Chapter 09

1.5K 137 6
                                    

"Lau, ini namanya Kenzi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lau, ini namanya Kenzi. Anak mipa 2, cocok banget sama lo." Perempuan yang berada di depan Launa itu membawa laki-laki bersamanya.

Alis Launa terangkat satu, "Terus urusannya apaan? Kenapa jadi gue?" tanya Launa.

Kenzi tersenyum tipis. Laki-laki dengan tinggi 175 cm yang berambut ikal itu adalah teman Rora di SMP  dulu, Kenzi tidak tau apa yang dimaksud oleh Rora, tiba-tiba saja Rora datang menariknya dari kelas dan membuat Kenzi berhadapan dengan Launa.

Launa membalas senyuman Kenzi lalu mendekati Rora, "Maksud lo apaan, Ra? Please jangan aneh-aneh," bisik Launa.

Rora tertawa kecil, karena pernyataan Launa tadi malam soal perasaan temannya itu pada Mahen, tiba-tiba Rora mengeluarkan ide di benaknya, dia sengaja berencana mendekatkan Launa dan Kenzi untuk membuat Mahen cemburu, cukup lama dia berpikir semalaman sampai tidak tidur, terdengar sangat berlebihan namun itulah nyatanya.

Rora berniat membantu Launa agar cinta temannya itu tidak bertepuk sebelah tangan, dia sangat yakin bahwa rencananya akan berhasil.

"Eh, kalian udah tukaran nomor belum?" tanya Rora.

"Belum lah, kenalnya aja barusan," jawab Launa, "Sumpah, maksud lo apaan sih, Ra? Gue nggak ngerti."

Di tengah percakapan tiba-tiba Mahen muncul dari balik pintu, laki-laki itu mengangkat satu alisnya dan menatap Launa.

Hening. Mahen mencerna dengan baik, berusaha untuk mencari tau apa yang sedang dilakukan oleh mereka.

"Ken, ngapain lo di sini?" tanya Mahen, dia mengenal Kenzi karena pria itu sesekali duduk dengannya di kantin.

Kenzi tersenyum tipis. "Gue nggak—"

"Dia lagi deketin Launa." Rora memotong perkataan Kenzi dengan cepat, dia kemudian memijak kaki bawah Kenzi agar mengiyakan perkataannya.

"Oh iya, dia— eh gue maksudnya lagi deketin dia." Kenzi meringis kesakitan, kaki kanannya terasa denyut karena diinjak oleh Rora.

"Sialan lo, Ra," gumam Kenzi.

Sementara Launa berdecak dalam hati, ia terpaksa mengikuti permainan konyol yang dibuat Rora, salahnya juga karena memberi tau Rora terkait perasaannya pada Mahen, seharusnya dia tau kalau Rora tidak bisa dipercaya.

"Bener, Lau?" tanya Mahen hati-hati.

Perempuan itu membeku di tempatnya ketika Mahen mengajukan pertanyaan  padanya. Launa menggigit bibir dan menatap Rora, meminta perempuan di sebelah untuk menyelamatkannya.

"Bener lah, lo nggak usah banyak tanya deh, urus aja tuh cewek lo si Sabrina," sindir Rora.

Mahen terdiam, mencoba untuk memahami yang Rora katakan padanya, lalu dia tersadar. "Lo nyindir gue karena deket sama Sabrina?" tanya Mahen.

Im In Love With Mahen (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang