BAGIAN 48 HENRY W GARDNER VI

119 1 0
                                    

Pagi hari telah tiba. Seberkas sinar matahari berhasil melewati tirai yang menutupi jendela sehingga menerpa wajah Asnawi yang sedang terlelap. Ia tampak memeluk Utami yang tidur di sebelahnya. Ia merasa kepanasan akibat terpaan sinar itu hingga akhirnya ia pun terbangun.

Asnawi berusaha beranjak dari tempat tidur, namun tiba tiba Utami memegang tangannya dan menariknya kembali ke peraduan.

"Mau kemana Wi?" tanya Utami dengan suara parau.

"Aku mau mandi, sekarang kan hari kerja" jawab Asnawi sambil membuka selimut.

"Hmmm...kamu jangan dulu pergi dong!! Aku masih kangen" protes Utami.

"Yaelah Tami, nanti sore aku udah pulang lagi kesini"

"Cih!! Dasar raja coli jahat!!"

"Hahaha...udah lama gak ada yang ngejek aku kayak gitu"

Asnawi beranjak dari tempat tidur, sedangkan Utami kembali menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Asnawi pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum berangkat menuju tempat kerja.

Beberapa menit kemudian, ia telah selesai mandi, lalu mulai berpakaian rapi dan mempersiapkan diri untuk berangkat kerja. Dia tiba tiba mendengar suara ketukan pintu. Asnawi pun terkejut, begitu pula dengan Utami yang secara tiba tiba pergi dengan menembus dinding. Akhirnya Asnawi membuka pintu kamarnya.

"Bi Asih? Ngapain kamu dateng kesini?" tanya Asnawi ketus.

"Ada hal penting yang ingin kubicarakan, bolehkah aku masuk?" jawab Bi Asih.

"Gak bisa Bi, aku sekarang mau ke kantor" tolak Asnawi.

"Aku mohon Den!! Ini penting" Bi Asih memelas.

"Bi Asih...aku udah terlambat sekarang, maaf...aku sekarang mau pergi" kata Asnawi sambil mendorong tubuh Bi Asih untuk keluar dari kamarnya.

"Kamu gak usah kerja hari ini Den...bentar lagi bos kamu akan meneleponmu"

Beberapa detik kemudian, smartphone milik Asnawi bergetar. Sang manajer menelepon dirinya. Asnawi kemudian menerima panggilan telepon itu. Asnawi menjauhi Bi Asih dan memunggunginya ketika ia berbicara di telepon. Tak lama ia pun menutup teleponnya dan kembali berpaling kepada Bi Asih dengan ekspresi kecewa.

"Betul kan Den? Kamu gak usah kerja hari ini?" tanya Bi Asih.

"Hmmm...kamu tuh yah! Cewek paling berkuasa di negara ini, kamu bisa dengan gampangnya mengatur hidup seseorang" bentak Asnawi.

"Bukan aku Den yang kayak gitu, tapi Nyonya Besar...aku mah apa atuh Den, cuman kacung" balas Bi Asih.

"Jadi tujuanmu mau apa kesini Bi? Mau minta maaf? Itu gak ngaruh karena aku gak akan maafin kamu...atau kamu mau balikan, aku bakalan menolak!" tegas Asnawi.

"Bukan itu Den maksud kedatanganku ke sini...aku udah ikhlas kok gak kamu maafin, soalnya kejahatan ku udah benyak...terus aku juga nerima kalo kamu gak mau balikan, tapi satu yang pasti...cinta ku sama kamu itu beneran...aku tulus mencintai kamu Den"

"Terus, mau kamu apa Bi?"

"Henry udah ada di Indonesia, umurnya udah setahun...kamu udah janji mau jadi ayah angkatnya"

Asnawi terhenyak mendengar kabar itu. Henry adalah darah dagingnya bersama Cascade.

"Henry? Darah dagingku?" gumam Asnawi secara tak sadar.

"Darah dagingmu? Maksudmu apa Den?" Bi Asih bingung.

"Eh...enggak...enggak...dia darah daging Cascade"

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang