Yogyakarta 2018
Setiap orang memiliki pertemuan tak terlupakan di dalam hidupnya.
Perempuan berambut panjang melebihi bahu dengan tinggi 154 sentimeter mondar-mandir di dalam ruang luas penuh kebisingan. Ada yang dilupakan olehnya, perempuan itu lupa membawa buku tulis ke sekolah, tadi pagi ia sangat terburu-buru karena takut telat di hari pertama masuk sekolah menengah pertamanya.
Cukup lama mondar-mandir, telapak kaki itu melangkah kembali ke tempat duduknya. "Gimana mau belajar kalo kayak gini." Dia bergumam sendiri sambil berdecak-decak, mengingat berapa bodoh dirinya yang harus melupakan barang terpenting di hari pertama sekolah.
Beberapa menit kemudian, seorang laki-laki dengan tinggi badan 170 sentimeter berdiri di depannya, laki-laki itu menyodorkan sebuah buku tulis tebal, mata perempuan tersebut terpendar melihat siapa pemberi buku itu.
Mahen Anggara.
Launa terbelalak kaget melihat laki-laki di depannya itu, ia tidak menyangka akan melihat wajah laki-laki itu lagi. Laki-laki yang memiliki mata sipit itu adalah cinta pertamanya di kelas 6 SD, mereka pernah satu kelas. Pada saat itu Launa hanya menganggap itu sebagai cinta monyet seperti yang orang-orang katakan.
"Pake buku aku aja." Sangat dingin, Launa masih dapat merasakan tatapan yang sama dari laki-laki itu. Semasa mereka SD, Launa dan Mahen hampir tidak pernah berbicara karena Launa pernah mendengar dari teman-temannya kalau Mahen itu laki-laki yang sulit diajak bicara.
Ada perasaan sedih di hatinya ketika Mahen tidak bereaksi apapun saat melihatnya, bahkan tidak ada sapaan yang dilontarkan dari laki-laki itu. Seolah dia memang benar-benar tidak mengingat Launa sama sekali.
Dih, baru juga tamat udah lupa aja, cibir Launa dalam hati.
"Kalau ada perlu sesuatu bilang aja, kalau bisa bantu pasti aku bantu."
Setelahnya, Launa melengkungkan bibirnya ke atas mendengar perkataan Mahen.
"Makasih."
"Iya, nice to meet you after a long year."
Launa mendecih, ternyata dia ingat.
Smansa 10 februari 2022
Launa senyam-senyum sendiri di tempat duduknya. Ingatan 4 tahun lalu masih terekam jelas di memori gadis itu. Ingatan pertama kali dia jatuh cinta pada seorang laki-laki bernama Mahen Anggara yang pernah menjadi teman sekelasnya di saat kelas 6 SD.
Hari itu, hari di mana Launa kembali dipertemukan dengan cinta di masa kanak-kanaknya. Ketika itu perasaan yang dulu sempat ada kembali muncul, entah kembali atau memang dari dulu masih ada dan tak pernah hilang. Mungkin saja sosok itu memang memiliki tempat tersendiri di hatinya, yang bahkan tanpa disadari selalu dijaga olehnya.
"Lau, nih buku novel pesanan kamu." Mahen meletakkan novel tebal pesanan Launa di meja. "Lagian ngapain sih kamu ngirimnya ke alamat aku? Kenapa nggak ke alamat rumah kamu aja?" tanya Mahen.
Launa tersenyum kecil, baru saja ia memikirkan laki-laki itu dan sekarang orang yang ada dipikirannya muncul tepat di depannya.
Mahen dan Launa sekarang menjadi semakin dekat. Sejak mereka sekelas di SMP, Launa dan Mahen sering menghabiskan waktu bersama, keduanya berteman selama 7 tahun. Sekarang mereka sudah kelas 11, Sepertinya alam semesta selalu mempertemukan mereka.
Mata Launa melirik Mahen yang masih berdiri di hadapannya, "Ntar Mama aku bisa tau kalau dikirimnya ke rumah aku," jawab Launa.
Mahen menggelengkan kepala pelan. Laki-laki itu hanya bisa pasrah bersama dengan sifat Launa yang selalu seenaknya saja, Mahen sudah seperti mengasuh sang serigala, jika tidak dituruti pasti Launa akan mengamuk.
"Aku mau ke kantin, kamu ikut nggak?" tanya Mahen.
Launa menggeleng kepala, "Titip aja, teh botol satu." Gadis itu tengah sibuk mengerjakan tugas matematikanya yang belum terselesaikan.
Mahen mengangguk dan langsung beranjak pergi menuju ke kantin, langkah kakinya terdengar di telinga Launa. Gadis itu tersenyum saat melihat belakang punggung Mahen yang kian sudah menjauh perlahan dari pandangannya.
Mahen sosok yang tidak pernah hilang dari ingatannya, dan tidak ada yang bisa menempati tahta tertinggi Mahen di dalam hatinya. Untuk Mahen ia rela menghabiskan waktunya selama 5 tahun. Untuk Mahen juga Launa menolak laki-laki lain yang mencoba masuk ke dalam hidupnya, tidak akan dibiarkan olehnya seseorang yang bukan Mahen menerobos masuk ke dalam pintu hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im In Love With Mahen (Revisi)
Подростковая литератураJika ada satu pertanyaan, siapa yang mampu menahan perasaan cinta terhadap temannya selama bertahun-tahun, maka Launa Givanya adalah orang yang tepat untuk jawaban tersebut. Launa Givanya atau yang kerap di sapa Launa ini adalah seorang gadis remaj...