Dear...
Tak semua apa yg kau inginkan dan impikan akan menjadi kenyataan.
Hidup ini hanya sesaat, untuk mencari begitu banyak pengalaman hidup yg bermanfaat.
Bukan untuk mencari kesenangan sesaat.3 Januari 2021
Lera menutup buku Diarynya. Gadis itu berdiri dari kursi belajarnya dan berjalan menuju ranjang untuk tidur.
Lera. Lebih tepatnya Alera Winata, gadis keturunan jawa dan sumatra. Ia juga merupakan mahasiswa semester empat disalah satu universitas ternama di Indonesia. Umurnya baru 20 tahun, gadis berperawakan tinggi dan memiliki kulit bersih.
Tak semua gadis perempuan itu suka dengan tubuhnya yg tinggi dan memiliki tulang yg besar. Badannya akan terlihat gemuk meskipun ia sebenarnya sudah ideal dengan tinggi badannya yg lebih dari 170cm.
Tapi seringkali gadis seperti itu iri dengan gadis lain yg memiliki badan kurus, tulang kecil seperti orang korea.
Dia Alera. Memakai kaos oversize, sweater oversize atau hoodie oversize adalah idaman Lera. Tapi apalah daya, jika gadis itu memakai baju yg oversize ia akan terlihat makin gemuk dan berisi padahal lemak yg ada ditubuh nya sangatlah sedikit.
Apalagi saat gadis itu mengikat rambut panjangnya menjadi kucir kuda. Jika dilihat dari belakang punggung anak itu akan terlihat sangat tampan, karna memiliki tulang yg terlihat kokoh.
Banyak orang yg menilai tubuhnya itu sebenarnya ramping karna pas dengan tinggi badannya, tapi namanya juga cewek seringkali merasa insecure dengan penampilannya sendiri. Kurang ini lah, kurang itulah ada saja alasannya. Lera sebenarnya bodo amat dengan penampilannya, hanya saja jika sudah banyak yg menyindir dirinya ia akan lebih sering mengamati postur tubuhnya di kaca dan merenungi nasib.
~~Pagi Pukul 06.15 WIB
°Meja makan
"Ayah, bunda Lera berangkat dulu ya" pamit Lera sambil mencium tangan bundanya.
Beralih ingin mencium tangan ayahnya, hendak menyalimi tangan ayahnya tapi Gino-ayah Lera malah berdiri dari kursi dan berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Lera.
Dewi melihat suaminya pergi begitu saja tanpa memperdulikan Lera sebenarnya ia ingin marah dan menegur, tapi percuma berkali-kali ia menegur pun tak akan digubris.
Lera menghela nafas kecil. "Yaudah Lera pergi dulu bunda dadah."
"Iya hati-hati"
Setelah itu Lera pergi kegarasi untuk mengambil motor klx miliknya.
••••
Pertengahan jalan menuju kampus.
Lera melajukan motornya santai dengan kecepatan yg lumayan tinggi, padahal ia tadi melewati polisi yg sedang beroperasi dan memberhentikan kendaraan lain.
Saat berhenti di lampu merah Lera mendengar tiupan peluit polisi yg nyaring. Ia berfikir mungkin anak sekolah atau kendaraan lain yg tak memenuhi surat-surat lalu kabur dan dikejar polisi.
Lampu merah tak kunjung hijau. Telinganya merasa risih karna kebisingan peluit polisi yg tak kunjung berhenti. Lera menengok kebelakang. Semua orang yg berhenti di lampu merah menatap Lera tak suka.
Jelas saja. Karna sedari tadi peluit polisi yg sangat nyaring itu tertuju padanya.
Ko pada ngeliatin gue begitu semua sih? Gue ada salah emang? -tanyanya dalam hati.
Seorang polisi yg masih ber helm dan memakai masker hitam berjalan menuju Lera.
Lampu jalan berubah hijau. Lera segara melajukan motornya menuju kampus. Tapi sebelum anak itu lolos pergi, kunci sepeda motornya terlanjur diambil oleh polisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...