15

40 11 0
                                    


“Woy! Di makan tuh” ucap Johnny setelah memberikan nasi ayam ke Hyungwon. Dan Hyungwon langsung memakannya.

“Seharusnya waktu itu kalian tidak usah ikut campur dengan Master” ucap Hyungwon tiba-tiba.

“emang kenapa? Dalam keadaan waktu itu, Minji di jadikan target” ucap Johnny.

“Minji akan selalu dijadikan target. Karena dia itu anak jendral Kim dan dia sangat pintar. Dan si Bos utama sangat membenci ayahnya. Tetapi yang di utamakan untuk di bunuh adalah Minji” ucap Hyungwon.

“kenapa waktu itu anda tidak menarik pelatuknya saat anda menyandera Minji?” tanya Hyungwon.

“karena saya tidak bisa. Minji rekan saya selama ini. Saya menganggapnya sebagai kakak saya, mana mungkin saya menembak dia” ucap Johnny

“tetapi jika saat itu anda menarik pelatuknya, maka keadaan kalian tidak akan seperti ini. Di benci banyak masyarakat. Si bos utama tidak akan diam begitu saja, dia selalu mencoba banyak cara untuk memusnahkan Minji dan Ayahnya” ucap Hyungwon.

“Sebenarnya siapa Bos utama ini?” tanya Johnny.

“Setau saya dia memiliki dendam dengan Jendral Kim. Karena dia selalu di kalahkan oleh jendral Kim” ucap Hyungwon.

“jika kalian ingin nyawa kalian selamat, serahkan saja Minji dan ayahnya ke si Bos utama. Jika kalian siap, Saya akan memberi tahu siapa dia” ucap Hyungwon.

“cih gila kali ya. Enggak akan kami melakukan hal bodoh seperti itu. Lagi pula si BOSS itu di katakan kuat pasti karena dia mempunyai banyak pengawal, mungkin jika dia sendiri dia juga hanya orang yang lemah” ucap Johnny yang setelah itu pergi.

Tanpa diketahui mereka, ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.





•••








“Hah—— huft. Mimpi doang ternyata” ucap Minji.

“Mimpi buruk?” tanya Seungwoo yang duduk di sebelahnya. Minji ketiduran saat menonton Film tadi.

“beberapa hari ini gue mimpi buruk terus” ucap Minji.

“ada pikiran berat kah?” tanya Seungwoo.

“....enggak” ucap Minji.

Minji menyenderkan lagi kepalanya ke kursi. Di sebelahnya Bora baru saja duduk dan sedang bermain ponsel.

"Ra..." panggil Heochan

"Kenapa?" jawab Bora

"Gue.. Tertekan" ucap Heochan.

"Cerita sini kenapa tertekan" ucap Bora.

"Gue...... Ter.. Tekan" ucap Heochan.

"Ya bilang anj- kenapa tertekan!!!!!" ucap Bora yang sedikit emosi.

"YA SADAR DIRI ANJ- ELU DUDUKIN GUE GEMANA GUE ENGGAK TERTEKAN?!!!!!!" Teriak Heochan yang sedang tengkurap di sofa.

"Eh maap gakeliatan tadi" ucap Bora dengan santainya. Lalu langsung berdiri.

"Yeu dasar!" Ucap Heochan sambil berdiri untuk mengambil minuman dikulkas.

Bora pun hanya berlanjut menatap ponselnya.

Tiba-tiba saja Bora seperti kaget saat sedang menatap Ponselnya.

“Siy— eh gajadi” ucap Bora yang tidak jadi memanggil Siyeon.

“kenapa Ra?” tanya Siyeon.

“gapapa, Gajadi” ucap Bora.

Ekspresi serius dan bingung masih terpampang di wajah Bora. Tapi ekspresinya hilang saat ada notif lain.

[3] Genius Spy: "The Real Boss and Mailer" ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang