14. Memberontak

6K 818 21
                                    

Kirana tau, sejak kecil hidupnya diatur Tante Rita. Tidak boleh ini dan itu. Harus ini dan itu! Membuat Kirana melakukan hal yang bukan disukainya, melainkan yang disukai Tante Rita.

Membuatnya disiplin. Tidak boleh telat. Harus tepat waktu. Pun jam tidurnya diatur. Tidak boleh tidur di atas jam sepuluh. Kalau lewat, akan diberi hukuman.

Hukumannya bermacam-macam. Mulai dari tidak diberi uang jajan, ponselnya disita. Sampai dikurung di dalam kamar seharian, pun hanya diberi makan sekali.

Bahkan keluar rumah pun dilarang keras. Kecuali ke sekolah.

Jika ada tugas kelompok, maka harus dikerjakan di rumahnya.

Kirana merasa tidak bebas. Takut melakukan kesalahan sedikit pun karena tidak ingin diberi hukuman.

Hingga saat menginjak usia enam belas tahun, ia terlambat pulang sekolah. Hanya beberapa menit saja terlambat tiba di rumah karena saat itu terjebak kemacetan.

Tante Rita tidak menerima alasannya. Malah menuduhnya dari nongkrong karena hari itu ia diantar Prima pulang.

Seharusnya usia enam belas, Kirana tidak lagi mendapatkan perlakuan yang sama saat ia masih kecil, yaitu dicubit dan dimarahi.

Saat itu Kirana memilih melarikan diri karena tidak tahan dengan tingkah Tante Rita, pun Ayah yang hanya diam. Menghubungi Malik untuk menjemputnya. Lalu entah kenapa ia tiba-tiba ke studio tato kakaknya.

Mungkin merindukan sosok kakaknya yang dingin itu. Tapi, ia hanya mampu melihat dari luar studio tersebut, tanpa berkeinginan masuk. Hal yang sering ia lakukan. Tidak berani masuk karena larangan kakaknya. Bahkan kakaknya melarangnya ke studio tersebut.

Entah kenapa Harsa melarangnya. Mungkin karena banyak pria di sana dan dia seorang gadis.

Namun, ia malah bertemu kakaknya yang saat itu bersama seorang wanita. Hal yang sangat jarang ia temukan.

Respon kakaknya tetap dingin, bahkan saat Malik memberitahu jika ia habis dimarahi Tante Rita, tetap saja dingin. Namun, menyuruhnya untuk tidak pulang ke rumah. Melainkan ke rumah Om Irawan.

Sejak saat itu, Harsa bertemu Ayah setelah sekian lamanya. Mengutarakan keinginan agar Kirana tinggal di rumah Om Irawan saja.

Om Irawan pun memihak Harsa. Malah marah pada Ayah karena perlakuan Tante Rita padanya.

Memang Kirana akhirnya tinggal di rumah Om Irawan. Tapi, hanya beberapa bulan saja karena Ayah kembali meminta tinggal bersamanya.

Akhirnya Kirana kembali ke rumah Ayah. Tapi, ada yang berubah.

Tante Rita tidak lagi mengomelinya setiap hari. Tidak lagi mengatur jam tidurnya. Tidak lagi memukulnya ataupun memberinya cubitan. Pun tidak melarangnya berteman dengan Prima lagi.

Asalkan Kirana tetap pulang tepat waktu setelah dari sekolah. Jika ingin singgah di kafe harus minta izin dulu. Itu pun jika sudah ada panggilan untuk pulang, Kirana harus segera pulang.

Adapun yang membuat Tante Rita kembali murka saat Kirana kecelakaan.

Kirana dilarang belajar mengendarai motor maupun mobil. Namun, karena Kirana yang merasa telah dewasa di usianya dua puluh dua, maka wanita itu belajar mengendarai.

Alhasil ia kecelakaan hingga beberapa bagian badannya lecet dan pinggangnya di jahit akibat robek tergesek di aspal.

Kalau saja tidak ada Om Irawan dan Tante Jana, sudah pasti Kirana mendapat amukan Tante Rita di rumah sakit. Tapi, lewat tatapan mata Tante Rita sudah pasti ia akan mendapat amukan wanita itu nantinya.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang