Bab 10 🖤

311 18 5
                                    

Gelap,sesak,dingin.
Hey tunggu ini bukan dunianya,tempat ini berbeda amat sangat berbeda dengan dunianya,ia sepertinya berada di dunia lain.

Apa ini, bukan kah tadi ia berada diperpustakaan?lalu mengapa ia ada disini?seketika tubuhnya menegang kala sebuah bayangan muncul dihadapannya lalu hilang begitu saja seperti kilat yang menyambar.

"Kamu memanggilku malera?."malera menoleh seketika tubuhnya kembali menegang,disana tania berdiri menampakan wujud aslinya.

Matanya yang cantik itu hilang sebelah,wajahnya yang mulus terdapat goresan kaca membentang dari pelipis sebelah kanan sampai ujung bibir sebelah kiri,tenggorokannya terpasang tali khusus anjing dengan model choke chain,gaun nya yang putih penuh dengan luka tusukan dan dia kehilangan sebelah tangan kanannya.

Tania ambruk ditempatnya, matanya memancarkan kemarahan,kesedihan juga penyesalan.malera berjalan tertatih kearah gadis itu.

"Berhenti disitu,malera aku mohon jangan teruskan pencarianmu terhadap misteri ini,berhenti sampai disini,dan bilang pada temanmu itu jangan mencari tau sebab kematian kakaknya itu yang diinginkan kakaknya."malera tertegun,apa lagi ini?

"Jika kalian memang ingin tau rahasia ini,aku akan membantu kalian tapi tidak sekarang,karena dia tengah mengawasi kami."lanjutnya

Tania bangkit, masih dengan wujud aslinya lalu tersenyum manis sangat manis bukan seperti seringaian yg biasa ditujukan para hantu,senyum itu tulus.

"Kembalilah teman teman mu lebih tau ini dari pada aku."detik selanjutnya gadis itu menghilang dan sesuatu menghantam keras kepala malera membuat pandangannya buram.

✓✓✓✓✓✓✓✓✓

"Aaaaaaaaaaa.."

Ibu itu tertawa keras,sangat keras membuat tubuh shilla yang sudah merapat ke tembok bergetar ketakutan tiba tiba saja ia merasakan tarikan di lengannya mebuatnya semakin berontak ketakutan.

"Ini gw,tenang."tunggu ini bukan suara ibu tadi,ini suara laki laki.

Shilla membuka kelopak matanya dan langsung memeluk sosok dihadapanya,membuat lelaki itu menghembuskan nafas lega.

"Kenapa lo sendiri mana nenek lampir yang tadi marah marah sama gw?."shilla melepaskan pelukannya daan berdiri kikuk,"sorry."cicitnya.

Fano terkekeh lalu menjitak kepala gadis dihadapannya,
"Penakut tadi aja bilangnnya aku gak akan mati sia sia,bulshitt."shilla mendelik membuat tawa fano meledak.

"Oke cukup,malera mana kenapa lo sendiri?."shilla mengedikan bahu tanda tak tau,"tadi di rak sebelah timur."

"Trus lo kenapa ada di tempat tadi,kenapa kepisah?."shilla menunjukan buku di tangan kanannya yang seketika membuat tubuh fano menegang.

"Aku nemu buku ini disana tapi tadi ada ibu ibu cantik mau bunuh aku katanya ini punya dia."jelas shilla namun fano masih tak berkutik di tempatnya membuat shilla menggoyang kan tubuh pemuda itu.

"Itu emang punya dia shill."lirih pemuda itu mengalihkan pandangannya,kini keduanya berada di depan perpustakaan.

Shilla terkejut mendengar penuturan fano,"tau darimana kamu?."fano menoleh

"Gw lebih tau semuanya daripada kalian."shilla mendengus.

"Lalu kenapa kamu nggk mau bantuin kita?."

"Karena gw gamau lu mati sia sia,sama kaya dia dan kakak lu."shilla tertegun lalu menatap fano tajam.

"Darimana kamu tau kakak ku meninggal dan kenapa kamu bilang dia mati sia sia?."tanya shilla dengan suara bergetar.

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now