Happy Reading
(◍•ᴗ•◍)Guyuran hujan di siang hari, kota Seoul basah akibatnya. Orang-orang berteduh setidaknya menghindari terpaan air meskipun udara dengan suhu dingin tidak bisa diabaikan. Termasuk dua pemuda berseragam sekolah, meneduh di bawah atap sebuah kafe yang sudah tutup.
Bersandar di jendela lebar kafe, memandang dalam diam rintik hujan yang seolah tak mau berhenti dan semakin besar. Menyebabkan salah satu di antara mereka sedikit jengkel akibat ketiba-tibaan situasi ini.
"Kenapa harus hujan sekarang, sih?"
Pemuda yang lebih tinggi darinya terkekeh, satu tangannya menengadah ke atas. Tetesan demi tetesan jatuh di telapak tangannya hingga basah.
"Harusnya kamu bersyukur, Seokjin."
Mendelik, pemuda dengan bahu lebar itu merasa heran. "Kita terlambat karena hujan, loh. Bersyukur dari mananya coba?" Hal itu kembali membawa kekehan padanya.
Namseok, pemuda tinggi dengan lesung pipit yang manis melirik Seokjin. Masih dengan senyuman yang selalu mampu membuat kekasihnya terpesona. "Bersyukur, karena kita bisa berduaan seperti ini. Tanpa ada yang mengganggu, tanpa ada yang melarang."
Menengadahkan tangannya juga, kebenaran akan ucapan prianya membuat pandangan Seokjin meredup. Tahu dengan benar bagaimana kondisi di lingkungan yang tidak mendukung keduanya
Hidup dalam lingkup keluarga yang menjunjung tinggi harga diri dan strata sosial. Mengetahui fakta jika anak mereka memiliki keinginan menyimpang membuat mereka kesulitan untuk berinteraksi. Banyak cara dilakukan mereka hanya demi melepas cinta antara Namseok dan Seokjin.
Keduanya lebih memilih mengiyakan keputusan sepihak dari mereka, namun nyatanya, mereka tidak benar-benar putus hubungan. Bersembunyi dalam status pertemanan.
"Kamu tahu tidak?"
"Tahu apa?"
"Hujan selalu membuatku merasa tenang. Terdengar aneh, tapi aku ingin menjadi bagian hujan setidaknya satu kali."
"Kenapa mau jadi hujan?"
Tatapan keduanya terkunci cukup lama. Senyuman yang tidak pernah luntur dari wajah rupawan Namseok dan semburat tipis di pipi lembut Seokjin.
"Biar aku bisa merasakan bagaimana rasanya jatuh ke tangan kecilmu, membawaku agar tidak jatuh ke tanah yang keras."
"Apaan, sih. Aneh." Mendengus geli mendengar penuturannya, Seokjin tetap merasa tersipu. Baginya, ungkapan dengan makna tersirat yang selalu diucapkan Namseok untuknya berhasil membuat relung beku dalam hatinya semakin mencair.
Namseok tidak hentinya memuja wajah rupawan terkasih yang tengah tersenyum malu karenanya. Tatapannya yang mulai sendu membuatnya berpaling dan menghadap langit siang yang basah dan gelap.
"Seokjin."
"Iya?"
"Jika suatu saat nanti aku tidak ada..." Ucap Namseok, lirih. "...maukah kamu tidak melupakan kebersamaan kita?"
...
TBC
Ini ff Namjin pertama yang aku buat.
Semoga suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI CASA [NAMJIN]
FanfictionNAMJIN AU Tentang Seokjin dan dimana hati harus berlabuh. Ketika Namjoon datang setelah peninggalan yang terkasih. Membawa kabar yang membuatnya bimbang di mana dirinya harus menentukan rumahnya. Drama || Boyslove || Typo || AU/Fanfiction