🐻×🍑

526 77 12
                                    


Haechan mengerang frustasi, dirinya terjebak perjodohan yang bahkan dirinya sendiri pun belum pernah melihat wajah dari calon suaminya tersebut.

Semua itu bermula dari sang ayah yang mendadak mendapat posisi jabatan menjadi direktur padahal sebelumnya jabatannya hanya sebagai manager pemasaran, Haechan bangga? sudah pasti namun yang dikorbankan oleh ayahnya dirinya benar-benar tidak mengetahui tentang hal itu.

Sang ayah sangat bahagia karena nominal angka di gajinya akan meningkat setelah dirinya naik jabatan karena pada dasarnya sang ayah adalah salah satu dari 80% orang yang lebih memilih uang ketimbang hal lainnya.

pada suatu hari sang ayah mengungkapkan semuanya pada Haechan yang tengah menyusun lauk pauk di atas meja makan membuat gelas yang tengah dipegang Haechan pecah menjadi serpihan serpihan kecil yang dapat melukai siapapun yang menginjaknya.

"Haechan kamu akan bertemu dengan calon suamimu besok berpakaianlah yang rapi" hanya satu kalimat dapat mengguncang dunia kecil Haechan.

Hanya satu yang terlintas di kepalanya saat itu, melarikan diri. Sudah cukup Haechan tersiksa oleh pukulan pukulan yang diterimanya dari ayahnya.

Dirinya sakit.. namun percuma bersua jika pada akhirnya akan kembali dipukuli atau mungkin lebih?

Haechan bahkan baru saja lulus dasi sekolah akhir namun mengapa ayahnya sudah menuntut uang ganti rugi biaya hidup Haechan?

Bagai guntur ditengah hujan Haechan bahkan tak menyadari jika sang ayah sudah pergi dari meja makan. Dengan perasaan tak menentu dan fokus yang hilang dari pikirannya Haechan memunguti serpihan pecahan gelas dengan kasar. Sepertinya Haechan menumpahkan segala emosinya pada beling tersebut.

Air matanya sudah menetes bagai embun pagi, darah dari luka goresan di tangannya bagai genangan air hujan di teras rumah bertebaran dimana-mana bahkan Haechan yang sudah terlalu larut dalam emosinya tak menyadari jika ada seorang lelaki matang dengan kemeja putihnya memasuki rumah sederhana milik ayah Haechan.

"Hei... Haechan" panggilnya pelan namun terdengar tegas tak ingin dibantah.

"Y-ya?" Haechan mendongakkan kepalanya guna melihat siapa gerangan orang yang memasuki rumahnya tanpa izin.

Dan kenyataan apa ini. Mengapa dirinya berada disini..? Tak cukupkah dirinya menyakiti haechan? Apalagi yang perlu Haechan lakukan agar terbebas dari laki-laki brengsek dihadapannya ini..

Mata mereka bertemu dengan begitu laki-laki tersebut dapat melihat luka yang cukup dalam di didi Haechan hanya dengan menatap iris kecoklatan Haechan. Jantungnya seakan tercubit melihat wajah penuh air mata dengan jari tangan yang berdarah.

"Lepaskan itu" perintah Jaehyun yang tak di indahkan oleh Haechan yang malah semakin gencar melukai jari tangannya.

Iya. Jaehyun adalah laki-laki brengsek yang menjadi salah satu dari masa lalu kelam seorang Haechan. Membuat masa depannya rusak, membuat Haechan menjadi malu pada dirinya sendiri bahkan Haechan tak keluar dari kamarnya selama seminggu penuh. Apakah ayahnya perduli? Tentu tidak.

Namun jika uang dan segala harta ada di depan mata ayahnya, Haechan siap menjadi penukar terindah untuk benda tersebut.

Tanpa memikirkan masa depan sang anak ayahnya mampu untuk mengurus dirinya dengan menjual Haechan pada sang pemilik perusahaan sekaligus pemegang jabatan tertinggi di perusahaannya tempat dirinya berkerja.

"Lepas!" Dengan wajah menahan amarah Haechan berusaha untuk melepas cekalan tangan Jaehyun pada lengan atasnya.

Tanpa banyak bicara Jaehyun segera memeluk dan menahan Haechan agar tidak meronta didalam pelukannya. Entah pelukan itu mengandung makna tersirat didalamnya mungkin rindu ataupun menginginkan sesuatu yang lebih?

Haechan meronta dengan sekuat tenaga pohon taoge yang akan rubuh saat terinjak kaki kucing yang pada akhirnya tetap kalah kekuatan pada dekapan Jaehyun.

Jaehyun sendiri sudah memutuskan untuk membuat Haechan tunduk padanya dengan cara apapun setelah membeli Haechan dari ayahnya dengan syarat jika sang ayah menginginkan Haechan atau mungkin uangnya Jaehyun tidak akan melepaskannya barang sedetikpun. Jaehyun pada awalnya kewalahan saat menahan rontaan Haechan namun sesuai perkiraannya dokter pribadi keluarga Jung sudah memberi obat bius dosis sedang pada Haechan dengan tujuan agar Haechan dapat beristirahat dengan leluasa.

Setelah haechan merasa tenanganya kian melemah, Haechan pasrah saat samar samar dirinya merasa ringan diangkat oleh Jaehyun dalam gendongan bridal style dan dengan kecepatan yang konstan kegelapan mendatangi Haechan.

Jaehyun hanya tersenyum pelan dalam hati mensugesti diri untuk tidak menyakiti Haechan untuk yang kedua kali. Sudah cukup ke brengsekannya dulu menimbulkan luka yang hampir menjadi trauma untuk Haechan.

"Kau akan aman bersamaku bear.."

Matahari memilih untuk menenggelamkan dirinya dan memancarkan cahaya indahnya demi menyambut sang rembulan.

Haechan terbangun dengan seluruh tubuh yang terasa sangat sakit walau dirinya menyadari jika terbaring di kasur terempuk dan lembut yang tak pernah Haechan rasakan sebelumnya. Dengan sisa-sisa tenaga yang tampak seperti kucing terjepit dirinya berusaha untuk duduk dengan nyawa yang sudah separuh terisi.

"Kenapa sakit ssh.." Haechan memegang lengan atas sebelah kanannya dengan hati-hati.

"Sudah bangun bear.." suara yang indah namun mematikan dengan aroma tubuh yang sangat di hindarinya, Jung Jaehyun.

"Kurasa dirimu telah terlalu jauh memasuki daerahku" ucapan dingin Haechan hanya menghantarkan tawa merdu milik Jaehyun.

Dengan lembut Jaehyun merengkuh tubuh Haechan. Namun bukan Haechan namanya jika terlena dengan segala kekayaan bahkan kehangatan yang seperti ini, maaf Haechan bukan ayahnya yang gila harta dan jabatan.

"LEPAS!" Haechan meronta dalam dekapan hangat nan menenangkan milik Jaehyun.

"Tenanglah Haechan aku tak akan melukaimu" Jaehyun menghirup dalam aroma tubuh Haechan yang terasa sangat lembut seperti percampuran aroma mawar, ylang-ylang dan vanila, sangat memikat untuk Jaehyun

Haechan meliarkan matanya menatap sekeliling isi kamar dan matanya berhenti pada meja nakas yang terdapat beberapa buah-buahan dan satu pisau buah yang dilihat cukup tajam.

Jaehyun merasa jika Haechan sudah tak meronta-ronta di pelukannya pun memutuskan untuk melepaskannya. Namun Jaehyun lengah Haechan yang diam adalah Haechan yang sangat berbahaya untuk dirinya sendiri.

'srett'

Haechan memaksakan diri untuk berdiri disaat tubuhnya sendiri masih memerlukan istirahat. Haechan memegang pisau buah tersebut lalu mengarahkannya pada Jaehyun yang berusaha untuk menenangkan Haechannya.

"DIAMMM DISANAA JANGAN PERNAH BERGERAK SEINCI PUN!"

Jaehyun dapat menyimpulkan jika trauma Haechan kambuh.

"Bear.. tenangkan dirimu" semakin Jaehyun mendekat maka Haechan akan berjalan mundur hingga saat punggungnya menabrak dinding Haechan melemparkan pisau buah tersebut ke sembarang tempat dan setelahnya berjongkok.

"AGGKKH PERGI! PERGIII! anakku.. PERGI JAEHYUN SIALAN!"

deg

Jaehyun mematung mendengar racauan Haechan yang terasa nyata.

"A-anak..."

-end-

Okey cut

ini aslinya bukan aku yg buat:v, jadi aku pernah bilang kalau cerita aku yg 1 lagi itu udh ngestuck, aku blm puny ide lagi disitu, nah terus si kakak" itu buatin ini. Aku nanya ke kakak ini "kak ini blh aku jadiin cerita wp g?" dan untungnya kakak itu blhin gais. Aku mau tag kakak itu, tpi aku g tau akunnya yg mna:v, jadi kalau misalnya kakak baca wp aku yg ini makasih banyak y kak

you hurt me [JaeHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang