53.UNGKAPAN SAYANG

1K 57 0
                                    

Keluarga itu bagaikan tubuh manusia. Jika salah satunya ada yang terluka maka seluruh bagian tubuh lainnya akan merasakan sakit yang sama

***

            Langit menumpahkan air dengan derasnya. Kilat bergemeluntur dengan sombongnya. Malam dengan gelapnya cahaya menjadi saksi bisu jika Naya hari ini harus pergi meninggalkan rumah.

Kemana harus pergi.
Kemana harus melangkahkan kaki ini.
Seakan tahu isi hatinya, hujan turun dengan derasnya tanpa mau berhenti sebentar saja untuknya berfikir tempat tujuan.
Air mata tidak hentinya mengalir melewati pipinya. Didominasi air hujan wajahnya berubah menjadi sangat sembab.

Dijalan raya yang ramai ini Naya terus melangkahkan kakinya, tidak perduli banyak pengendara yang memakinya karena berjalan ditengah aspal.
Mengurangi dingin gadis itu memeluk tubuhnya sendiri, bibirnya biru dan langkahnya semakin pelan mengingat debit air dijalan yang semakin tinggi.

Usahanya selama ini sia-sia. Pengorbanan yang dia buat tidak pernah dihargai. Perubahan drastis dirinya tidaklah berpengaruh sedikit saja bagi ibunya.

Tinnnnn..

Lamunannya langsung buyar saat sebuah mobil mengklason  dirinya. Dengan mata sendu dia hanya menatap sekilas. Bahkan jika mobil tadi menabraknya pun dia pasrah, karena tidak ada lagi yang menginginkan dirinya. Lebih baik pergi daripada harus menahan siksaan seumur hidup.

Gue capek, gue lelah, gue muak dengan semua ini, lebih baik gue mati!

Dua penumpang yang berada di mobil tadi langsung turun, berlari kearahnya.
Alangkah kagetnya Naya ternyata dua sahabatnyalah yang akan menabraknya. Mungkin ini pertolongan dari Allah.

Naya luruh dipelukan dua sahabatnya dan menangis sejadi-jadinya. Penglihatannya mulai buram dan kesadarannya mulai hilang, akibat rasa pusing yang mendera.

Naya pingsan!

"Nay lo kenapa?"panggil Riri menggoyangkan tubuhnya.

Diana mengangkat wajahnya dan menepuk pipinya pelan langsung terpekik,"Astaga! Naya pingsan. Cepat basa masuk ke mobil."

***

Kedua sahabatnya tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Naya.
Masalah apa yang sedang menimpanya.
Melihat wajahnya yang berantakan dan kacau mereka dapat menyimpulkan ada masalah besar yang sedang Naya hadapi. Bahkan dalam tidurnya pun dia mengigau dan menggerutu ketakutan, seperti ada beban yang jiwanya saja menolak.

Wajahnya pucat pasi, panas tinggi tidak juga turun sejak tadi dan tubuhnya yang membeku hampir biru membuat siapapun prihatin melihatnya.

Riri mengganti handuk kompres di keningnya Naya, berharap demamnya segera reda.
Tidak tahu harus membawa kemana, akhirnya mereka membawa Naya kerumah Diana Karena orang tua gadis itu sedang pulang kampung, jadi akan aman dari pertanyaan tentang kondisi Naya.

"MAMA!" Naya terbangun dengan nafas tersengal dan keringat dingin membanjiri wajahnya.

"Istighfar Nay. Tenang kita ada disini."

Dengan mata sendunya dia mulai mengedarkan pandangan, menelisik dimana dirinya sekarang.

"Sebenarnya lo kenapa si Nay,"cecar Riri menyodorkan segelas air putih.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang