Hejun lagi bingung, baru kali ini dia menemukan seorang guru yang memberikan tugas rumah serumit ini. Padahal tidak di suruh untuk membuat sesuatu hanya diminta memberikan pendapat soal satu pertanyaan saja. Tapi, kenapa begitu sulit untuk dia jawab.
Dia sengaja duduk di teras supaya bisa melihat keadaan luar, berharap bisa mendapat sedikit inspirasi atau hal yang bisa dia tulis dalam selembar kertas kosong yang ada di atas meja.
Menurut kamu, apa itu bahagia?
Hejun membaca pertanyaan itu sekali lagi sebelum melihat ke arah pagar yang kini terbuka. Itu Kak Shyna, hari ini dia diantar lagi oleh Bang Milo. Padahal Bang Milo kan temen mainnya Kak Mya, malah Kak Mya udah pulang dari tadi siang.
"Lho, Hejun ngapain duduk disini?" Suara nyaring Shyna langsung menyapa Hejun, gadis itu menarik kursi yang ada di sebelah Hejun untuk dia duduki. "Tugas sekolah?"
Hejun mengangguk, "Pusing Kak."
"Kalau pusing mah tidur Jun," Shyna nyengir kemudian mengintip tulisan yang tertera di selembar kertas tadi, "Itu pertanyaannya? Apanya yang buat pusing?"
Hejun menghela nafasnya kemudian memandangi Shyna tepat di matanya, "Menurut Kak Shyna, bahagia itu apa?"
Shyna tampak berpikir untuk beberapa saat kemudian tersenyum lebar, "Untuk hari ini, Kak Shyna ngerasa diantarin pulang sama Milo udah bisa bikin bahagia."
"Kenapa? Kak Shyna suka?"
"Suka dong. Masa dianterin gratis gak suka?"
"Maksud Hejun sama Bang Milo."
Shyna diam kemudian mengangkat bahunya, "Suka dong, hal yang kita lakukan sama orang yang bikin kita nyaman pasti bikin jadi bahagia. Bahagia tuh, tergantung sama orangnya." Shyna mengangguk karna merasa penjelasannya udah benar, "Tapi, Kak Shyna juga suka sama si Wira, Jonny, atau Yudha sih. Sama mereka juga bikin bahagia."
"Kak, maksudnya Kak Shyna suka sama semua?"
"Emangnya harus suka sama satu aja?" Shyna tertawa sembari menepuk pundak Hejun, "Kamu ini lucu banget Jun, udah ah Kak Shyna masuk dulu." Shyna membuka pintu sembari bernyanyi-nyanyi kecil. Meninggalkan Hejun yang semakin pusing dengan pikirannya.
Tugasnya saja belum selesai eh sekarang dia malah mikirin mengenai siapa cowok yang benar-benar disukai sama Kak Shyna.
Nasib oh nasib...
°°°°
Makanan yang ada di hadapannya tak membuat Hejun lapar padahal terakhir perutnya diisi itu adalah ketika jam makan siang di Kantin. Yang berarti sudah tujuh jam yang lalu.
Mya memandanginya dengan tatapan bingung, "Kenapa Jun? Masakannya gak enak ya?"
Hejun langsung buru-buru menggeleng, tidak ada yang salah dengan masakan Mya. Tanpa perlu mencicip, Hejun tahu kalau buatan Mya akan selalu enak dan menjadi favoritnya di sepanjang waktu. Ia hanya pusing memikirkan tugasnya yang akan dia kumpulkan besok.
Shyna sedang asik menonton televisi bersama Zizi, jadi dengan penuh pertimbangan Hejun bertanya ke Kak Mya. "Kak, bahagia itu gimana?"
"Eh, kamu nanya apa Jun?"
"Hejun ada tugas sekolah Kak, gurunya minta pendapat kita soal makna bahagia. Tadi Hejun udah nanya Kak Shyna tapi bukannya terinspirasi eh Hejun malah makin pusing."
"Emangnya Kak Shyna bilang apa?" Mya tersenyum geli melihat wajah frustasi Hejun.
"Kata Kak Shyna, bahagia menurut dia tuh asal menghabiskan waktu sama orang yang tepat."