Polisi itu tersenyum kecil. "Mbaknya yg kemarin itukan?" tanyanya dengan senyuman yg merekah.
Lera memutar bola matanya malas.
Hidup gue gini banget yak. -batin Lera.
"Mukanya jangan datar gitu mbak, masa masih pagi raut mukanya udah begitu" ucap polisi itu.
Lera menatap tajam polisi didepannya. "Bapak sengaja ya nilang saya?"
Polisi itu mengerutkan dahi. "Iya. Saya memang sengaja menilang pengendara seenaknya sendiri seperti anda." tegas polisi itu.
Ia menatap Lera tenang. "Berkendara dengan kecepatan tinggi dijalan yg lumayan padat itu sudah melanggar aturan berkendara. Apalagi anda ini seorang mahasiswi, seharusnya sudah mengerti akan peraturan berkendara. Jangan cuman asal menjalankan motor lalu seenaknya" jelas polisi itu panjang lebar.
Sebenarnya Lera ingin menyela untuk membela dirinya, tapi jika difikir dengan logika. Ada benarnya juga ucapan polisi ini.
Lera menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia mengerti apa yg diucapkan polisi itu. "Ya... Saya mengerti saya salah pak, tapi maaf sebelumnya kecepatan saya tadi hanya 80 tidak lebih"
"Ya saya tau tetapi jika jalanan sedang padat turunkan kecepatan nya. Kalo ada kecelakaan bagaimana? Yg rugi siapa? Mbaknya sendirikan, masa saya yg rugi" jelas polisi itu sekali lagi.
Lera hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jangan hanya menganggukkan kepala, tapi tepati juga peraturan yg ada" ujar polisi itu.
Lera tersenyum terpaksa pada polisi itu. "Iya pak polisi, saya mengerti. Kalau begitu saya permisi dulu" Lera memakai kembali helmnya.
Beberapa detik kemudian saat ia melihat kontak motor. "Loh kunci gue.." gumamnya.
Lera merogoh saku celananya. "Kok ngga ada ya" ia masih tetap mencari.
Sedangkan polisi yg berdiri disampingnya sedang menahan tawa, dan berusaha tak menyunggingkan senyuman melihat Lera kebingungan.
Saat sibuk mencari dimana kunci motor nya, tiba-tiba kunci itu menggantung tepat didepan matanya.
Lera menoleh, melihat siapa yg memegang alias menyembunyikan kunci motor miliknya. "Kenapa nggak bilang dari tadi sih pak" ia geram dengan polisi itu.
Polisi itu tersenyum puas. "Anda tidak tanya, kenapa harus saya berikan?" tanyanya enteng.
Lera menatap polisi itu datar. "Serah deh pak, siniin kunci saya" Lera ingin mengambil kunci itu, tapi ditarik lagi kuncinya dan beralih digenggam oleh polisi itu.
"Sebelum saya kembaliin kuncinya, mbaknya mau tau sesuatu nggak? Saya punya ramalan buat mbak." ucap polisi itu sambil tersenyum lebar.
Lera tak menjawab, ia sedang menahan geram agar tak memberi tonjokan pada polisi didepannya.
Baru kali ini dalam sejarah hidupnya Lera menemukan polisi seperti ini, yg ia tau bahwa kebanyakan polisi itu bicaranya tegas, kaku, mukanya juga cool. Lah ini... Mukanya malah benar-benar tengil, mengapa ia tak menjadi kang parkir depan pasar aja? Yg sering menggoda ibu-ibu habis beli sayur.
"Saya mencium bau-bau kalo mbaknya nanti bakalan nebeng sama saya" ucap polisi itu ke-PD an.
Nebeng? NGIMPI kali lo
Lera menatap polisi itu datar. "Saya nggak butuh tebengan anda!" Lera langsung merampas kunci motornya.
Polisi itu menampilkan smirknya. "Yakin?"
Lera tak menanggapinya, ia langsung pergi begitu saja. Masa bodo dengan yg diucapkan polisi tengil itu.
°°°°
Selesai dengan pelajaran mata kuliahnya Lera pergi menuju kantin.
"Mang Juki cilok nya satu ya" ujar Lera pada mang Juki, kang cilok baru dikantin.
"Hai kembarannya mbak frozen" ucap Eva- sahabat Lera sejak masa Sma hingga kuliah. Eva duduk tepat di depan Lera.
Lera meliriknya sekilas. "Frozen itu nama judul filmnya." ucap Lera.
"La-" barusaja Eva ingin mengatakan sesuatu pada Lera tapi ke duluan mang Juki yg tiba-tiba datang.
"Ini neng ciloknya" ucap mang Juki
"Loh mang kok ciloknya cuman satu?" tanya Lera bingung. Pasalnya mang Juki hanya menyodorkan satu biji cilok dengan tusukan, hampir mirip seperti permen.
"Loh tadi kan eneng bilang nya 'ciloknya satu mang' nah ini ciloknya satu neng" ujar mang Juki jujur.
Lera menatap mang Juki datar, sedangkan Eva ia sudah tak tahan lagi jika harus menahan tawa.
"Bwahhhahaha" Eva tertawa lumayan keras hingga sbgian anak yg berada dikantin menatapnya horor.
Lera menghela nafas sabar. "Maksudnya cilok satu itu bukan satu biji cilok begini mang..." ucap Lera.
"Lah terus neng?" tanya mang Juki polos.
Lera menahan geram. "Satu itu, satu porsi cilok mang bukan satu biji cilok kaya gini."
"Hahaha lagian sih lu tulul banget jadi orang, bilang itu yg jelas. Kasih penjelasan sama mang Juki, jangan cuma php in aja haha" Eva menahan tawanya sekarang.
"Oalah... Bilang atu neng kalo satu porsi. Saya kan nggak tau, satu itu ka banyak neng, satu biji, satu tusuk,satu porsi,apa satu mangkok" ujar mang Juki.
Lera menatap mang Juki dengan senyuman datar.
"Saya ambilkan dulu neng" ucap mang Juki.
Saat mang Juki hendak pergi Eva memanggil nya. "Ehh mang... Itu ciloknya buat saya aja"
"Serebu neng" sambil memberikan satu biji tusukan cilok pada Eva.
"Nanti sekalian yg bayar temen saya pak" ucap Eva menunjuk Lera dengan dagunya lalu melahap ciloknya.
Lera menatap Eva sengit. Tadi saja menertawakan dirinya sekarang malah minta bayarin, yaaaa... Meskipun itu hanya seribu.
"Ahh elah serebu doang neng, sengit amat matanya" ucap Eva.
Bodo amat dengan sahabat nya, Lera lebih memilih memainkan hpnya.
"Oh iya, gimana tadi?" tanya Eva.
Lera mendongak menatap Eva. "Hmm?"
"Soal frozen" ucap Eva bersemangat.
Lera menatap Eva lempeng. "Google"
"Ini neng ciloknya" ujar mang Juki yg datang membawa pesanan cilok Lera.
Lera mematikan hpnya. "Makasi ya mang" ia mulai memakan ciloknya yg berlumur saos,bubuk cabai dan kecap.
"Ra" panggil Eva.
"Hmm?" gumam Lera tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya pada cilok.
Eva melipat tangannya diatas meja. "Jadi mbak Frozen itu nama aslinya Elsa?"
Lera menatap datar Eva. "Kan emang nama tokohnya dari awal itu Elsa" ucap Lera tenang.
"Lohh tapi kemaren kata Farhan fro-" ucapan Eva terpotong.
"Shutt, obrolan lo itu unfaedah tau nggak" ucap Lera.
"Enggak" ucap Eva polos.
°°=°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
Fiction généraleMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...