Selalu Ada Cara Untuk Kita Bertemu

151 34 3
                                    

Saehee mendorong troli belanjaannya menyusuri rak-rak bumbu makanan yang ada di supermarket itu. Matanya cukup jeli dalam membaca setiap merek garam dan merica serta beberapa bumbu dapur lainnya yang tersusun rapi di rak. Ia melirik layar ponselnya, masih ada beberapa bahan makanan lain yang harus ia beli. Ibunya menyuruhnya untuk berbelanja hari ini. Ibu sedang malas keluar rumah. Beliau baru saja selesai melakukan perawatan kulit wajah kemarin dan kulitnya masih kemerahan akibat perawatan itu. Alhasil, Saehee yang harus membeli keperluan rumah hari ini. Ia sudah berkeliling supermarket selama 1 jam dan sudah mendapatkan sebagian besar dari daftar panjang belanjaan yang diminta ibunya. Hanya tinggal beberapa bahan lain yang ia butuhkan; shampo, deterjen, juga krim cukur untuk ayah.

Saehee sudah sampai pada deretan merek krim cukur yang sama sekali tak familiar dimatanya. Ayahnya berpesan untuk membeli merek krim cukur tertentu dan Saehee dengan mata yang sangat fokus menyusuri satu persatu krim cukur berbagai merek itu.

"Gillete ... Gillete," guman Saehee sambil mendorong trolinya.

Saehee berhenti begitu ia menemukan merk krim cukur yang diminta oleh ayahnya. Ia segera mengambil beberapa dan memasukkannya ke troli. Ini barang terakhir yang ada dalam daftar belanjaannya. Ia sudah bisa membayar ke kasir dan segera pulang ke rumah. Kakinya sudah sangat lelah setelah mengelilingi supermarket yang lumayan besar ini.

Baru dua langkah Saehee berjalan, ia segera berhenti dengan mata terbelalak sempurna.

"Ah, dia lagi," guman Saehee dalam hati begitu melihat sosok Jungkook tengah menatap intens kearahnya dengan sebuah keranjang belanja berwarna merah di tangannya. Ia tak tahu harus menyebut kejadian ini apa. Sebuah kebetulan, takdir atau kesialan beruntun yang amat tak menyenangkan.

Pria itu mengumbar senyum, lalu berjalan mendekati Saehee. Saehee segera mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri. Dengan kecepatan kilat ia memutar trolinya dan berjalan cepat menghindari makhluk itu.

"Yaak! Kenapa jalanmu cepat sekali?" Jungkook menyamakan kecepatan langkahnya dengan Saehee, mencoba menyusul Saehee yang berjalan super cepat seperti baru saja di kejar oleh hantu.
Saehee segera memasang tampang sangar andalannya. Tak lupa ia melatih dialog dan nada ketus yang sudah beberapa waktu belakangan ini tak ia lontarkan kepada pria itu.

"Kebetulan sekali kita bertemu disini."

Saehee tak menggubris. Ia hanya berjalan semakin cepat menuju kasir yang tempatnya lumayan jauh. Sesekali ia melemparkan tatapan super mematikan kearah pria dengan jaket hitam disampingnya itu. Sayang sekali, tatapan setajam laser milik Saehee masih belum bisa menaklukan nyali sekuat baja milik Jungkook. Pria itu hanya mengumbar senyum polosnya dan melanjutkan 'percakapan' itu dengan beberapa kata basa-basi untuk memancing lawan bicaranya membuka suara.

Saehee telah sampai di deretan meja kasir untuk melakukan pembayaran. Ia segera mengambil posisi di kasir yang masih kosong. Jungkook mengikutinya dengan mengambil posisi di kasir di sebelah Saehee yang juga masih kosong tanpa antrian. Jungkook tanpa henti menatap Saehee sambil sesekali tersenyum jahil. Sejujurnya, ia sangat merindukan gadis itu walaupun baru beberapa hari mereka tidak bertemu.

Jungkook telah selesai dengan belanjaannya. Tak banyak yang ia beli. Hanya beberapa mi instan berbagai rasa, beberapa cemilan, juga sebuah krim cukur. Ia segera menghadang Saehee yang masih menunggu belanjaanya selesai di hitung.

"Apa yang kau lakukan selama liburan ini? Apa kau sudah ke Haeundae? Mau pergi bersama ku akhir pekan ini? Tidak akan ada banyak orang di saat musim gugur seperti ini. Pasti akan menyenangkan," kata Jungkook dengan antusias.

Saehee bungkam. Menurutnya, pria super bawel seperti Jungkook akan segera pergi jika ia sudah lelah mengoceh dan tak ditanggapi oleh lawan bicaranya.

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang