^03 : 74 Questions^

2.3K 242 54
                                    

Vincenzo dan Chayoung melakukan gerak cepat, mereka berhasil melakukan pemindahan warga geumga ke Luxemburg siang ini meskipun pihak rumah sakit mati-matian menolak tetapi dengan teknik intimidasi yang dimiliki oleh Vincenzo dan blackmail dari Chayoung, kepala rumah sakit akhirnya menurut dan dengan rasa takut menandatangani surat-surat yang dibutuhkan untuk pemindahan. Mereka berdua merasa ada yang aneh dengan respon keras kepala pihak rumah sakit dengan segala alasan yang mereka yakini dibuat-buat. 

Hal tersebut akan mereka urus nanti, fokus mereka sekarang adalah menemani proses pemindahan mulai dari rumah sakit hingga ke bandara, sepanjang perjalanan ambulan-ambulan itu di kawal oleh puluhan anak buah Vincenzo yang ada di dalam belasan sedan hitam, beserta beberapa kawalan dari kepolisian atas permintaan NIS. 

Sesampai di Bandara, satu pesawat boeing disiapkan hanya untuk mengangkut seluruh keluarga geumga yang sedang koma. 

"Consigliere. Terima kasih sudah menghubungi ku! terima kasih sudah meminta bantuanku!". Ucap dramatis Pak Ahn dengan mata yang berbinar yang kemudian memeluk Vincenzo secara tiba-tiba. Vincenzo yang sedikit terkejut hanya mengatakan "Aa ya.." sambil melirik ke arah Chayoung. 

Chayoung maju dan memisahkan paksa pelukan Pak Ahn serta langsung menempatkan dirinya di depan Vincenzo, membuat Pak Ahn terhuyung mudur. 

"Terima kasih ya Pak Ahn!! kau sudah membantu keluarga geumga". Chayoung tersenyum menjulurkan tangannya yang di terima ragu oleh Pak Ahn. 

"Mereka juga keluargaku Byeonhosanim". Kata Pak Ahn dengan senyum ramahnya. 

"Aku akan menjaga mereka dengan baik serta melaporkan setiap informasi dan perkembangannya". Ujar Pak Cho

"Terima Kasih Pak Cho, tapi apakah tidak apa-apa?" Vincenzo memandang Pak Ahn dan Pak Cho bergantian meminta jawaban bisakah anggota NIS diberi misi yang terkesan personal.

"Mereka bagian dari warga korea yang berjasa. Jadi tidak akan ada masalah, ini juga merupakan bagian dari tugas seorang agen NIS". Kata Pak Ahn. Chayoung dan Vincenzo mengangguk pasti dan lega mendengarnya.

Setelah mengucapkan perpisahan, Pak Cho memasuki pesawat beserta beberapa prajurit terbaik keluarga Cassano yang dipilih langsung oleh Vincenzo, dan  Vincenzo menyuruh sisanya untuk kembali ke Malta dan Italia. Dua Capo yang bersamanya sempat menolak serta bersikeras untuk menemaninya di Korea dan ikut menyelesaikan masalah ini, terlebih Boss Cassano tidak bisa dibiarkan sendirian tanpa perlindungan apapun. Tetapi Vincenzo tetap pada keputusannya, lagipula ia tidak bisa menarik perhatian dengan banyak membawa anggota keluarga mafia bersamanya. 

Vincenzo dan Chayoung meninggalkan bandara untuk pergi ke Plaza Geumga.

"Sepertinya, dua anak buahmu tadi sedikit berdebat denganmu. Apa tidak masalah kau meninggalkan Malta dan pekerjaanmu?" Tanya Chayoung, mereka sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju Plaza. Vincenzo menghela napas panjang. 

"Tidak masalah. aku memiliki Underboss yang kompeten, dia sementara yang akan mengambil alih tugasku di Malta dan aku bisa fokus disini tanpa menarik banyak perhatian jika bersama dengan mereka, lagipula aku juga ingin.... " Vincenzo berdehem kecil ragu melanjutkan kalimatnya, dia melirik ke arah Chayoung, gadis itu menatapnya dengan mata berkedip  menunggu dengan ekspresi penasaran. Terlihat imut. 

"menikmati waktu bersamamu."  Ucap lirih Vincenzo yang sayangnya di barengi dengan suara keroncong perut Chayoung yang berbunyi sangat keras. sepersekian detik Vincenzo salah tingkah, Chayoung meringis kecil memegang perutnya.

"Aahh.. lupa belum sarapan." 

"Kita mampir ke tempat makan terlebih dahulu bagaimana?" Tawar Vincenzo yang saat ini tak fokus menyetir, berkali-kali memandangi Chayoung. Perut perempuan itu hanya terisi mie instan semalam dan mereka hanya minum kopi di pagi hari sebelum berangkat ke rumah sakit.

One Soul || [Vincenzo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang