-orang dari seluruh arah bisa melihatnya.

Gadis itu kemudian menuju loket untuk membeli sebuah tiket kereta.

"Terimakasih" ucapnya setelah berhasil memesan sebuah tiket.


Wajahnya menoleh kanan kiri, mencari kereta yang sebentar lagi akan dinaikinya.

Setelah menemukan jalur keretanya, Nami berbalik badan, lalu melangkahkan kakinya segera mendekati jalur tersebut.

Tanpa ia sadari, seorang Pria dengan wajah yang tertutupi oleh Topinya mengikutinya sedari tadi.

Pria itu mengintip dari balik dinding, ia melihat Nami yang berjalan membelakanginya menuju jalur kereta stasiun.

Pria itu mengintip dari balik dinding, ia melihat Nami yang berjalan membelakanginya menuju jalur kereta stasiun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nami menekuk kedua Lututnya, ia merasa bosan menunggu keretanya yang belum datang itu.

Ia membuka tasnya, jarinya berusaha mencari ponselnya yang berada didalam ransel tersebut.

Lost & FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang