4

70 7 0
                                    

"Kau sedang apa, Alu?" Miya melihat Alucard yang sibuk dengan kertas di atas ranjangnya. Miya menghampiri Alucard dan duduk di tepi ranjang.

"Ah, Miya. Kapan kau datang?" Alucard bergegas membereskan semua berkas yang ada di hadapannya karena takut Miya kembali melontarkan ocehannya.

"Tidak apa-apa, lanjutkan saja. Aku ingin melihatmu bekerja." Ucap Miya seraya tersenyum. Alucard menatapnya heran, namun sejurus kemudian ia tersenyum.

"Sebenarnya ini bukan tugasku. Aku hanya penasaran dengan sosok saudara yang Guin amanatkan untuk mengambil alih istananya itu." Ucap Alucard.

"Maksudmu Lancelot? Kenapa? Bukan kah kita sudah sering bertemu dengannya?" Tanya Miya.

"Iya, tapi aku tetap penasaran darimana asal usulnya. Guinevere memang masih sangat muda untuk memimpin kerajaannya seorang diri. Tapi, bukan berarti ia bisa mempercayai Lancelot begitu saja. Mereka bahkan baru mengenal satu sama lain selama dua tahun." Ucap Alucard.

"Lalu, kau mau mencari tahu asal usul Lancelot? Keluarganya dan tempat tinggalnya dulu?" Tanya Miya. Alucard mengangguk.

"Sejauh mana yang sudah kau ketahui tentang Lancelot?" Tanya Miya ikut penasaran. Ia mendekat ke arah berkas-berkas itu.

"Berdasarkan info dari Hayabusa, Lancelot dulunya adalah seorang putra kerajaan. Namun, suatu hari terjadi perang besar-besaran dan kerajaannya hancur begitu saja. Akhirnya, Lancelot terpaksa harus tinggal bersama saudara jauhnya. Suatu hari, paman yang mengasuhnya setelah perang tersebut meninggal dunia." Alucard mulai bercerita.

"Astaga...Menyedihkan sekali kisahnya." Ucap Miya.

"Ya. Kau tahu apa yang lebih menyedihkan lagi? Pamannya meninggalkan hutang yang tidak sedikit. Sehingga dengan terpaksa rumah yang selama ini ia dan bibinya tinggali disita untuk melunasi hutang tersebut. Akhirnya, Lancelot beserta bibinya pergi ke pelabuhan dan menaiki sebuah kapal pesiar. Mereka berniat untuk pergi sejauh mungkin dan memulai hidup yang baru." Lanjut Alucard.

"Tunggu, bukankah Guin pernah bilang, ia bertemu dengan Lancelot di sebuah kapal pesiar?" Tanya Miya. Alucard mengangguk.

"Ya, saat itu Lancelot bertemu dengan Guin. Mereka bercengkerama dan ternyata, mendiang bapak Guinevere adalah saudara dari bibi Lancelot. Yang artinya, Lancelot dan Guinevere adalah saudara jauh." Ucap Alucard. Miya mengangguk paham.

"Berarti, Lancelot sebenarnya sudah punya pengalaman di kerajaan ya. Setidaknya ia paham tugas-tugas kerajaan. Pantas saja Guin mempercayainya." Ucap Miya.

"Iya, kupikir juga begitu. Sayang sekali Kerajaan Baroque harus runtuh begitu saja. Pasti perang saat itu benar-benar besar." Ucap Alucard seraya menunjuk logo kerajaan Baroque.

"Tunggu, kerajaan apa?" Tanya Miya.

"Baroque. Ada apa? Apa kau pernah mendengar namanya?" Tanya Alucard.

"Tidak. Tapi, logo kerajaan ini seperti tidak asing di mataku." Ucap Miya seraya menatap logo tersebut lekat-lekat.

"Oh ya? Kau pernah melihatnya?" Tanya Alucard penasaran.

"Kurasa iya, tapi aku lupa di mana aku melihatnya." Ucap Miya kemudian menghela napas lelah. Alucard mengusap kepala Miya dengan lembut.

"Jangan dipaksakan. Ayo kita istirahat, kau dan bayimu butuh istirahat yang cukup, bukan?" Alucard tersenyum seraya meletakkan berkas-berkasnya ke nakas.

"Kau juga." Ucap Miya. Alucard hanya tertawa kecil.

°°°
"Rajutanmu semakin rapi, Guin." Puji Lesley seraya melihat hasil rajutan yang ada di tangan Guin.

"Benarkah? Aku mulai terbiasa dengan ini. Berkat kau juga, terima kasih." Ucap Guin senang. Lesley tersenyum.

"Kali ini untuk siapa?" Tanya Lesley penasaran.

"Granger, dia suka warna merah." Ucap Guin.

"Wah...sudah punya kekasih rupanya. Semoga hubungan kalian lancar, ya. Granger pasti senang mendapatkan hadiah ini." Ucap Lesley.

"Ya. Dua hari lagi adalah hari ulang tahunnya. Ia terus mengingat pesta ulang tahunku seminggu lagi, tapi ia melupakan hari ulang tahunnya sendiri yang akan jatuh lebih cepat daripada hari ulang tahunku." Tutur Guin. Lesley hanya tertawa.

"Memangnya kapan ulang tahunmu?" Tanya Lesley.

"Hari Sabtu nanti. Kau, Gusion, dan Harley datang ya di Sabtu malam. Kita akan mengadakan jamuan makan malam dan sedikit berpesta." Ucap Guin.

"Datang ke istanamu?" Tanya Lesley. Guin menggeleng.

"Aku akan mengadakan jamuan di Land of Dawn. Miya yang menyuruhku karena ia ingin membantu banyak." Ucap Guin. Lesley mengangguk paham.

Akan sulit bagi Guin untuk menyiapkan pesta sendirian di istananya. Walaupun bisa saja ia menyuruh pelayan-pelayannya, tapi tetap saja akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama orang yang sudah dikenal.

"Baiklah. Aku akan datang." Ucap Lesley. Guin tersenyum dan berterima kasih.

"Oh iya, kemana Harley? Aku tidak melihatnya sejak tadi." Tanya Guin.

"Dia sedang memanen buah di kebun bersama Gusion. Kau tunggu lah sebentar lagi, agar kau bisa membawa pulang sedikit hasil panen mereka." Ucap Lesley. Guin tersenyum dan mengangguk. Ia bersyukur memiliki teman yang baik seperti Gusion dan Lesley.

The New KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang