Di pagi yang cerah, semua orang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing salah satunya rayyan. Ia sibuk memasukkan buku-bukunya itu ke dalam tasnya. Ketika ia baru saja keluar dari kamarnya tak sengaja matanya melihat sosok bidadari yang tengah sibuk menata meja makan mini mereka. Segeralah ia menghampiri sang ibu dengan wajah yang senang.
"Ibu, kemana yang lain?" Rayyan menatap mata ibunya, Ibu lalu tersenyum sembari mengusap rambut putranya,"Mereka sudah pergi, sayang."
"Sepagi ini, bu?"
Ibu hanya mengangguk, ia menarik kursi itu, mempersilakan putranya duduk dan segera serapan.
Hmm sepertinya ini alasannya mereka pergi sepagi ini.
Rayyan terdiam beberapa detik, melihat sepiring nasi yang selalu menjadi makanan mereka sehari-hari tanpa adanya lauk, begitulah setiap hari hanya nasi dan nasi yang bisa mereka makan tanpa campuran lauk-pauk maupun sayuran.
"Ada apa, nak? knp tidak makan? tidak enak ya?" Ibu melihat putranya yang terdiam.
Rayyan lalu tersenyum, ia menyuapi ibunya nasi dan menyuapi dirinya sendiri. Hanya mereka berdua yang serapan di rumah hari ini sedangkan ayah dan adiknya tidak serapan sama sekali.
Setelah selesai, rayyan membantu ibunya mengangkat piring kotor ke dapur. Ibunya yang hendak mencuci piring tersebut di hadang oleh rayyan.
"Tidak, bu! biar aku saja."
Ibu tersenyum, ia memperhatikan anak lelakinya yang kini sudah tumbuh besar. Dulu, ia masih sangat kecil yang kerjanya hanya bermain dan bermain namun sekarang sudah bisa membantu ibunya.
"Ibu, hari ini aku di pindahkan ke sekolah yang baru." Ujar rayyan.
"Ada apa,nak? kamu tidak melakukan kesalahan kan?" Ibu menatap anak lelakinya dengan sedih.
Rayyan mencuci tangannya yang berlumuran dengan sabun, ia memegang tangan ibunya sembari tersenyum bahagia.
"Jangan bersedih, bu." Rayyan menatap kedua mata ibunya.
Rayyan menjelaskan bahwa ia di pindahkan di sana bukan karna ia melakukan kesalahan melainkan karna ia memiliki otak yang terlalu cerdas di bandingkan anak-anak di sekolahnya hingga kepala sekolahnya mengusulkan ia ke sekolah lain.
Sekolah yang memang pantas dengannya bukan sekolah anak buangan yang hanya berisi anak anak miskin dengan otak yang seadanya.
Sebenarnya rayyan tidak pernah mempermasalahkan ia bersekolah di mana sebab ia mengerti bahwa sekolah adalah tempat untuk belajar.
"Sekolah ini negeri, bu. jadi tidak membutuhkan terlalu banyak biaya untuk sekolah."
"Jadi ibu tidak usah bekerja keras lagi untuk biaya sekolahku."
Ibu memeluk anaknya dengan bahagia. Ia sangat senang mendengar kabar baik di hari ini, mereka berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengatur semuanya dengan baik.
"Ibu, sepertinya aku akan pulang malam, tidak papa kan bu?"
"Knp nak?"
"Aku akan mencari pekerjaan bu."
"Tidak! Ibu ingin kamu menjalani kehidupan remajamu seperti anak anak lainnya."
Rayyan tersenyum lagi kepada ibunya yang kelihatan marah, ia menyuruh ibunya duduk dan menenangkan diri sebentar.
"Ibu, bukannya baginda nabi muhammad juga bekerja di usianya yang masih muda?"
"Usiaku kan sudah 18 tahun, bu. Apakah aku tidak boleh mengikuti ajaran nabiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You To Be Happy
FanfictionArgani Rayyan,seorang anak yang terkenal karna sikapnya yang baik dan juga pintar. Rasydan,adiknya rayyan yang terkenal karna sikapnya yang cool,posesif & suka bermain game. Reyqa (si bungsu),terkenal karna sikapnya yang jutek terutama kepada orang...