Malam ini, Ray sedang menemani Reyna menonton drakor dilaptop miliknya.
"Aku ngantuk loh... masa kamu tega buat aku ngantuk kayak gini" Ucap Ray membujuk Reyna yang masih setia menonton drakor sialan itu.
"Bram tidur duluan aja. Reyna masih mau nonton ini. Ini hanya sekitar 2 episode lagi kok" Ucap Reyna tanpa menoleh kearah Ray.
Eits tunggu! Apa katanya tadi? 2 episode? 1 Eps aja udah 2 jam lebih. Gimana 2 Eps?
Oke Ray! Cari alasan yang bagus. Ayoo!!. "Aww! Perut Aku sakit banget. Aku butuh pelukan dari kamu" Rengek Ray berpura-pura sakit.
Reyna sontak menoleh keArah Ray dan mendapatkan wajah kesakitan dari Ray.
"Hah? Sakit banget ya? aduuh. Reyna minta maaf" dengan rasa bersalah, Reyna memeluk Ray. Sedangkan Ray tersenyum senang karena berhasil mengalihkan pandangan Reyna dari laptop itu.
Beberapa menit kemudian, Reyna tersadar oleh sesuatu. "Kok? Bram sakit butuh pelukan? Bukannya kalo sakit butuh obat ya?" Tanya Reyna melepas pelukannya dan menatap Ray dengan tatapan bingung.
"Em, itu kan orang lain. Kalo aku beda!" Ucap Ray seadanya sembari mengeratkan pelukannya pada pinggang Reyna.
"Ihh jangan kenceng-kenceng peluknya! Reyna sesek tau" Ucap Reyna kesal dengan tingkah kekasihnya. Apakah kekasihnya lagi PMS sehingga moodnya sering berubah? Entah lah Reyna tak mau memikirkan itu. Satu hal yang Reyna ingat yaitu...
"Ihh!! Drakor Reyna terlewatkan gegara Bram! Awas! Reyna mau lanjut nonton" Reyna mendorong Tubuh Ray agar melepas pelukannya. Reyna kembali memutar Video drakor tersebut dan menontonnya dengan seksama.
sedangkan Ray melipat tangannya didepan dada dengan bibir dimajuin kedepan.
"Udah malam tau!" Kesal Ray
"Ini dikit lagi kok. Kalo Bram udah ngantuk, Bram tidur duluan aja. Reyna nanti nyusul Bram" Balas Reyna tanpa menoleh dan tentu saja membuat Ray bertambah kesal. Sangat kesal.
"Gak bisa tidur kalo gak meluk Reyna"
"Peluk Guling aja. Guling lebih empuk daripada Reyna"
"Pengennya Reyna. Titik!"
Tanpa memperdulikan Ray, Reyna malah memakan snack yang ia beli tadi siang dengan santai.
"Kamu tau gak?" Tanya Ray tiba-tiba
"Tau apa?" Karena rasa penasaran, Reyna memberhentikan video itu dan menatap Ray dengan raut muka kepo.
"Kalo gak salah, Mansion aku ini bekas kuburan" Ucap Ray menakut-nakuti Reyna agar takut dan langsung tidur dipelukannya.
"H-hah? Ohh" Balas Reyna sedikit takut. Namun ia tutupi.
Ray melihat wajah ketakutan Reyna membuat ia tertawa dalam hati.
"Kamu gak takut?" Tanya Ray.
"Enggak dong. Reyna kan pemberani" Ucap Reyna sombong dengan perasaan tak karuan.
"Yaudah deh kalo Reyna gak takut. Aku Tidur duluan ya?" Ucap Ray mengelus lembut kepala Reyna.
Reyna meneguk salivanya dan mengangguk meng'iya'kan ucapan Ray.
Ray dengan senyum senang berdiri dan berjalan menuju ranjang. Ia berbaring terlentang dengan kedua telapak tangan sebagai bantalannya. Ia menatap Reyna intens. Melihat setiap gerak gerik Reyna yang tak nyaman. Ia terkikik geli. Reyna pasti sedang ketakutan, pikir Ray.
sedangkan disofa, Reyna sedang mati-matian menahan rasa takut dan terus menonton acara drakor itu. Sesekali ia meneguk salivanya ketika ia merasakan angin menerpa lehernya. Yang bertanya apakah Reyna takut apa tidak? Jawabannya adalah Reyna sangat takut!!.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Novela Juvenil"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...