Part 9. Bertemu Jesslyn

1.4K 191 135
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Niel pov.

Apa ini? Mengapa rasanya semua tubuhku terasa ringan? Aku tidak merasa kesakitan seperti tadi. Dan, di mana ini?

Aku berjalan pelan menyusuri lorong yang sangat gelap dan pekat ini. Aku tidak bisa melihat apa-apa. Semua gelap.

"Apa ada orang?" tanyaku dengan sedikit berteriak.

Namun, tidak ada yang membalas pertanyaanku. Tidak ada suara selain suara hentakan sepatuku.

Aku terus berjalan tapi semua masih sama, tidak ada cahaya dari celah apapun. Sepertinya aku terjebak di sini. Baik, aku akan berhenti sekarang untuk mengistirahatkan diriku yang sudah kelelahan karna terus berjalan sejak tadi.

Aku duduk dengan menekuk lututku lalu menenggelamkan wajahku diantara liapatan tanganku.

"Papa, Mama ...." Aku memanggil orang tuaku lirih.

Aku berharap mereka akan datang menjemputku dari tempat ini. Sungguh, tempat ini membuatku sedikit merasa takut dan sesak.

Oksigen di tempat ini seakan menipis sehingga membuatku tidak bisa bernapas dengan teratur. Aku pun terjatuh, mataku sayu sepertinya akan terpejam. Aku tidak tahan dengan ini semua. Ini meyakitkan.

"Si-apapun tolo-ng ..." pintaku lirih. Percuma, tidak ada yang membantu. Karna di tempat ini, hanya ada aku seorang.

Bulir air mataku perlahan menetes. Aku tidak menyangka hidupku akan berakhir seperti ini, sebelum membuat orang tuaku mencintai diriku kembali.

Hingga sebuah cahaya terang muncul tepat di depan wajahku. Aku membuka mataku yang sempat terpejam, lalu menatap gadis cantik yang berwajah chubby itu dengan terkejut.

"Pegang tanganku," katanya sembari mengulurkan tangannya padaku.

Aku menerima uluran itu dengan sedikit sulit karna tenagaku seperti akan habis. Gadis itu tersenyum manis padaku.

Dan, JLEB!

Aku membuka mataku dengan perlahan. Taman luas berumput hijau serta banyaknya burung-burung kecil berterbangan bebas di atas langit menyapa indra penglihatanku. Dan, ada satu hal lagi yang menarik perhatianku, air terjun.

Ini pemandangan yang sangat indah, tempat ini bagaikan dunia fantasi sama seperti novel yang pernah aku baca dulu. Aku tidak akan pernah melupakan pemandangan ini.

"Kamu sudah bangun?" Suara lembut yang sangat familiar menyapa indra pendengaranku.

Aku menoleh, dan aku sangat terkejut ketika diriku baru menyadari bahwa kepalaku bersandar pada bahu seorang gadis.

Reeflek aku langsung menjauh. "Maaf," kataku pada dirinya.

Gadis itu tersenyum manis. "Nggak papa, kok kamu canggung gitu sih, El?" Mataku berkaca-kaca ketika mendengar suaranya untuk pertama kali setelah tak bertemu lagi.

"Nggak papa," sahutku.

Hening. Tidak ada topik pembicaraan diantara kami berdua. Hanya ada suara kicauan burung, suara air terjun dan suara dedaunan ketika diterpa hamparan angin.

"Eum, kamu lupa sama aku, El?" Gadis itu bertanya tiba-tiba seperti itu pada diriku.

Aku menggeleng, tanda aku sangat mengingat gadis di depanku ini. "Enggak! Aku nggak pernah lupa sama kamu, Jesslyn."

Going Is The Best Choice [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang