Keris Kyai Guntur

728 65 2
                                    

Blarrr!

Sekali hentak pilar-pilar istana pecah berhamburan. Jilatan Kilat berwarna biru menyambar-nyambar dari keris Kyai Guntur yang diacungkan kanjeng Ratu. Membuat semua yang hadir menahan napas.

Walaupun mereka sudah beberapa tombak jauhnya dari medan laga, terkena bunga percikan listrik terasa ngilu merambat di kulit.

Serangan sang Ratu pun semakin membabi buta dan ganas, jalinan petir biru seperti penjara mengurung Larantuka dari delapan penjuru, namun musuhnya sama sekali tak gentar, langkah pendekar itu begitu ringan, seperti mengambang diudara.

Sekali menghindar, tusukan Kanjeng Ratu hanya menampar angin. Semakin Kanjeng Ratu mempercepat serangannya. Semakin lambat gerakan Larantuka. Dengan hanya sebelah tangan ia mampu menangkis sempurna serangan beruntun Kanjeng Ratu.

Dengan gemas, Nyi Gondo Mayit membabat vertikal ke kepala sang pendekar dengan jurus Iblis Membuka Langit disertai tenaga penuh ilmu Sembilan Kegelapan.

Lidah kilat biru segera tercipta diudara, menghancurkan tanah sekeliling Larantuka, membuatnya terpenjara tak bisa keluar. Pendekar itu segera memutar-mutar pedangnya keatas secepat kilat, cahaya merah seperti menyilaukan mata, ia mengeluarkan jurus andalan Kubah Surga Neraka yang sulit ditembus.

Saat kedua senjata mustika beradu terdengar dentingan suara bergemerincing. Angin kencang bertiup seperti hendak merontokkan tulang bersama bunga api bermekaran di udara. Namun pertahanan Larantuka tetap kokoh bagaikan karang.

Tidak sabar, siluman wanita itu menggeram marah. Ia segera mengeluarkan ilmu simpanan yang dimiliki, gerakan Sang Ratu terpatah-patah semakin aneh bak mayat hidup. Tampilannya pun semakin tidak menyerupai manusia.

Ilmu Sembilan Kegelapan - Nyawiji Sukmo

Mata wanita itu membulat merah seperti hendak loncat keluar, dari dahi tumbuh mencuat sepasang tanduk hitam,  awalnya kecil lalu tumbuh memanjang dan melingkar bagai kerbau. Lehernya menjadi panjang dan membungkuk, tulang punggung nya nampak menyembul tidak wajar di punggung.

Sementara mulutnya yang berwarna merah dipenuhi  kobaran api dan gigi runcing tajam. Suara tawanya berat jauh dari nada suara perempuan.

"He he he he ho ho ho hi hi kowe wani Le karo aku sing mbaurekso Gunung Lawu, Ratu demit Pitu, kuasaning werno Abang,...  GONDO MAYIT!"

Nyi Ratu Gondo Mayit berkata meracau tak jelas, terkadang bernyanyi terkadang mengumpat. Kadang menggunakan bahasa yang tidak dikenal manusia. Namun tenaga dalam siluman itu menjadi berlipat-ganda. Terasa hempasan ratusan kati menindih kubah tenaga dalam Larantuka.

Pendekar muda itu melihat fenomena ini malah terlihat bungah alias kegirangan. Senyum sinis tersungging dimulutnya.

"Bagus, telah kau tunjukan rupa aslimu Ratu Demit!  Tanganmu banyak berlumur dosa, saatnya kau memetik segala buah kejahatanmu. Kekejian terhadap bangsa manusia harus kau bayar lunas, akan kutumpas hari ini juga! Hiaaatt"

Tawa Kanjeng Ratu terdengar serak, "aku telah membantu memusnahkan manusia jahat seperti Lindu Pangaji. Kelakuan mereka jauh lebih keji anak muda!"

"Aku tak kan termakan tipu rayumu siluman jahat, nah sirnalah dari muka bumi ini!"

Pendekar berambut panjang itu merubah jurus dari bertahan lalu menyerang. Pedang yang ia putar tiga ratus enam puluh derajat ditarik secepat kilat lalu  ditusukan ke arah muka Sang Ratu, setiap serangan mengandung daya hancur ratusan kati.

Sang Ratu segera menangkis dengan keris ditangan. Tetapi serangan pedang iblis Merah Darah tidaklah enteng, tusukan Larantuka terlihat membayang, dari puluhan menjadi ratusan, menari-nari mengepung pertahanan Nyi Ratu.

LARANTUKA  PENDEKAR CACAT PEMBASMI IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang