Judul: Underwater
Penulis: Marisa Reichardt
Penerbit: Spring
Tebal: 330 hlm.Novel ini berkisah tentang Morgan, cewek 17 tahun yang tidak bisa keluar rumah karena menderita serangan panik. Buat yang belum tahu, serangan panik itu suatu kondisi di mana penderitanya akan merasa takut atau gelisah berlebihan secara tiba-tiba. Bisa ketika melihat orang lalu-lalang, bising, atau hanya karena mendengar pintu ditutup dengan keras. Gejalanya mual, pusing, detak jantung meningkat dengan cepat, dan dia merasa sekarat. Morgan mengalami hal itu setelah kejadian traumatis di sekolahnya.
Novelnya ditulis menggunakan POV 1 Morgan, dan ini membuat kebenaran sulit terungkap. Morgan tidak bisa mengungkap kebenaran itu dengan mudah, bahkan pada psikolognya sendiri. Sampai separuh buku, aku baru menemukan beberapa kepingan—dari beberapa flashback—tentang peristiwa Lima Belas Oktober yang dia sebut sebagai awal mula psikisnya terganggu. Aku rasa ini strategi bagus agar pembaca tertarik membalik halaman demi halaman untuk menemukan kebenaran yang disembunyikan, tapi gaya berceritanya harus menarik supaya tidak bosan. Dan, penulis berhasil menggunakan strategi ini.
POV 1 yang dipadukan dengan deskripsi teknik show dalam novel ini membuat pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan Morgan, seperti ketika dia oleng di keset depan pintu rumahnya sendiri karena dia pikir akan jatuh dari sayap pesawat.
Seseorang pernah berkata seperti ini, "Penderita gangguan mental itu gak yang dapet pacar langsung sembuh walaupun genrenya roman sekalipun." Dan ketika membaca novel ini, aku manggut-manggut. Morgan kedatangan tetangga baru. Cowok. Dan dia berhasil menarik perhatian Morgan sampai cewek ini mau keluar cuma untuk melihatnya. Tapi ya itu, dia gak ujug-ujug sembuh karena lihat cogan. Dia harus rajin menjalani konseling dengan psikolognya, dan dia latihan keluar rumah selangkah demi selangkah. Pertama-tama cuma bisa sampai keset depan, lalu ke undakan tangga pertama turun dari apartemennya, makin lama makin jauh sampai dia bisa menaruh surat di kotak pos untuk "tersangka" yang membuat mental Morgan dan teman-teman satu sekolahnya terguncang. Padahal, si tersangka ini sudah meninggal, tepat di hadapan Morgan saat peristiwa Lima Belas Oktober. Nah, loh? Terus ngapain dia ngirim surat ke orang yang sudah meninggal? Kalau kamu penasaran dengan cerita lengkapnya, dibaca sendiri aja ya. Tapi ingat, JANGAN BACA BUKU BAJAKAN 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN YOUR BOOK (Review to the Bone)
RandomSebenarnya work ini untuk kumpulan review buku. Doain aja semoga isinya gak cuma satu