156. Penyambutan untuk Elmira

822 78 3
                                    


Yasinta mengawasi raut wajah kedua menantunya. Ia tahu dengan pasti bahwa kedua menantu di hadapannya ini merasa tak nyaman dan gelisah dengan kedatangan Elmira di rumahnya ini. Wajah Andini masih sedikit lebih tenang, tapi lain halnya dengan wajah Delia yang tampak sangat gusar.

"Andini, Delia, ada apa dengan kalian?" tanya Yasinta.

"Saya? Tidak, Ibu. Saya tidak apa-apa." Sahut Andini dengan sedikit mengukir senyuman di bibirnya.

"Lalu kau, Delia? Kau tampak sangat gusar, apa kau memiliki masalah dengan kedatangan Elmira di rumah ini?" Yasinta memicing menatap ke arah Delia yang sedari tadi hanya diam, mungkin menantunya ini sedang memikirkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"A—apa?" gumam Delia.

"Apa dari tadi kau tak mendengar ibu bicara, Delia?" tanya Yasinta.

"Aa ... buk-bukan begitu, Ibu. Tadi saya ... saya sedang—"

"Kelihatannya kau sedang kurang sehat. Lebih baik kau kembali saja ke kamarmu," ucap Yasinta memotong ucapan Delia.

"I—iya, Ibu," sahut Delia. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya untuk meninggalkan ruang tengah.

"Kalau begitu saya juga akan kembali ke kamar saya, Ibu," pamit Andini.

"Iya, pergilah," sahut Yasinta.

Setelah kedua menantunya pergi, Yasinta berjalan menuju dapur. Ia ingin mempersiapkan makan malam istimewa untuk menyambut kedatangan anak dan menantunya. Terlihat para pelayan sedang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

"Selamat sore, Nyonya." Sapa Elisa yang mendekat ke arah Yasinta berdiri.

"Selamat sore, Elisa. Semuanya berjalan lancar?" tanya Yasinta.

"Iya, Nyonya. Semuanya berjalan dengan lancar," sahut Elisa.

"Baguslah," sahut Yasinta.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya Elisa.

"Iya, Elisa. Aku ingin kau mempersiapkan makan malam yang istimewa untuk menyambut kedatangan Reksa dan Elmira kembali ke rumah ini," sahut Yasinta.

"Baik, Nyonya. Ini juga sudah saya persiapkan," sahut Elisa.

Yasinta tersenyum pada Elisa, wanita yang sudah bekerja berpuluh-puluh tahun kepadanya ini memang sangat mengerti keinginannya tanpa harus bertanya terlebih dulu pada dirinya. Jadi tak salah jika dulu ia mengangkat Elisa menjadi kepala pelayan di rumahnya ini.

"Masakkan makanan kesukaan Reksa dan Elmira," ucap Yasinta.

"Baik, Nyonya," sahut Elisa.

"Anda terlihat sangat senang, Nyonya," ucap Elisa.

"Tentu saja, Elisa. Putraku dan menantuku sudah kembali ke rumah ini, aku merasa sangat lega. Semoga rumah tangga putraku senantiasa dalam lindungan Tuhan, semoga putraku bisa bahagia dengan rumah tangganya," ucap Yasinta.

"Amin, Nyonya. Saya juga selalu mendoakan yang terbaik untuk Tuan Reksa," ucap Elisa.

"Permisi ...."

Yasinta dan Elisa menolehkan kepalanya ke asal suara.

"Elmira?" gumam Yasinta.

"Ibu, Anda di sini?" ucap Elmira.

"Iya, Nak. Ibu sedang melihat para pelayan bekerja dan ibu juga sedang berbicara pada Elisa agar dia mempersiapkan menu makan malam yang istimewa untuk kita nanti," ucap Yasinta.

Elmira tersenyum menanggapi ucapan Yasinta.

"Oh iya, Nak. Ada perlu apa sampai kau datang ke dapur seperti ini?" tanya Yasinta.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang