15

22.6K 1.4K 18
                                    

"Bubu?"

Abu mengangguk singkat, "iya. Aku Bubu, orang yang pernah nyatain cinta sama kamu sepuluh tahun yang lalu!"

"Bubu? Lo beneran bubu?!" tanyanya dengan semangat.

Abu mengangguk membenarkan.

Tanpa di sangka, Abel memeluk Abu dengan erat.
"Kamu kemana aja? Kenapa kamu nggak pernah temuin aku?" gumam Abel dengan suara bergetar.

Abu membalas pelukan Abel, "aku minta maaf,"

Abel melepaskan pelukannya kemudian menatap mata Abu.
"Pokoknya kamu harus cerita sama aku!"

"Iya. Nanti, sekarang kita sekolah dulu, oke?"

"Nggak. Mending kita bolos aja, iya nggak?"

Abu menghela napas pasrah, "oke. Kita mau kemana?"

"Pantai!" serunya dengan antusias.

Abu tersenyum lembut melihat bagaimana antusiasnya Abel.

Abu pun membawa mobilnya menuju pantai.

Detik berubah menjadi menit, menit berubah menjadi jam, dan mereka berdua pun telah sampai di tempat yang di tujuan.

"Kita duduk di sana aja, yuk!" ajak Abel dengan menarik tangan Abu menuju salah satu pohon.

"Aku jadi inget waktu kita kecil, kita kalo ke pantai selalu lari-larian," ucap Abel dengan menatap lautan.

"Ternyata kamu masih ingat ya, Ra?"

Abel mengangguk singkat, "kamu tau, kalo aku lagi pengen nangis aku selalu datang ke pantai, aku berharap bisa ketemu kamu lagi, Bu!"

"Tapi kamu gak pernah datang ke sini," sambungnya.

Abu terus menatap wajah cantik Abel.

"Oh ya. Bukannya kamu udah tau aku lima bulan yang lalu, kenapa gak pernah nemuin aku?"

"Aku memang pengen menemui kamu, Ra. Tapi, aku juga harus memastikan bahwa itu benar-benar dirimu! Kamu tau kapan pertama kali aku melihatmu?"

Abel menggeleng singkat.

"Saat itu aku baru aja dari mini market, dan ya aku melihat kamu keluar dari club."

"Club?" tanyanya dan di angguki oleh Abu.

Club sialan yang telah merenggut segalanya, ingatan Abel kembali lagi pada saat kehormataannya di renggut oleh bajingan Abi.

"Kamu nggak berubah, ya!" ucap Abel dengan memandang setiap inci wajah Abu.

Abu tertawa singkat, "seperti yang kamu liat. Tapi kamu sedikit berubah!"

"Oh ya?"

"Rambut kamu kenapa jadi pendek gini? Mana rambut panjang yang sering kamu kuncir dua?"

"Ck, aku udah gede, gak mungkin dong di kuncir dua,"

"Dan kamu makin cantik juga, tapi sayang aku kalah start,"

"Maksud kamu?"

"Kamu udah ada yang punya, padahal dulu aku yang nyatain perasaan, tapi di tolak mentah-mentah," sebalnya.

Abel tertawa mendengar ucapan Abu, dia menepuk dengan keras bahu Abu membuat si empunya mengaduh.

"Kamu dulu terlalu cakep buat aku yang dekil," candanya.

"Halah alasan, bilang aja gak suka!" cibirnya.

"Balik yuk! Udah mau dzuhur,"

Abu mengangguk mengerti kemudian berjalan terlebih dahulu menuju mobilnya di susul oleh Abel.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang