PART 4 : What People Say

70 26 19
                                    

-

Egi menghela napas panjang begitu ia keluar dari ruang dosen, kepalanya terasa berat karena semalam bergadang menyelesaikan revisian untuk hari ini.

Tapi tak apa, karena Egi tengah senang hari ini sebab revisiannya jauh lebih sedikit ketimbang bimbingan sebelumnya.

Ya walaupun ia masih cukup tertinggal jauh dari beberapa teman sekelasnya tapi tak apa, sudah mampu berjalan sejauh ini saja ia sudah sangat bersyukur.

"Egiii... " Egi mendongak dan melebarkan senyum dan tangannya saat tak sengaja bertemu dengan Putri, teman sekelasnya di beberapa mata kuliah. "Apa kabar? Lama banget gak ketemu."

Egi mengangguk dalam pelukan singkat itu. "Iya nih, kitanya udah sibuk ama jadwal bimbingan masing-masing. Lo apa kabar?"

"Baik, lo gimana? Skripsi udah sampe mana?"

Egi menatap Putri malas. "Gak usah bahas itu deh, enek gue! Baru juga keluar dari penjara tadi!"

Putri tertawa lepas dan memgangguk sambil merangkul pundak Egi. "Eh, mampir ke warung nasi di depan kuy? Tempat biasa, kebetulan ada si Disa ama Satya."

Egi melirik jam tangannya, sebelum mengangguk menyetujui ajakan tersebut, hari ini ia tak ada janji apapun selain menyelesaikan revisian agar bisa sedikit berleha-leha, sekaligus mengisi waktu luang dari pada harus habis untuk ber-overthinking seharian.

Lagipula Rino sedang bimbingan dan ada jadwal di cafe sampai sore nanti. Duh, memikirkan jadwal Rino yang begitu padat membuat Egi meringis.

Bagaimana bisa pacarnya sekuat itu? Apa tidak lelah?

"Boleh." Egi pun mengikuti langkah Putri menuju warung nasi yang dulu menjadi tempat Egi dan beberapa temannya menghabiskan waktu untuk mengisi perut disela-sela perkuliahan.

Egi melambaikan tangannya kearah Satya dan Disa.

"Aaa.. kangen!" Kata Disa sambil menarik tangan Egi untuk duduk disampingnya. "Kemaren pas mau ketemu ama Saras lo kan gak jadi dateng! Kesel gue!"

"Gue juga... sorry, kemaren gue ada urusan mendadak, tapi malemnya gue sempet sih ketemu ama Saras, sempet hangout juga malah."

"Ih, lo mah gak ngajak." Egi hanya tertawa dan beralih menatap cowok yang ada di samping Disa.

"Entar deh gue ajak, eh tapi gimana nih kabar lo? Lo juga, Sat." Satya tersenyum lebar. Ah, perkenalkan Satya ini adalah teman dekat Egi semenjak ospek diluar circle Rino dan teman-temannya. Jadi ya, bisa dibilang mereka lumayan dekat walaupun tak sering menghabiskan waktu bersama.

Maklum, temen satu cluster ketika ospek.

"Kaya biasa gue, lo gimana?"

"Baik dong." Setelah itu mereka pun memilih untuk memesan makanan dan menyantapnya terlebih dahulu karena Disa mengeluh lapar sedari tadi.

"Skripsi gimana, Gi?" Egi memutar matanya malas ketika Disa bertanya disela-sela acara makan mereka.

"Astaga, gak ada pertanyaan lain apa? Setiap ketemu orang pasti nanyanya skripsi, pusing gue. Cukup dosen ama bonyok aja yang rewel, lo pada jangan." Disa tertawa keras mendengar curhatan nelangsa seorang Egi, begitu pun dengan Satya.

"Pertanyaan lain ya? Apa ya?" Olok Disa membuat Egi mendengus.

"Masih bareng sama yang itu?" Egi mendongak dan menatap Satya dengan kening berkerut.

"Hah? Apaan?" Satya mendengus.

"Masih ya?" Egi mendengus dan terkekeh kecil ketika mengerti maksud Satya.

Garis KesanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang