hari sudah mulai maghrib tapi di tengah-tengah taman masih tampak seorang gadis berambut panjang dan menunduk lesu ke sungai kalau dilihat dari jauh sih nampak seperti kuntilanak hush…hush..tentu saja bukan gadis itu adalah ruth,saat ini dia sedang memikirkan tentang seseorang pria yang dicintainya yaitu Erick sahabat karibnya.
“Hey..non,kok melamun sih?maghrib begini lagi?!?ntar kesambet loh!” serentak suara itu membuyarkan lamunan ruth,ia mendongak ke atas lalu dilihatnyalah seorang pria tampan,tidak terlalu tinggi memakai kaos biru oblong,celana jeans dan sepatu skets putih. “apaa?siapa yang melamun?aku tidak melamun hanya saja..” belum sempat ruth melanjutkan erick sudah terlebih dahulu memotong omongannya
“hanya saja apa?kau hanya bengong?merenung?hey itu sama saja”. “aku belum selesai berbicara!maksudku aku hanya ingin menikmati pemandangan” bantahnya.”ahh..masa?aku tidak percaya” kata erick mencoba mengejeknya.
“haaah…!!sudahlah terserah kau saja!” kata ruth pasrah sambil menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
“hahaha..kau ini jangan marah dong!aku kan hanya bercanda” kata erick mencoba menghiburnya,ia pun menjawab “iya..aku tahu,yasudah aku mau pulang” jawabnya.
“baiklah,ayo kuantar!”.
Selama diperjalanan pulang mereka terus bercanda-canda ya karena inilah hal yang selalu mereka lakukan terutama ruth,ia selalu mencoba membuat erick selalu tersenyum karena ia tahu hidup erick tidak akan lama lagi.Erick menderita penyakit kanker paru-paru sejak umur 12 dan divonis hidupnya tidak akan lama lagi.
“Nah..sudah sampai,silahkan turun tuan putri” kata erick. “iyaa…pangeran hahaha” balas ruth. “apa kau bilang?aku?pangeran?wah..tidak kusangka” kata erick sambil melambungkan senyuman liciknya.Ruth pun menatap tajam ke wajah erick “apa maksudmu?”.
“yah..tidak kusangka aku setampan itu sehingga kau menyebutku pangeran” kata erick sambil tertawa. “pangeran?hahaha..kau tidak usah bergurau” lanjutnya “aku bilang kau pangeran tapi tidak semua pangeran itu tampan maksudku kau itu seperti pangeran kambing hahaha..” tawa ruth sangat puas,nampak erick yang cemberut manyun “hey!pangeran kambing?apa maksudmu?kau menyamakanku sama hewan?!?” tanyanya. “hahaha…aku hanya bercanda ini sebagai pembalasanku atas ledekkanmu tadi di taman” jawab ruth masih tidak dapat menahan tawanya. “Ohh..jadi seperti ini balasanmu?oke..rasakan ini” serentak tangan erick sudah menggelitik pundak ruth,ia pun tidak mau kalah dibalasnya gelitikan erick lalu tak lama kemudian ia merangkul pundak erick “hahaha..kau memang pangeran kambing tapi kau tetaplah sahabatku”.
Erick pun tersenyum lebar menatap ruth sambil berkata “ya..kau juga,kau adalah sahabatku,sahabat yang sangat ku sayangi”
****
pagi ini aku dan Erick berangkat sekolah bersama Karena pak bambang,supirku sedang sakit jadi aku berangkat bersama Erick. Hari ini ia agak berbeda,mukanya lemas dan tidak bersemangat,ada apa dengannya?apa ia sakit?tidak.aku rasa tidak.tadi malam aku baru saja bercanda ria dengannya untuk mengusir rasa penasaranku aku bertanya kepadanya
“Kau kenapa?mukamu lemas dan tidak bersemangat,kau sakit?”
“ha?Ohhh..tidak..tidak..aku tidak apa-apa “ jawab Erick mencoba mengelak namun aku tahu Erick yang biasanya bukan seperti ini.