Cliingg... Cliingg....
Seorang namja dengan sweater merah jambu menoleh ke arah suara lonceng terdengar disusul suara pintu yang di dorong terbuka.
"selamat datang, ada yang bisa kami bantu? " ucapnya tersenyum manis
Sementara dihadadapannya, terpana seseorang berkemeja abu-abu, dengan jas kerja tersampir dilengannya, tatapannya jatuh kepada binar lugu yang dipancarkan iris mata pemuda manis dihadapannya. Dirinya sedikit bingung, bisakah sebuah tatapan kosong memancarkan kenyamanan? Karena kenyataannya pemuda dihadapannya tersebut memang menatap tetapi seperti kosong..
"maaf, ada yang bisa saya bantu? "
Suara lembut dan dalam dari pemuda didepannya membuyarkan lamunannya."ah, maaf aku sedang mencari buket bunga untuk ulang tahun pernikahan saudariku. " ucapan keluar dari bibir tipisnya, matanya tidak pernah lepas memandang betapa indah sosok di depannya? Cinta pandangan pertama?
Entahlah dirinya bukan penikmat kisah-kisah roman atau cerita percintaan yang menurutnya tidak penting. Karir dan kesuksesan itu adalah kunci kebahagiaan menurut pemikirannya yang kaku.
"baiklah, uhm.. apa jenis bunga yang disukainya? Toko bunga kami selalu menyediakan buket bunga yang cantik uhm.... "
"Kim Sunggyu, kau bisa memanggilku Sunggyu, dan bunga apa yang bisa toko ini rekomendasikan untuk keperluanku? "
"baiklah, Sunggyu-ssi. Uhm.. Bagaimana jika rangkaian bunga mawar dan aster? "
Ucapnya, tatapannya yang kosong namun teduh tersebut masih menghias wajah putihnya."ah, tentu. Aku tidak pandai dalam memilih bunga... "
CRAASSHH...
"Yah! Dasar bodoh, apa kau buta!!? bagaimana bisa kau memberikan kartu ucapan berduka untukku? Rangkaian bungaku adalah untuk pernikahan! Dasar bodoh! " bentaknya keras
Tiba-tiba seorang pria bertubuh tegap datang melempar buket bunga ke arah pemuda dengan sweater merah jambu yang sekarang tampak terkejut dengan mata sedikit membesar, percakapannya dengan pemuda tadi terpaksa berhenti.
"maafkan kami Tuan, hari ini kami memiliki 2 orang pelanggan dengan nama belakang Lee, saya pasti keliru saat memberikan anda, sekali lagi maafkan saya. " ucapnya lalu membungkuk dalam sebagai bentuk permohonan maafnya.
"hyung, ada apa? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja? " pemuda dengan paras cantik bertubuh semampai datang tergopoh-gopoh menghampiri, meraih lengan pemuda yang dia panggil hyung barusan, keterkejutan belum hilang dari wajah putihnya yang sedikit kehilangan rona.
"kami benar-benar minta maaf atas keteledoran kami Tuan, kami akan menggantinya dan membuat ulang. "
Pria dengan mata cukup besar, berwajah unik dan bertubuh lebih pendek menyusul pria cantik sebelumnya, juga ikut membungkuk menyatakan perasaan bersalah."dasar tidak becus, hanya sebuah buket bunga dan kau memberikan yang salah. Kau taruh dimana matamu? Apa hanya untuk menghias wajahmu saja? " kata-kata yang cukup pedas kembali terlontar.
"Tuan, perhatikan bicara anda tolong, kami sudah meminta maaf dan akan menggantinya." ucap pria berwajah cantik mulai tidak terima mendengar makian yang cukup menyakitkan tersebut.
"Sungjong-ah, cukup. Gwenchana, hyung
akan mulai mengambil bunga yang baru, tolong kau bantu Sunggyu-ssi untuk mencari aster dan mawar. Dongwoo hyung tolong ambilkan tongkatku." Karena merasa terkejut dan panik, dirinya tidak bisa fokus mendengar arah suara Dongwoo saat tadi berbicara, alhasil tangannya terjulur ke arah berlawanan dengan posisi Dongwoo berdiri.