(1)

41 6 1
                                    

Hari itu....

Aku memposisikan pisau kecil ini tepat didepan jantungku. Bersiap menusuk diri di atas sebuah jembatan.

Aku tidak suka mati dengan rasa sakit.
Lebih baik mati tertusuk dulu, baru memastikan aku benar² mati dengan aku terjatuh.

Ah... Apakah nanti akan muncul warna seperti orang² sekarat itu katakan?

Huh, memikirkan itu membuatku muak.

Warna itu memuakkan...

Mereka memuakkan...

Aku membenci itu...

Selamat tinggal, duni-

"Hei, apa kau benar benar ingin bunuh diri?"

Aku menghentikan tanganku. Seseorang berbicara? Padaku?

Mimpi, kan?

Aku menoleh menatap orang tadi.

"Jangan bilang kalau ini hanya untuk melihat warna? Konyol" ucapnya lagi

"Tidak" jawabku.

Apa apaan ini? Penghina lagi?

Kulihat ia menghela napasnya.

"Aku mungkin tidak mengerti apa yang kau rasakan. Tapi, lebih baik kau ikut denganku untuk sekarang"

Aku mengernyitkan dahiku.

"Untuk apa?" Tanyaku.

"Aku bisa memberimu sedikit pengertian tentang dunia aneh ini" ucapnya lagi

"seperti kau tahu saja" balasku sedikit sarkas

"ikuti saja aku, aku bisa menunjukkanmu beberapa hal untuk sementara" ia membalikkan setengah badannya.

"ck"  decakku kecil sembari menatapnya —yang masih menatapku balik— dgn sinis. 'apa apaan orang ini?' pikirku.

"Aku akan tetap menunggumu" ucapnya seakan tahu maksudku tetap terdiam. Aku mengernyitkan dahiku, kembali mendecak dan memutar bola mata. Aku melompati pegangan jembatan dan berjalan kearahnya.

"Terserah" sinisku padanya

'Kuturuti saja sebentar, lagipula ia bilang sementara, kan?' pikirku dalam hati.

'Kita lihat apa yang akan ia tunjukkan'

.... Adalah hari pertama ku dipertemukan dengannya....

"omong omong, siapa namamu?" tanyanya padaku.

" .....[Name]"

" Kozume Kenma desu, yoroshiku" ucapnya.

"hm" anggukku kecil.

Aku terus menerus mengikuti langkahnya. Dan ia membawaku menuju kediamannya.

"Rumahmu, Kozume?" tanyaku

"Kenma saja, dan iya" Kenma memasuki rumahnya, memegang tanganku dan menarikku ke dalam. Sesaat kurasakan rasa aneh.

Aku melihat lihat interior rumah. Dindingnya bermotif seperti kayu (tanpa warna), ada 1 sofa panjang dan meja kecil di depannya dengan pot bunga kaktus kecil. ada 2 kamar, satu gudang dan kamar mandi luar 1. Ruang tengah yang biasa, dan ada dapur kecil-

"kau bisa menggunakan kamar yang kedua, jika kau kesepian kau bisa ke kamarku yang ini. Ada pakaian kakakku di situ, kau bisa menggunakannya. Istirahatlah, aku akan menyiapkan makan malam nanti" Jelas Kenma lalu berlalu masuk ke kamarnya. Aku memasuki kamar yang di tunjuknya sebelumnya.

Hanya kamar kecil yang sederhana, 1 kasur yang di sebelahnya ada meja belajar, 1 lemari di pojoknya, rak buku seukuran 3/4 tubuhku dan 1 kamar mandi. Aku memperhatikan jendela di sebelah kasur. Bersih, walau sepertinya tak ada penghuninya. Sepertinya ia yag membersihkannya.

Aku membaringkan tubuhku di kasur, entah kenapa terasa lelah sekali.

'Ya, sepertinya aku tak akan kembali ke rumah. Lagipula untuk apa ke sana.'

...dan aku berterimakasih untukmu karena ingin menerimaku di rumah sederhanamu ini.

(Omake)

Malam hari...

Kenma mendengar suara minyak yang beradu dengan panas panci. Ia lalu berpikir 'Apakah [name] yang memasak? ah mungkin saja, hanya ada kami di sini'

Setelah beberapa saat, Kenma mencium bau wangi masakan. Pun sudah tak ada lagi suara memasak. Kenma pikir sudah saatnya keluar.

Ia menemukan [Name] tengah menarik salah satu kursi di meja.

"Makanlah, tapi kalau tak mau tak apa" ucap [name] tiba tiba.

Kenma tertegun  dan tersenyum kecil "tentu saja aku makan"

"Ittadakimasu" ucap mereka bersamaan.

'Enak, enak sekali' ucap Kenma dalam hati.

Hanya Omurice biasa, tapi entah apa yang gadis ini tambahkan sampai rasanya lebih enak di banding yang biasa Kenma makan.

"....Kenma......-san" tanya [Name] dengan suara perlahan. Kenma mendongakkan kepalanya. "Apakah... rasanya enak?" tanya [name].

Kenma sedikit mengernyitkan alisnya. "Tentu saja, kenapa kau bertanya hal itu? kau bahkan bisa bekerja di Kafe atau restoran menengah dengan ini" jawab Kenma. Mendengar itu [Name] menundukkan sedikit kepalanya. "Yokatta, untunglah" gumamnya dengan sura kecil yang masih dapat di dengar pendengaran tajam Kenma.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(un)Colored World {Kenma X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang