Karna motor sedang di bengkel, mobil pun juga di servis jadi pagi ini Lera berangkat naik ojol.
Mata kulah pagi ini ternyata bukan diisi dengan penjelasan materi atau latihan soal,melainkan kuis dadakan. Semua tas murid dikumpulkan dilaci masing masing dan harus dikunci, hp pun juga harus ikut masuk didalam sana. Selesai itu kunci laci harus diberikan pada dosen selama kuis berlangsung.
Kuis kali ini bukan tanya jawab langsung, melainkan jawaban ditulis pada kertas dan yg paling banyak menjawab soal serta nilai paling tinggi ia akan pulang lebih awal hari ini.
1 jam 30 menit sudah berlalu...
Kuis sudah selesai, jawaban sudah dikumpulkan hanya tinggal menunggu hasil."Ra lo tadi berhasil jawab berapa?" tanya Eva.
Lera melirik Eva sekilas lalu ia menunduk memainkan kuku-kukunya. "Dua puluh lima." ucapnya lirih.
Eva membelakkan matanya. "Gilak, otak lo berapa GeBe Ra?." Eva melihat sahabatnya takjub, dari 30 kuis tadi sahabatnya bisa menjawab 25 soal, dan sebagian soal itu adalah materi bab akhir.Sedangkan materi yg diajarkan dosen belum sampai setengah bab.
Lera menghela nafas berat. "Kemaren gue nggak belajar."
Eva masih menatap Lera cengo sambil geleng-geleng. "Ra lo nggak belajar aja bisa jawab dua puluh lima soal, trus gimana kalo lo belajar Ra?."
Lera tak menjawab, ia memikirkan berapa nilai yg akan ia dapat nanti. Jika ia mendapatkan nilai yg masuk kategori B bagaimana? Seperti apa amarah ayahnya nanti.
"Ra" panggil Eva.
"Hmm?" Lera menoleh ke kiri menatap Eva.
"Jangan murung gitu... Gue yakin lo pasti dapet nilai A lagi, kan lo pinter." ujar Eva sembari tersenyum, ia berusaha agar membuat Lera tak terlalu murung memikirkan nilai.
"Masih mending Ra lo bisa jawab soalnnya sampe dua puluh lima..." Eva menghela nafas sedih. "Apa kabar dengan gue yang cuman bisa jawab sepuluh soal?"
Lera menoleh pada Eva. "Remidi."
Eva giliran menatap dosen di depan yg memiliki rambut seperti Tok Dalang. "Kuis mana bisa remidi Ra." sekali lagi menghela nafas sedih.
"Baik, saya akan bagikan lembar jawaban kuis kalian. Semoga beruntung hari ini... Mulai dari Adam, Dimas..." dosen terus menyebutkan nama-nama murid lain.
Nama yg disebut dosen duluan, itu adalah nama anak-anak yg masuk nilai A. Sudah lima anak yg dipanggil, sedangkan nama Lera belum juga disebut.
Tangannya gemetar, bibirnya memucat, tatapan matanya pun juga semakin gelisah. Jantung Lera berdegup sangat kencang, perasaan tak enak pun muncul begitu saja.
"Alera"
Dosen menyebut nama Lera diurutan ke delapan. Ia maju dengan perasaan tak enak, takut melihat hasil kuisnya hari ini.
"Kamu dapat A kurang Alera" ucap dosen sambil menyerahkan lembar jawaban kuis.
Lera menerimanya lalu mengangguk kecil. "Maaf pak kemarin saya tidak belajar" Lera menunduk sembari terus melihat huruf A- di pojok kanan yg bertinta merah.
"Tidak apa-apa usahamu sudah bagus, bapak bangga itu. Kuis hari ini tak akan ada yang tau kecuali saya, jika ayahmu bertanya... Tenang saja" ujar dosen tersebut.
Lera mendongak dengan wajah sumringah. "Makasih ya pak."
Dosen itu mengangguk, Lera kembali berjalan menuju bangkunya.
°°°°
Hari ini Lera pulang lebih awal, karna sesuai dengan ucapan dosen tadi yg mendapat nilai tinggi dan masih masuk kategori A ia akan pulang awal. Ia akan pergi ke bengkel semalam untuk mengambil motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...