1) Awal dari semua

166 19 1
                                    

Y/N'S POV

Seperti biasa aku bangun saat jam hampir menunjukan pukul 12 siang. Sambil membuat es kopi dengan harapan bahwa es kopi akan membantu ku menjalani hari yang membosankan ini.

Aku tinggal di sebuah rumah yang tidak begitu jauh dari pusat kota, tak begitu besar namun tak begitu kecil juga untuk diisi dua orang. Iya aku tinggal dengan si manusia menyebalkan itu, Tom Holland. Manusia yang selalu komplain kalau rumah ini terlalu kecil padahal ia sendiri yang mengisi rumah ini dengan segala macam barang-barangnya.

"Hei Y/N udah bangun aja lo" tuh kan, sapanya dengan cengar cengir gak jelas.

"Yaiyalah, gue kan ga kebo kaya lo"

"Katanya ga kebo tapi bangun tengah siang begini, ngarang lo" balasnya sambil tertawa.

Manusia setengah dewa katanya, dengan paras tampan dan kesuksesan dalam karirnya ia memiliki ribuan bahkan jutaan penggemar yang bahkan mungkin siap mati untuknya. Orang-orang itu tampak tergila-gila dengan british boy satu ini tapi jika ku lihat-lihat tampangnya biasa saja, ia hanya laki-laki dengan aksen yang menggemaskan dari negri antah berantah nan jauh disana.

Sebenarnya awal mengapa aku bisa satu rumah dengan tikus kecil menyebalkan ini, sesimpel karna orang tua nya mengenal orang tua ku. Lalu beberapa tahun yang lalu aku pindah dari kota kelahiran ku, ke tempat yang agak aneh ini. Kota yang agak aneh dilengkapi dengan ide orang tua ku yang sangat aneh dan gak jelas, mereka menyuruh agar aku dan Tom dapat tinggal bersama dan ya di sini lah aku sekarang.

Oh iya soal tinggal satu rumah, jangan kira aku pacar atau bahkan fiance nya. Aku sudah bosan dan muak mendengar rumor-rumor di internet yang mengatakan bahwa aku memiliki hubungan lebih dari teman dengan si kutu buku itu.

"Suka-suka lo aja deh" ucapku dengan nada kesal sambil meminum es kopi di tangan ku.

"Kopi mulu, ga sehat tau. Asam lambung naik aja ntar nangis nya ke gua"

"Berisik deh lo, dari pada lo ngeteh mulu ampe kembung"

"Ngeteh tuh kan sehat bikin badan rileks"

"Rileks rileks, malah teler terus kaga jadi kerja dan gak bisa bayar rent bulan depan, kopi dong bikin mata melek sama semangat"

"Iyain deh apa kata si tuan putri" tawa nya.

"Heleh diem lo" bales ku sambil menjitak jidatnya pelan.

Anak satu ini emang nyebelinnya pol banget deh, tapi entah kenapa aku tahan aja gitu sama semua tingkah nyelenehnya. Walaupun keliatannya aku sebenci itu sama dia tapi kalo ga ada si manusia absurd ini rumah jadi sepi banget, ga kebayang kalo kita udah ga serumah.

"Oh iya Y/N lo udah mikirin mau pake baju apa malem ini?" tanya nya mengingatkan ku.

"Loh emang malem ini ada apa? One of your party?" tanya ku balik dengan bingung.

"Lah party? I'm way too poor to throw a party, gila aja lo. Lu beneran lupa?"

"Iya emang ada apa sih?"

"Itu loh talkshow pertama lo, jadwalnya kan jam 8 malem ini"

Tak sengaja menyembur kopi yang baru saja ku minum, terkaget karena kata-katanya. Beneran? Malem ini? Masa aku beneran ga inget sih, payah!

"HAH?!" tanya ku dengan kencang.

"SI DONGO PAKE LUPA SEGALA, GAUSA PAKE ACARA NYEMBUR KALI" teriaknya balik.

"Anjir kok gue bisa lupa ya"

"Faktor u itu bun, kan anda sudah tua"

"Ban bun ban bun, gue silet juga ya mulut lo, lagian sih kenapa ga ngingetin" ancam ku

"Ya itu tadi gue ngapain? Ngelawak?"

"Engga ya maksudnya tuh ingetin kaya jauh-jauh hari, kaya 3 ato 2 hari yang lalu"

"Halah gue ingetin kaya gitu lu juga tetep bakalan lupa, lu aja lupa kemaren ngapain aja" ledeknya.

Cih, cape banget punya house mate kaya manusia satu ini. Ga bisa gitu sehari ga ngeselin, pengen banget nampol cuman ga tega. Karna ga mau pusing aku milih langsung ngajak dia ke mall buat beli baju

"Yaudah gih sekarang mending lo temenin gue beli baju" ajak ku.

"Dih ngapain males" tolaknya.

"Masa masih mau males kalo gue traktir?"

Sedetik, dua detik, tiga detik. Waktu berjalan dengan keheningan yang mengisi ruangan itu, kepala lelaki berbaju hitam itu mendongak ke atas dengan telapak tangan yang seraya menahan dagunya seakan-akan mencari jawaban mengapa apel jatuh ke kepala Newton.

"Tawaran yang menarik, ma'am" katanya sambil membungkuk kan badan layaknya seorang pelayan.

Ah ini! Aura charming aneh ini yang datang entah dari mana, tak tahu mengapa namun aku selalu menganggap manusia-manusia dari Britania Raya ini memiliki aksen yang manis dan elegan. Masalah aksen kecil yang bisa melelehkan hati ku dengan sekejap. Mungkin aku yang aneh atau aku yang terlalu perlebihan, aku pun tak begitu paham

"Aneh-aneh aja lo" lirik ku sambil tertawa kecil.

His Cup of TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang