Some Memories

66 33 0
                                    

“ Ada apa ten ribut sekali?”
“ floe? ”
“ seo johnny? ”
“  kau mengenalnya hyung? ”
“ dia teman main hyung waktu di plhillipine ten ”
“ oh, jadi dia adikmu.? ” floe bertanya dengan tatapan sinis
“ kau ada disini juga floe? Kau kenal dengan cecunguk ini?’ maksud johnny itu taeyong
“ dia tunanganku ” jawab floe cepat
“ oh jadi ini alasanmu meninggalkan adikku tae? Baguslah lebih baik kau segera menyusul wooyoung dan san agar kau tak menguntit hidup ten lagi ” yang disebutkan johnny adalah teman johnny dan floe yang menikah saat ini. Floe diundang karena memang floe juga termasuk dalam circle pertemanan mereka dan johnny.
“ kau jangan asal bicara seo! Aku tak pernah meninggalkan ten ”
“sudahlah john. Jika kau tetap ingin hubungan kita baik sebaiknya jangan saling mencampuri hubungan asmara kami ” sergah floe membela diri
“ aku tak pernah mencampuri urusanmu floe. Tapi kalau itu sudah menyangkut ten, maka aku harus turun tangan. Lagipula tidak penting lagi, kehadiran taeyong mengusikku aku  pergi dulu. Suruh taeyong jangan genit pada adikku lagi! ”
“ Ten. Tungguu!!” pekik taeyong yang akan mengejar ten namun dihalangi oleh floe.
“ Sudahlah tae. Apa kau tidak dengar? Kakaknya saja tak merestui hubungan kalian ”
“ Aku ingin pulang! “
“ Hei, acaranya belum selesai. ”
“ Kalau kau ingin tetap disini maka aku akan pulang sendiri!” ancam taeyong keras.
“ lagipula aku kan sudah bilang padamu, aku tak ingin pergi ke acara ini, kau selalu memaksakan apa yang menjadi kehendakmu. ” imbuh taeyong melangkah cepat. Floie berdecak kesal. Mau tidak mau ia yang sudah berdandan cantik nan rapi menunggu acara lempar bunga gagal bahkan sebelum acara berakhir pun mengikuti taeyong.

 Mau tidak mau ia yang sudah berdandan cantik nan rapi menunggu acara lempar bunga gagal bahkan sebelum acara berakhir pun mengikuti taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mobil.
Seo dan ten belum menyuarakan apa yang sudah terjadi tadi. Seo cemas. Ia memikirkan bagaimana ten. Semakin merasa bersalah karena ia sendiri yang membujuk dan menfajak ten ke pesta itu. Pria jangkung dengan jas navy menggigit kecil kuku ibu jarinya sambil menyetir. Tapi itu diluar sepengetahuannya kalau ada floe yang membawa taeyong. Dan apa tadi katanya? Sudah menjadi fiancee? Ah sialan. Johnny benar-benar tak tahu bahwa dirinya yang akan membawa ten di suasana memekakkan itu.
“ jika kau bertanya-tanya dalam hatimu apakah aku baik. Tentu tidak hyung. Jangan pikirkan itu lagi. Aku sudah tak ada hubungan apa-apa dengan taeyong.” suara ten mencairkan keheningan seo johnny
“ umm. Maafkan aku ten. Aku tak tau” johnny berkata lirih
“ god. Nasibku kali ini sangat malang. Bahkan aku seperti sudah tertipu oleh orang-orang yang kusayangi. Taeyong. Dan kau..
Kau bahkan teman dekat dengan calon istri mantan pacarku sendiri” ten mulai berkaca-kaca
“ seharusnya taeyong brengsek itu memberitahumu lebih awal. Sialan. Mana aku tahu kalau floe ternyata tunangannya.”
“ cukup hyung. Aku mohon ini untuk terakhir kalinya kita membahas ini lagi.”
Johnny mengangguk. Ten tidak ingin pulang ke apartemennya. Ia tidur dirumah kakaknya.

**

Ten sudah bangun daritadi jauh sebelum johnny pergi kekamar adiknya untuk membangunkannya sarapan. Ten hanya pura-pura tidur agar ia tak semeja dengan kakaknya. Tubuhnya terlalu malas untuk beranjak dari tempat tidur. Agendanya hari ini sepertinya akan ia habiskan untuk melenakan badannya di ranjang empuk.
Ten memeriksa ponselnya meskipun ia tahu tak ada apapun disana. Ia hanya menatap wallpaper ponsel. Foto nya dengan taeyong saat ia masih berpacaran. Taeyong yang memegang pundak ten sedangkan ten menidurkan kepalanya miring dan berpose smiling. Jika dihitung sudah berapa kali ya taeyong mengecewakan. Mungkin beberapa kali terakhir sebelum akhirnya ten memilih memutuskan sepihak hubungannya dengan taeyong.

 Mungkin beberapa kali terakhir sebelum akhirnya ten memilih memutuskan sepihak hubungannya dengan taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi buta di daerah maldives..
Ten masih berkutat pada layar laptop di depannya. Dengan kacamata dan beberapa lembar kertas yang berserakan berisikan coretan tak rapi yang akan dijadikannya lembar observasi kerja nyata. Ketika jemarinya menteikkan keyboard, pesil yang ada di tangannya berpindah di giginya. Ya, daripada di letakkan di sebelah kertas karena kadang ia lupa jadi lebih aman jika pensil itu digigit saja agar lebih mudah untuk menulis sesuatu.
Ia sudah pada paragrafg kesekian di word nya ketika ketukan pintu cottage nya terketuk dari luar. Siapa pagi-pagi buta menggedor kamarnya. Seingatnya ia belum memesan makanan pada delivery atau pak kurir tidak mungkin mengantar paket di saat pelanggan masih banyak yang di bawah selimut kan?
“sebentar.. “ ten membuka pintu.
Astaga, hampir saja ia lupa bahwa ia sudah punya lelaki spesial ini dihidupnya.” bae. Kenapa kau kesini sepagi ini?” ten ikut membantu membawakan beberapa pack food yang dibawakan taeyong.
“ sesuai dugaanku. Kau pasti belum tidur sama sekali kan?” taeyong melepaskan sepatunya dan menaruh di rak sepatu milik ten. Bukan, lebih tepatnya rak sepatu yang tersedia di cottage ten. Bersyukur sekali ten mendapatkan cottage yang sudah hampir memenuhi fasilitas tinggalnya di maldives selama setengah tahun sehingga ia tidak perlu terlalu repot.
“ aku belikan kau beberapa baguette, croissant blueberry jam kesukaanmu dan bubur apa itu sepertinya nampak layak bubur organik karena aku melihat bibi penjualnya mengaduk ada campuran jamur, jagung, mashed carrot, daging cincang dan bombay didalamnya. Entahlah sepertinya enak karena akupun belum pernah mencobanya. Aku sudah mencoba mencari nasi di jam ini tapi sial, restoran belum ada yang buka” ten tertawa melihat perlakuan kekasihnya. Tentu saja jam segini masih banyak toko yang belum buka taeyong.
“ bubur itu pengganti nasi bae. Makanlah untuk menambah energi mu, aku pinjam kamar mandi mu sebentar. Perutku rasanya ingin muntah. Kotorannya juga ingin cepat keluar” taeyong terhuyung.
Ten membuka pack food. Ia menyendokkan bubur yang disebutkan taeyong. Yah meski kelihatannya tidak terlalu enak namun ten membelalakkan matanya karena ia sudah tahu rasnya. Ini enak. Tidak buruk untuk makan pagi butanya ini.
Ten menghentikan suapannya. Layar hp taeyong menyala. Ada pesan.
Ten melihatnya namun tak berani membuka bubble chat di bar notifikasi itu. Kontak berinisial f. “ sayang, bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu”
Pesan itu berhasil membuat ten tidak melanjutkan acara makannya itu.

 “ sayang, bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu”Pesan itu berhasil membuat ten tidak melanjutkan acara makannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi. Jadi sengaja ya gais aku penggal-penggal karena emang biar kalian penasaran walau ga terlalu wkwkkw. Yang masih bingung, ntar banyak penjelasan di chapter berikutnya. Sementara ini dulu deh. Kalian yang lagi ujian semangat ya. Semangatin aku juga biar rajin update di kehectic an semester tua menjelang skripsi dengan leave comment and vote. Papayy :)

Dandelion and Rose |TaeTen|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang