Hari ini langit di landa mendung sejak pagi hingga sore ini. Membuat Jaeyun yang ingin segera pulang harus berdecak malas saat hujan mulai membasahi tanah bumi beberapa detik lalu.
Kini sekolah menjadi tempat yang begitu menakutkan untuknya. Perundungan, cacian, di kucilkan, semua itu ia alami semenjak beredarnya foto dirinya dan Haruto beberapa minggu lalu.
Jaeyun berdiri di koridor sekolah yang letaknya tak jauh dari lapangan basket. Ia menyandarkan bahunya pada dinding.
Udara semakin dingin dan ia tidak membawa jaket ataupun hoodie. Bahkan payung-pun ia tak bawa.
"Aku anter pulang."
Wajah Jaeyun yang tertunduk dapat melihat sepasang sepatu hitam milik laki-laki yang begitu ia rindukan.
"Ngga usah, makasih." tolaknya. Mati-matian Jaeyun menahan agar tidak menangis karena hatinya yang masih terluka.
"Keras kepala banget si kamu, ayo aku anter. Kalau nunggu hujan reda bisa sampe malem." ketus Sunghoon, ia menarik Jaeyun paksa agar beranjak meninggalkan lorong sekolah yang mulai gelap.
"Kamu kenapa kaya gini si, Hoon?"
Sunghoon berhenti melangkah. Dadanya berdenyut nyeri. Ia berbalik, menatap manik Jaeyun yang berkaca-kaca.
"Aku ngga tau maksud kamu apa, kamu bilang kita udah selesai. Kalau udah selesai ya udah, jangan bikin aku mikir kalau semuanya cuma sandiwara kamu-"
"Iya, ini cuma sandiwara." potong Sunghoon cepat, ia tak sanggup lagi berbohong, "Aku lakuin ini buat kamu, Jaeyun. Cuma ini yang bisa aku lakuin buat jagain kamu karena aku bukan Haruto atau Guanlin yang punya kekuasaan buat ngelakuin apapun. Cuma ini... Cuma ini yang bisa aku lakuin buat kamu."
Perlahan manik keduanya mulai memburam. Lelehan air mata membasahi pipi keduanya.
"Karena aku ngga bisa ngelindungin kamu dengan baik kaya Haruto, aku cuma bisa ngelindungin kamu dari jauh kaya gini." lanjut Sunghoon.
"Sunghoon, jangan gini. Kenapa kita ngga bicarain dulu, pasti ada jalan lain."
Sunghoon menggeleng pelan, "Sunoo lebih berbahaya dari yang kamu kira. Dia kelewat nekat, aku ngga mau karena kamu deket sama aku Sunoo lukain kamu kaya sebelum-sebelumnya."
Tak ada yang bisa Jaeyun katakan meski ia mau berbicara. Ia mau berbicara, mengatakan bahwa dirinya tak ingin hubungan mereka tersudahi, mengatakan bahwa ia takut Sunghoon yang terluka karena melindunginya.
Namun Jaeyun tak sanggup karena rasa sakitnya justru mendera hingga ke tenggorokan. Jaeyun hanya bisa memandangi Sunghoon dengan sendu. Hingga Sunghoon membawanya kedalam satu pelukan hangat dan berbisik, "Aku mau kamu bahagia."
M I S T A K E
"Kak, ayo makan." kepala Haruto terlihat dari sela-sela pintu kamar Jaeyun.
Senyum di wajah Haruto luntur begitu melihat banyak luka lebam di sekitar lengan dan punggung kakaknya, bahkan di sekitar betis juga terdapat luka.
"Siapa yang bikin kakak kaya gini?!" Haruto menatap luka-luka di tubuh kakaknya dengan nanar.
Sial, kenapa kakaknya harus terus terluka si?!
"Jawab aku kak!" kali ini Haruto menarik dagu Jaeyun agar menatapnya yang sudah berdiri dengan rahang yang mengeras.
"Uhm?" mata Jaeyun mengerjap beberapa kali, seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mistake •harujake ft. sungjake
Romancetidak seharusnya Haruto jatuh cinta pada Jaeyun, kakaknya sendiri. !WARN! • Boys Love • 18+ #2 -Ben