Zombie in Jakarta

72 10 1
                                    


Napas ku terengah engah, dan jantung ku berdegup kencang seakan akan dia ingin meledak keluar dari dadaku, Suara langkah kaki mereka adalah pertanda bahwa kematian ku sudah dekat, aku tidak tahu kapan terakhir ku memakan sesuatu, suara jantung dan perutku tidak karuan. Kondisi kota yang dulu di sebut Jakarta sudah bukan Jakarta lagi, Jakarta saat ini berbau amis dengan darah, bukan lagi bau polusi dimana mana. Dan tidak ada lagi gedung gedung tinggi beroperasi layaknya kantoran di pagi hari, tidak ada lagi orang kantoran, satpoll pp, busway beroperasi semuanya lumpuh total. Jakarta yang ku kenal sekarang hanya sebuah kota mati tampa ada penghuni, aku tidak tahu nasib kota kota lain di negara ini.

Mungkin aku adalah manusia yang masih bertahan di Jakarta, virus yang diciptakan oleh ilmuan gila itu berhasil membuat kekacauan sampe seperti ini, kukira semua ini hanya fantasi film semata, ternyata mereka benar benar ada dan di ciptakan oleh mahluk perusak, ya manusia itu sendiri.

14 desember 2031 tepat di hari ulang tahunku, mungkin dengan fisik ku yang seperti ini aku berumur 30 tahun, ya sangat kacau bukan, harusya aku bekerja kantoran meminum kopi setiap pagi yang disiapkan oleh istri, tapi semua itu adalah rencana ku di masa lalu saat umurku 19 tahun, aku bediri di antara gang sempit di kelilingi oleh ribuah manusia yang memojokan ku, aku bertahan memegang senjata yaitu shot gun, Senjata api sudah bisa di gunakan dengan legal saat ini karna ini adalah cara satu-satunya untuk bertahan hidup, peluru ku tersisa 10 jika aku tidak berhemat celakalah aku, rencana ku adalah menerobos mereka dengan perisai polisi yang ku temukan saat aku berlari menuju gang sempit ini, dan bodohnya aku salah memilih tempat hasilnya aku terpojok oleh mereka.

"haaheehaaheeh ayo aku harus bisa" ( melihat celah diantara ribuan manusia )

"arrrrgh arrgh"

"majuuuuu sini bangsaaaaat" (sambil teriak dan berlari sekencang mungkin )

Aku menerobos ribuan manusia yang ku sebut zombie, dengan perisai itu aku mendoroang mereka sampai terjatuh, tak lupa aku menembakan beberapa peluru ke kepala mereka, nafas ku semakin tercekik aku tak berhenti berlari saat itu, jatuh jatuh dan jatuh, bangkit bangkit , lari lari,lari lagi sampai aku bisa lolos dari mereka, kakiku terasa akan patah saat itu aku tidak tahu seberapa jauh aku berlari mereka selalu bisa mengejar dengan mudah, karna mereka tidak mempunyai rasa capek sama sekali, aku sudah tidak kuat berlari sampai aku tiba di bundaran H I, aku bediri di tengah tengah tepat di patung selamat datang yang sudah hancur, dan air yang sudah surut tak ada lagi air mancur. Ribuan zombie menyerangku dari berbagai arah, aku sudah pasrah, mungkin ini adalah akhir dari perjalanan ku bertahan hidup, lagi pula tangan kanan ku sudah tergigit, saat aku menerobos mereka, luka yang parah dan pendarahan yang hebat di sekujur tubuhku bercampur dengan keringat, aku mulai kehilangan kesadaran.

"hahahahaha jadi ini akhirnya, maju sini kalian para zombie bangsat ( teriak sekencang mungkin )"

"arrrgh aarrrgh arrgh ( semua zombie berlari ke titik tengah )

Dengan kesadaran yang yang terbatas aku sudah teriak sekencang mungkin, tubuhku sudah tak kuat berdiri, pandangan ku mulai kabur, yang kuingat kenangan masa lalu saat ulang tahunku, zombie sudah berhasil meggapai ku dengan tangan-tangan dingin mereka, mulai menerkam ku, ahhh inilah akhir kisahku,tapi tunggu dulu siapa wanita yang memegang senjata itu yang coba menolongku.........

Zombie in JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang