" Oh. Jadi kau yang bernama jeanne jeanne itu? " Ucap wanita yang ada di depan ten dan mengamati tubuh ten sambil memutari nya. Ten hanya bisa diam. Ia hanya melirik wanita itu takut kalau sewaktu-waktu wanita itu melakukan hal aneh kepadanya.
" Apasih yang membuat taeyongku tergila-gila padamu? Proporsi tubuh sudah jelas aku lebih berisi darimu. Hmm. Atau jangan-jangan kau memakai guna-guna ya? "
" Ten. Ayo. Siapa dia?" Hanbin memekik.
Belum saja ten menyahut wanita centil ini langsung menyahut.
" Wah wah siapa lagi pahlawanmu kali ini jeanne? Tapi tidak penting. Selama kau tak mengganggu tae ku lagi. Hi bocah. Kenalkan aku Floe Abigail!" Floe menyulurkan tangannya.
" Floe? Floe model terkenal dari phillipine itu?"
" Sudahlah hanbin ayo pergi saja. Tidak penting sekali mengurusi urusan orang lain. Dan kau. Siapa namamu? Floe? Ingat ya! Ini pertemuan ter menyebalkan sepanjang hidupku. Siapa kau yang berani menilaiku sesuka hatimu? Dan lelaki ini bukan bocah dia adalah seorang dokter di usia yang belia. Tidakkah kau bangga. Sedangkan dirimu hanya bisa mencacati orang lain saja. Perihal taeyong. Kau urus saja dia. Aku sudah tidak ada hubungannya dengan dia lagi. Permisi!"
Ten membawa hanbin dari suasana tak mengenakkan hati. Hanbin hanya bingung. Sementara floe tersenyum licik.
" Baguslah aku tak perlu bersusah payah mengingkirkan lalat seperti dia. Setidaknya setelah ini taeyong akan benar menjadi milikku seutuhnya "
" Floe. Apa kau sudah selesai? "
Itu suara taeyong yang menghampiri floe membawa beberapa tas berisi belanjaan juga. Rupanya mereka sedang berbelanja. Beruntung ten tidak menemui taeyong lagi.
" Sudah sayang. Ayo kita pulang. " Floe menggamit lengan taeyong
" Sepertinya aku mendengar kau sedang berbicara pada orang lain. Siapa? Dan sepertinya kau tampak bahagia sekali ada apa? "
" Tidak ada. Hanya saja aku ingin ". Wanita berkulit tanned dengan rambut sepinggang yang di ikat moncol pergi dari tempat itu.
Sementara hanbin yang sudah selesai memasukkan barang belanjaan ke dalam mobilnya.
" Apa tidak ada yang tertinggal lagi?"
" Tidak. Sebaiknya kita segera pulang. Aku sedang tidak enak badan" sergah ten.
" Wahh. Aku benar-benar tak menyangka loh ten. Dia. Dia Floe Abigail itu. Model terkenal. Dengan keseksian dan kulit eksotisnya. Dan tahun lalu dia mendapat penghargaan model terbaik loh! " Hanbin menjelaskan kekagumannya di tengah perjalanan. Ten tidak menanggapinya.
" Ten. Jadi. Dia. Alasan kau dan tae putus?"
Hanbin memilih kalimatnya agar tak menyakiti hati ten.
" Kau pikir saja. Kau kan laki-laki. Bagaimana pandanganmu terhadapnya? Huh?" Nada ten terlihat kesal.
" Hei. Bagiku kau tetap nomor satu kok. Jangan badmood lagi ya anak manis" rajuk hanbin
" Katanya kau memuja model itu. Jangan berteman lagi denganku. Kejarlah wanita iblis itu "
Hanbin hanya tertawa kecil. Nampaknya ten memang kesal.Dirumah taeyong.
" Imooooo! " Floe menghamburkan pelukannya ke eomma taeyong.
" Aduuuhhh. Calon mantu imoo. Sudah puas belanja nya? Harusnya kau tak perlu repot membeli sendiri. Kan imo bisa meminta Bibi disini untuk membantu imo. Kau pasti lelah ya. Aigoo" ia menepuk punggung floe lembut.
" Apanya. Yang membawakan semua belanjaan ini saja aku. Mana ada dia lelah! Manja sekali" sahut taeyong sensi.
" Taeyong kau tidak boleh seperti itu pada calon istrimu!"
Calon istri, bermimpilah saja! Batin taeyong.
Setelah meletakkan semua sayuran dan beberapa paper bag belanjaan tadi, taeyong berlari ke kamarnya.
" Tae. Kau membiarkan floe kecapean seperti ini? Mana hati nuranimu. Dia sudah jauh datang dari filipina ke korea hanya untuk bertemu denganmu loh!" Ucap eomma taeyong meneriaki putranya itu.
" Itu salah nya sendiri eomma. Suruh siapa dia datang kesini" taeyong membanting pintu kamarnya keras.
" Tak apa eomma. Biarkan dia menerima keadaan ini. "
Taeyong membenamkan dirinya di kasur.
Sementara disisi lain. Ten yang sudah sampai apartemennya hanya duduk memeluk lutut dengan tangan kirinya. Ia mengusap tubuh joe pelan. Joe yang menikmati makannya itu hanya bisa diam menjilat jilat makanan kucing di depannya.
" Katakan joe. Jadi wanita itu yang membuat tae berpaling dan bermain dibelakangku? Hmm?"
" Ya. Kuakui dia memang sangat cantik. Selebihnya lebih baikan aku kan?"Drrttt. Drrrrrr.
" Yeobboseo? Mwo?"
" Hey. Kau sedang apa?" Ucap seseorang di sambungan seluler ten.
" Ah. Hyeong! Tidak ada. Tumben hyung menelfon. Ada apa?"
" Sabtu depan pesta pernikahan temanku temani hyung pergi kesana ya? " Pinta pemuda seo itu
" Ya ampun. Pergilah berkencan sana. Agar kau tak mengganggu ku lagi!"
" Ayolahhhh uri dongsaeng. Aku hanya butuh seseorang untuk menemaniku!" Mohon seo.
" Dan ada pesta dansa tentunya " tambah seo dengan nada menggoda. Jika sudah menyangkut dansa. Ten tentu saja tertarik.
" Baiklah. Kau berhasil mebujukku."
" Tenang. Pesta dansa kali ini ada topengnya dari owner. Kau tak usah sungkan apalagi malu menari didepanku hehe"
" Hyeongg!!!" Teriak ten
" Iya iya. Aku tak akan menggodamu lagi. Aku juga sudah siapkan set dress beserta heels nya. Tunggu saja di apartemen mu. Nanti pukul 7 malam aku akan menjemputmu"
" Baiklah".
Ten menutup telfonnya.
Ia membayangkan. Sudah lama sekali ia tak menari didepan orang banyak. Karena ia fokus dengan skripsinya, itu membuatnya tak sempat untuk meneruskan bakat menarinya itu. Bahkan ia sudah keluar dari grup pelatih dance. Sangat disayangkan karena murid didikannya itu sangat membutuhkan ten apalagi untuk olimpiade. Ten memutuskan mencarikan pelatih pengganti untuk muridnya itu.
Ten dan Hyungnya sudah sampai di lokasi peenikahan. Ballroom yang mewah yang hanya mengundang tamu VIP itu tidak terlalu padat. Ten mengekori hyungnya kemanapun termasuk saat seo akan bersalaman kepada temannya mengucapkan selamat.
" Yooo. Congrats bro! "
" Ah Thank you seo. Kau sudah sempat datang kemari. Tak usah sungkan. Oh ya siapa gadis yang kau bawa ini? "
" Ini adikku. Ten "
Ten mengulurkan tangannya kepada teman johnny. Melihat hyungnya akan lama berbincang maka ia pamit menuju pinggiran kolam untuk melihat-lihat.
Ten menjinjing gaunnya dan mengambil segelas minuman meski ia tak haus. Pembawa acara mengambil kesempatan bicaranya mengumumkan bahwa sebentar lagi ajang pesta dansa. Lampu sorot telah menyala menyorot beberapa angle. Ten sudah mengenakan topengnya sejak ia memasuki ballroom karena itu peraturannya.
Alunan musik dansa mulai terdengar samar sebelum akhirnya lampu sorot menenai titik dimana ten berdiri. Ten melijat disekelilingnya. Ternyata benar ia telah ditunjuk.
Mau tidak mau ten mulai berdansa solo.
Lima menit, seorang pria menyambung tarian ten. Mereka menjadi pasangan duo ditengah stage room. Membuat beberapa yang ada disana menikmati kagum. Pria itu meliukkan tubuh ten lalu berakhir dalam dekapannya. Nafas ten yang mencoba untuk disesuaikan karena step dance yang berirama juga pria ini. Entah kenapa membuat jantungnya bergemuruh. Setelah musik berhenti. Ten yang masih di dekap pria itu bertatapan. Sorot mata tajam. Tampaknya tidak asing.
" Wah wah wah. Hebat sekali dansa kalian" diiringi tepuk tangan seorang wanita. Itu floe!
Ten melepaskan tubuhnya dari pria itu.
" Mari kita lihat siapa yang jadi pasangan menari taeyong ku ini " floe penasaran dan menarik paksa topeng ten.
" Kau! "
"Ten!" Ucap taeyong dan floe bersamaan. Ten melangkahkan dirinya mundur lalu membentur tubuh seseorang.
" Ada apa ten ribut sekali? "
.
.
Mian. Lagi kurang ide. Padahal udah ada workplan. Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion and Rose |TaeTen|
RomansaBe like a dandelion. Whenever they fall apart, they start again, have hope.