Allah Ta'ala juga menegaskan,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
(QS. Ibrahim [14]: 34).
Setiap nikmat memang dari Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat lainnya dari surat An Nahl,وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)" (QS. An Nahl : 53). (Lihat Adhwaul Bayan, 3: 231).
Dalam ayat ini pula, Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi memberikan pelajaran kaedah bahasa Arab bahwa isim mufrod jika disandarkan pada isim ma'rifah, maka menunjukkan makna umum. Semisal dalam ayat ini kata "ni'mat Allah". Nikmat itu mufrod (tunggal), lafazh jalalah "Allah" adalah isim ma'rifah. Jadi yang dimaksud adalah seluruh nikmat, bukan hanya satu nikmat saja.
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu sebanyak nikmat yang disyukuri oleh orang-orang yang bersyukur dalam setiap lisan dan setiap waktu.
Kebersihan serta kemurnian hati akan membawa rezeki baik dunia maupun akhirat.Karena akan membawa kita menundukkan hawa nafsu untuk perkara yang Allah ridai.Tidak ada manusia yang ma'shum; baik diri kita sendiri maupun orang lain. Mintalah petunjuk serta pertolongan Allah.
Lepaskanlan rasa dendam, karena itu membuat kita tidak tenang. Dendam hanyalah perasaan yang ingin terus melekat dan memberi penyakit hati. Maka, lepaskan diri dari kemelekatan. Senang maupun sedih akan berlalu, seperti lembaran-lembaran takdir.Allah Ta'ala berfirman,
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?"
(QS. Al-Insyirah [94]: 1)
Dendam merupakan amarah yang belum dilepas setelah disakiti. Dendam juga tanda ego serta tidak menerima ketetapan Allah. Sedang orang yang didendami belum tentu merasakan kepedihan atas sakit hati. Maka rugilah waktu kita untuk energi dendam. Bijaklah memaknai energi kehidupan, dengan sifat-sifat karimah.Bagaimana cara menghapus dendam? Dendam adalah amarah yang berkepanjangan. Dendam seperti kita meminum racun sambil berharap orang yang kita dendami yang terkena, namun kita sendiri yang akan mati karena racun.
Ali bin Abu Thalib berkata, "Dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik dari sebelumnya."
Lepaskanlah kemarahan yang melekat pada orang atau peristiwa yang menyakitkan kita. Terima dulu bahwa kita marah, karena sebagai manusia memang tercipta emosi. Namun, pilihlah perilaku dengan rasional.Berikut adalah sejumlah kesadaran yang dapat kita hadirkan dalam hati kita saat seseorang telah berprilaku buruk kepada kita, agar tidak ada dendam yang berkembang dalam hati.
Ingatlah bahwa perbuatan orang itu kepada kita tidak keluar dari kehendak Allah. Allah menginginkannya itu terjadi dan ada hikmah dibalik itu.Ingatlah dosa-dosa kita. Karena tidaklah keburukan menimpa kita melainkan karena sebab dosa-dosa kita. Sibuklah dengan tobat dan istighfar, dari pada sibuk mencela dan mencari-cari cara untuk membalasnya.Ingatlah pahala yang sungguh besar bagi orang yang mau memaafkan dan bersabar. "Barangsiapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya di sisi Allah." (QS. Asy Syuuraa: 40)Ingatlah bahwa memaafkan dan berbuat baik akan membuat hati kita bersih dari keinginan-keinginan buruk, hasad dan dendam. Dengan itu hati akan merasakan kelezatan yang jauh lebih lezat dari kelezatan melampiaskan dendam.Ingatlah bahwa dendam akan membuat jiwa menjadi hina, sedangkan memaafkan akan membuat jiwa menjadi mulia. "Tidaklah Allah menambah kepada seorang hamba dengan sikap memaafkan melainkan kemuliaan" (HR Muslim)Ingatlah bahwa balasan yang kita akan dapatkan sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Kita pun pasti pernah berbuat zalam dan dosa. Jika kita memaafkan, Allah pun akan memaafkan kita.Ingatlah bahwa menyibukkan diri dengan dendam akan menghabiskan waktu dan membuat hati menjadi tidak fokus. Sehingga banyak hal-hal bermanfaat kita lewatkan. Maka jangan sampai musibah lebih besar menimpa kita.Ingatlah bahwa Rasulullah tidak pernah sekali pun dendam karena urusan pribadinya. Jika itu terjadi kepada orang yang paling mulia, bagaimana dengan kita?Ingatlah bahwa sabar adalah setengah dari keimanan. Jika kita bersabar, maka kita berarti sedang menjaga keimanan kita.Ingatlah bahwa dengan bersabar berarti kita telah mengalahkan dan mengendalikan jiwa kita. Karena jiwa yang tidak dapat kita taklukan akan mengajak kita pada kebinasaan.Ingatlah bahwa jika kita bersabar, maka Allah pasti akan menolong kita.Ingatlah jika kita bersabar, maka itu akan menjadi sebab orang yang telah berbuat zalim kepada kita menyesal dengan tindakannya, malu dan bisa jadi malah mencintai kita, setelah sebelumnya membenci kita. "Balaslah keburukan itu dengan yang labih baik, maka tiba-tiba orang yang tadinya antara kamu dan dia ada permusukan, menjadi seolah-olah seperti teman yang dekat." (QS. Fushilat: 34)Ingatlah bisa jadi jika kita membalas perbuatan buruknya kepada kita, hal itu akan membuatnya semakin bertambah buruk.Ingatlah bahwa orang yang biasa mendendam, ia pasti akan terjerumus pada kezaliman. Karena jiwa sulit untuk berbuat adil.Ingatlah bahwa kesabaran itu akan menjadi penggugur dosa kita atau pengangkat derajat kita. Dan itu tidak akan kita dapatkan jika kita tidak bersabar dan melampiaskan dendam.Ingatlah bahwa sabar dan tidak membalas adalah kebaikan yang akan melahirkan kebaikan yang lain, dan kebaikan itu akan melahirkan kebaikan lagi dan begitu seterusnya. Karena diantara balasan kebaikan itu adalah kebaikan berikutnya.
[Disarikan dari risalah "Qaa'idatun fish shabri" Karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah -rahimahullah-, "Jaami'ul Masaa'il" vol. 1, hal. 177-181]
Referensi:
https://rumaysho.com/3347-tak-sanggup-menghitung-nikmat-allah.html
https://muslim.or.id/11343-agar-tidak-dendam.html