27. Manja

168 8 0
                                    

°•• Happy reading ••°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•• Happy reading ••°

"Kamu jadi sering sakit akhir-akhir ini....apa perutmu masih terasa kembung?" Jimin mengusap dahi Andresa yang penuh keringat.

"Masih....princess juga semakin kuat menyusu....aku rasa mulai sekarang harus memompa ASI saja..."Andresa memeluk tubuh Jimin yang belum memakai baju kerjanya.

"Iya, nanti aku coba bilang pada Eomma untuk membantumu memompa ASI. Tenagamu seperti disedot oleh princess."

"Aku sangat lapar, tapi lidahku pahit. Jadi, aku harus apa?" Andresa merengek mencari perhatian Jimin.

"Aku buatkan teh hangat saja dulu, apa mau?" Jimin tahu, istrinya sangat menginginkan perhatian lebih karena sakit.

"Princess bagaimana? Dia belum mandi." Andresa mengerucutkan bibirnya.

"Ada eomma yang akan memandikannya. Kau kenapa sih? Sangat gelisah sekali."

"Tidak tahu. Aku hanya ingin terus bersama Jimin rasanya, jangan ke kantor...." pintanya membuat Jimin menahan senyumnya yang hampir meledak.

"Haduhhh, istriku sedang ingin dimanja, ya? Iya-iya...aku akan menungguimu sampai jam sembilan. Aku harus ke kantor sebentar untuk mengecek pengeluaran bulanan perusahaan." Jimin mengecek ponselnya, pesan itu masuk lagi ke handphonenya....

"Huhu! Tidak mau Jimin pergi..." Andresa mencengkram erat lengan Jimin agar lelaki itu tetap bersamanya.

"Hey....sebentar saja." Jimin mengecup dahi Andresa lembut. "Ingat ya kataku tadi....jika ada yg mengirim lembaran amplop jangan di buka, kau percaya padaku. Foto itu hanya akan menjebak hubungan kita."

"Pengirimnya bodoh, dia pikir aku tidak mengenal kelakuan nakal Jimin apa?" Andresa tersenyum pahit.

"Aku nakal karena Andresa terus menolak."

"Iyalah, siapa yg betah jika Jimin banyak wanitanya."

"Mana ada, aku begitu juga karna kau memilih Hoseok jadi pacarmu, makanya aku putus asa."

"Ah sudahlah.....jangan membahasnya lagi, jangan ke kantor ya....aku ingin kau disini saja menemaniku."

"Iya-iya, istirahtlah....nanti aku bangunkan untuk memompa ASI." Jimin mengecup dahi Andresa. Lalu, dirinya bangkit dan hendak mencari baju kaos untuk dikenakan.

"Kau mau kemana?" Andresa menarik celana dasar Jimin, membuat lelaki itu menghela napasnya pelan.

"Mencari baju kaosku, aku akan membuat teh untukmu....kau bucin sekali padaku, yaaa..."

"Isss...yasudah, sanalah." Andresa mengusir Jimin, malu juga jika dikatain bucin sama suami sendiri.

Jimin pun pergi dan kembali lagi membawa satu gelas teh, Andresa meminumnya lalu beristirahat. Ketika pukul 08.30 Jimin membangunkannya untuk memompa ASI. Andresa memompa asinya untuk dimasukkan ke dalam dot princess.

Sebelum memompa, Jimin membawa princess ke dalam kamar, princessnya ternyata sudah haus duluan sebelum ASI terpompa.

"Iya-iya...itu Eommamu, jangan menghisap susu Appa, Appa tidak punya susu seperti Eommamu," ucap Jimin saat princessnya menggiti susunya yang masih berbalut baju kaos.

"Dia sudah haus, ya?" tanya Andresa cemas. Belakangan ini dia sedikit cemas, princess sudah bisa duduk sendiri, belum lagi giginya sudah mulai tumbuh, membuat puting Andresa sakit saat princess menggigitnya.

"Iya... dia merengek minta susu, apa tidak apa-apa?" tanya Jimin yang juga ikut khawatir.

"Tidak apa-apa, semoga dia tidak menggigit."

Jimin memberikan princess pada Andresa. Andresa membuka kancing kemejanya, membuat princess langsung menyosor dan menyusu disana. Susu sebelahnya diremas oleh Jimin agar ASInya keluar dan dimasukkan ke dalam tabung.

"Jimin pelan-pelan...." pintanya karena Jimin terlalu bersemangat.

"A-ah... iya maaf..."

"Hmm.."

"Princess tidak sabaran sekali, ya. Kau bersemangat sekali melahap susu Eomma," ujar Andresa sambil menepuk-nepuk pantat princess.

"Appanya juga tidak sabaran.... apa Appanya boleh ikut menyusu seperti princess?"

"Tidak," jawab Andresa singkat.

"Ck... Appa ke kantor saja sehabis ini, membeli susu disana saja."

Ctas!
Andresa menjitak kepala Jimin. "Enak saja, tidak akan aku biarkan kau membeli susu disana."

Jimin memanyunkan bibirnya. "Kan Appa princess juga butuh asupan susu...."

"Jimin... Appa princess ada dua, Appa mana yang kau maksud?" goda Andresa dengan menahan senyumnya.

"Andresaaa.... tolong ya jangan memancingku begini, tentu saja Appanya princess yang ini."

Andresa terkekeh mendengarnya, tidak tega. Bayi besarnya juga butuh susu rupanya. "Kemarilah...." kilah Andresa membuka kembali bagian yang telah ditutupnya sehabis Jimin memompa.

Jimin menyusu disana sebagaimana princess yang menyusu di sebelahnya. Si bayi besar, Park Jimin.

***

Sudah pukul 13.20 Jimin mengganti bajunya karena dia belum ada ke kantor hari ini.

Ia melihat Andresa dan princess sedang tertidur lelap. Sebenarnya tidak tega, tapi jika ia memberitahu Andresa bahwa ia akan ke kantor, pastilah wanita itu akan merengek.

Terpaksa, Jimin diam-diam pergi ke kantornya.

Andresa membuka matanya saat sudah pukul 15.30. Ia mengecek ponselnya mendapatkan dua pesan. Pesan pertama yang ia baca ialah dari Jimin.

"Tuh kan.... dia pergi ke kantor," gumamnya. Lalu, beralih pada pesan yang kedua.

Disana tertera nama Eunseo yang mengajaknya bertemu besok pagi.

"Ada apa? Apa dia akan membunuhku?"

Andresa menutup kembali ponselnya. Melihat princess yang masih tertidur, membuat bibir Andresa bergerak menciumi pipi princess..

"Euhmm... anak Eomma sangat cantik. Eomma tidak sabar menunggu kau tumbuh menjadi anak remaja yang cantik, dengan begitu eomma akan mengajarimu berdandan.... hehe," ucapnya dengan bahagia, membayangkan princess akan tumbuh besar dan cantik.

🐾🐾🐾

JANGAN LUPA BAHAGIA 💜

The Paradise - JHS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang