Hampir saja Megumi menjatuhkan kotak susu terakhir yang ada di tangannya ketika dengan santai sang ayah berkata sambil menyeruput ramen sebagai menu sarapan, "Kau akan menikah dengan Zenin Mai."
Mata Megumi menatap horor. Alisnya beradu dan dalam hati mengucap syukur teramat banyak sebab kotak susu itu masih berada di genggaman tangan, bukan terlempar ke arah sang ayah.
"Aku masih sembilan belas??"
"Kau bisa menikah saat lulus kuliah," ayahnya melukis senyum tidak peduli.
"Ayah saja menikahi ibu di dua delapan?"
"Karena kami sibuk pacaran."
"Lalu aku?!" Megumi meletakkan kembali susu itu ke dalam lemari pendingin, dengan cepat melangkah dan berdiri di hadapan ayahnya. "Orang-orang sibuk berlomba tinggal di Mars, sementara Ayah masih ikut perjodohan anak?"
Fushiguro Toji sebenarnya tidak terlalu peduli tentang pasangan Megumi, tentang cita-citanya, tentang pendidikannya, tentang sekolahnya, ia hanya ingin Megumi mengalami banyak hal dan bisa mengurus dirinya sendiri.
Tapi kali ini ia benar-benar butuh bantuan.
"Aku juga tidak mau, tapi Letnan Jendral memintamu menikahi putri keduanya."
Megumi melepas tawa sarkas. "Dasar anjing—" ia membuang muka, "—militer."
Mata Toji berubah datar. Ia cukup banyak sudah menebak reaksi Megumi. Ia juga tidak terlalu terkejut dihardik sebagai anjing militer karena begitulah mereka hidup dari dulu sampai sekarang. Saling menopang sebagai ayah dan anak, ibu dan anak, sesama teman, saudara, hanya mereka berdua di rumah yang dulu begitu hangat.
"Kalau kau tidak mau sebaiknya cari alasan terpercaya yang bisa kusampaikan," Toji menghabiskan kuah ramennya. Ketika ia bangkit, suara kursi yang bergerak menarik kembali raut tidak bersahabat Megumi. Tapi Toji sudah lebih dari kebal. Ia mengambil tas kerja dengan culas melambaikan tangan pada Megumi sebelum pergi.
"Ayah bodoh."
—Adalah yang terakhir Megumi ucapkan ketika pintu tertutup dan ia merutuk, begitupun ketika ia selesai bercerita tentang pagi paling buruk pada temannya yang biasa tidak terlalu berguna memberi saran kehidupan terkhusus melawan orangtua, Okkotsu Yuuta.
"Mungkin kau harus mulai memperbaiki sikap pada ayahmu." Kan? Tidak berguna. Bukan itu yang Megumi keluhkan, astaga.....
"Aku punya ide," tiba-tiba meja digebrak. Tidak seperti Yuuta yang hampir melompat kaget, Megumi tidak terlalu terkejut mengingat memang sifat Kugisaki Nobara yang suka berapi-api kalau sedang memikirkan ide gila. Dan kali ini Megumi berharap ide gila yang datang —setelah Nobara menunjukkan layar ponselnya— bisa berguna.
"Cari pacar," ucap gadis itu. Megumi baru sadar ada hati berterbangan di jendela aplikasi yang muncul di layar. "Kalau yang asli akan sulit. Dan Ayahmu hampir mengenal semua orang yang ada di kampus ini. Jadi, pura-pura saja."
"Aplikasi apa ini?"
"Rental pacar," Nobara tertawa dengan aura seorang pebisnis menang saham. Sementara Yuuta melihat dengan senyum canggung juga maklum. "Aku sering pakai untuk cari referensi fashion rumahan." Ucapnya selaku ketua club menjahit yang terlalu malas membeli majalah. "Kau tahu? Para lelaki di sini punya selera pakaian superbagus."
Megumi tidak tahu, dan Megumi tidak mau tahu.
"Jadi, kau cari saja pria yang bisa kau kenalkan pada ayahmu sebagai kekasih. Lalu kalian bisa berpura-pura pacaran sampai rencana pertunangan itu jadi angin lalu, atau sampai kau dapat pacar sungguhan."
Megumi mengerutkan alis, "Laki-laki?" ia melirik Nobara mengangguk dengan senyum, "Kenapa?"
Megumi percaya dia masih suka perempuan.
"Kalau perempuan, bisa-bisa malah naksir ayahmu."
Oh.
"Jadi lebih baik laki-laki, lagipula bukan berarti kau berkencan sungguhan."
Megumi menatap datar karena sungguh rencana konyol ini sangat mengejutkan terlihat potensial. Hanya saja, Megumi tidak tahu kapan kiranya rencana perjodohan akan berakhir. Ia tidak mau menipu ayahnya sampai Zenin Mai melupakan perjodohan, tapi ia juga tidak mau dijodohkan.
"Apa ada orang yang kira-kira tidak takut pada ayahku?"
Megumi mengajukan syarat yang serius sampai Nobara tersentak. Gadis itu lupa bagaimana Fushiguro Toji sangat menyayangi Megumi walau tidak terlihat. Pria itu adalah Komandan angkatan udara yang sering dikirim ke daerah perang dan pengungsian. Badannya besar, tinggi, dengan mata tajam bewarna hijau yang menatap seperti serigala perkasa. Tampan memang, tapi kalau Megumi punya pacar, Nobara yakin sembilan puluh persen dari mereka akan mundur setelah melihat calon mertua.
Melihat reaksi Nobara, Megumi mendesah putus asa.
"Semangat Fushiguro-kun!" Sungguh Yuuta, baik sekali, senyum itu sangat menguatkan hati, tapi tetap tidak berguna.
"Aku cari di forum," Nobara dengan niat seribu persen tidak putus asa. "Akan kuberitahu kalau ada jawaban."
"Apa yang kau tanya?" Yuuta menyela.
"Ingin menyewa pacar untuk anak Mafia."
"Ayahku bukan Mafia!" Megumi benar-benar tidak terima. Walau memang Sang Ayah sering bersikap menyebalkan, bukan berarti dia berdarah dingin, ....mungkin?
"Maaf Fushiguro, tapi kalau aku bilang prajurit yang seperti penjahat akan banyak pertanyaan, dan karena jam kelas ini matematika Nanami-sensei, aku tidak punya waktu meladeni semua."
"Tapi kenapa harus Mafia?"
Yuuta dan Nobara saling berpandangan. Memang anak manis Fushiguro satu itu sangat tidak tahu bagaimana ayahnya melihat setiap orang yang mencoba mendekati Megumi setiap festival tahunan. Mungkin itu alasan mengapa walau Megumi termasuk top sepuluh murid laki-laki Universitas Metropolitan Jujutsu yang ingin dipacari, tapi tidak ada yang mau pacaran dengannya.
Sabar Megumi. Nobara meyakinkan diri untuk mencarikan teman baiknya pacar yang dapat menatap balik sang ayah, walau hanya sewaan.
TBC
15 Juli 2021
SeaglassNst
KAMU SEDANG MEMBACA
RENTAL
Fanfiction"Kalau kau tidak mau, sebaiknya cari alasan bagus yang masuk akal." Baru kali ini Fushiguro Megumi, si anak jenius, merasa bodoh ketika Sang Ayah berkata demikian setelah merencanakan perjodohan yang memaksa Megumi meminta saran konyol Kugisaki Noba...