[S1] - 01 | Menghilang

341 12 80
                                    

Lagu-lagu bollywood bertemakan pernikahan menggema di dalam dan luar tempat ini. Di dalamnya, sudah banyak para tamu yang sibuk dengan kegiatan masing-masing; ada yang menari, mengobrol dengan kenalannya, makan, dan sisanya hanya menonton.

Di ruangan yang lebih dalam lagi, seorang gadis mematut dirinya di depan cermin. Dirinya tampak sangat cantik dengan setelan lehenga merah khas pengantin. Senyum manis di bibir gadis itu terus merekah. Sesekali, ia pandangi tangannya yang berhiaskan mehndi. Mehndi itu kelihatan terang-yang mana kata orang berarti mempelai pria sangat mencintainya.

"Kak Arzoo!" seru gadis lainnya yang lebih muda dan mengenakan sari merah muda. "Akhirnya kau akan menikah juga, astaga ... aku rasanya tidak percaya ini!"

"Aku juga, Radha. Akhirnya, kisah cintaku dan Jai akan happy ending," balas Arzoo pada gadis yang memeluknya bahagia itu, Radha, adiknya.

"Kak Rhea mana?" tanya Arzoo, karena dia hampir tak melihat kakaknya itu setelah ia selesai dirias.

"Entahlah. Dia dan kak Rishi tadi meributkan sesuatu," jawab Radha.

"Aku berdoa, semoga pernikahanku dan Jai bisa seperti Kakak dan kak Rishi. Cinta mereka bertambah besar setiap hari, meski sudah empat tahun mereka menikah," harap Arzoo, matanya memandang ke depan seperti melihat bagaimana kisah cinta kakaknya itu.

"Setelah aku dan Rohan menikah nanti, pernikahan kami akan lebih luar biasa lagi," timpal Radha.

"Kalau kau sudah sangat tidak sabar ingin menikah, kenapa tidak menikah saja sekarang?"

"Oh ayolah, Kak, aku bahkan baru menyelesaikan kuliahku, aku belum sempat bekerja."

"Aku cuma bercanda, Sayangku." Arzoo memberi pelukan pada adiknya itu.

"Sudah, ayo kita keluar. Aku ingin menari di acara pernikahanku," ajak Arzoo semangat.

Mereka pun bergandengan tangan keluar. Kemudian, Arzoo langsung bergabung menari bersama beberapa tamu undangannya. Kebahagiaan yang terpancar di wajahnya tidak pudar barang sedetikpun.

Tak terasa, detik, menit, dan jam berganti. Pagi sudah berganti siang. Namun, rombongan Jai tak kunjung datang.

Entah sengaja melupakan untuk membunuh waktu atau apa, Arzoo tetap menari dan bersenang-senang bersama teman-teman Radha. Dia seolah tidak mau ambil pusing soal Jai yang belum menunjukkan tanda-tanda kemunculannya.

Sementara di depan pintu, pria dan wanita ini malah resah menatap Arzoo yang tengah menari. Mereka berdua habis menjemput mempelai pria di hotel tempatnya menginap, tetapi yang terjadi adalah resepsionis mengatakan pria itu sudah check-out tadi pagi-pagi sekali. Tidak ada yang tahu dia akan ke mana, karena tidak ada satupun orang yang diberitahu tentang kepergiannya.

"Bagaimana cara kita memberi tahu Arzoo tentang ini, Rishi?"

Rishi hanya menggeleng pelan menanggapi keresahan istrinya. "Semoga saja Jai sedang dalam perjalanan, meski itu juga tidak mungkin. Tidak butuh waktu lama untuk datang ke sini dari hotel itu."

"Kakak, Kak Rishi, ada apa? Kenapa kalian kelihatan panik begitu?"

Rishi dan Rhea saling tatap mendengar pertanyaan Radha. Bagaimana mereka akan menjawabnya?

"Kak, kenapa kalian berdua malah diam? Ada apa? Semuanya baik-baik saja, kan? Mana Jai? Sonu bilang, kalian tadi pergi menjemput Jai, kan?" berondong Radha.

"Jai tidak ada di hotel, Radha," ungkap Rhea lemah.

Mulut Radha terbuka sempurna; matanya membelalak lebar karena terkejut. "Tidak ada di hotel?"

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang