Chapter 20: Beyond Reason

852 189 42
                                    

Suara gemericik air shower memenuhi kamar mandi itu, sosok Uchiha Sasuke nampak berdiri di bawah cucuran air shower. Pria bermarga Uchiha itu nampak tertunduk, matanya fokus melihat lantai marmer kamar mandi bersama tetesan air yang jatuh ke lantai.

Sasuke merenggangkan tubuhnya, benar-benar tak terasa sakit sama sekali. Sepertinya operasi yang ia lakukan kemarin benar-benar berhasil. Sejujurnya ia masih tak terlalu biasa dengan kondisi tubuhnya sekarang, rasanya cukup aneh tapi ia berusaha untuk beradaptasi.

"Sasuke kau mandi atau mati?!!" Teriakan Naruto dari luar kamar mandi membuat Sasuke berdecak kesal.

"Diamlah atau aku akan menutup mulutmu dengan kotoran di dalam kloset!!" teriak Sasuke kesal sambil mematikan showernya. Ia nampak berdecak kesal sambil mengambil handuk, mengusap tubuhnya lalu melilitkannya di pinggang, menutupi tubuh bagian bawah bersama junior kebanggaannya.

Sasuke keluar dari kamar mandi, dilihatnya Naruto menonton video panas di ruang tengah. Sasuke berdecak kesal melihat kelakuan mesum sahabat baiknya itu. Tangannya pun mengambil sebuah asbak lalu melemparkannya namun malah mengenai kepala Kakashi yang melintas. Darah pun mengucur dari kening pria dengan rambut melawan gravitasi bumi dan mungkin juga takdir itu.

"Yah Sasuke kau kejam sekali, Kakashi membantumu tapi kau malah menindasnya," ucap Naruto memprovokasi sementara Kakashi menatap Sasuke yang juga menatapnya.

"Sakit?" tanya Sasuke namun Kakashi menggelengkan kepalanya dengan gaya coolnya walau di dalam hatinya ia membatinkan kata sangat.

"Hn," ucap Sasuke meninggalkannya memasuki kamar.

Sasuke melihat Sakura yang tertidur di kasur, sepertinya kekasihnya itu cukup lelah setelah perjalanan panjang mereka yang terombang-ambing antara hidup dan mati.

Sasuke memilih untuk mengenakan pakaiannya dalam keheningan, tak ingin mengganggu kenyamanan sang pujaan hati dalam tidurnya. Sebelum keluar dari kamar Sasuke pun menyempatkan diri untuk mengecup kening Sakura perlahan.

"Sakura mana?" tanya Naruto ketika melihat Sasuke keluar dari kamar seorang diri. Sasuke hanya menatapnya, tak merespon lalu mendudukkan dirinya di sofa.

Saat ini mereka berada di salah satu rumah minimalis milik paman Sasuke, setidaknya tempat itu membuat mereka bisa berlindung dengan baik. Karena faktanya paman Sasuke adalah seorang mafia terkemuka di negara itu.

"Kudengar pesawat meledak," ucap Kakashi yang mendengar berita tentang penerbangan itu. Ia sudah takut sekali jika Sasuke mati sampai tak berani menemui Fugaku, takut-takut kepalanya dipenggal oleh sang bos.

"Kenapa tubuhmu masih utuh? Minimal tanganmu buntung," celetuk Naruto membuat Sasuke melemparkan tatapan tajamnya, miris dengan moral sang sahabat yang semakin hari semakin menipis.

"Kau belum mengatakannya pada Ayah?" tanya Sasuke mengkhawatirkan ayahnya yang akan terlibat. Sejujurnya masalah ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh seorang Uchiha Fugaku, Sasuke tahu itu tentang betapa berkuasanya sang ayah hanya saja Sasuke juga menyadari ada harga yang harus dibayar atas bantuan itu. Sasuke hanya takut ayahnya mendesak Sasuke mengakhiri hubungannya dengan Sakura karena masalah ini, sebab cukup sulit meminta restu padanya hanya untuk berpacaran dengan Sakura.

"Tidak, aku cukup takut jika kepalaku putus saat memberitahunya, aku sudah terlibat dalam masalahmu cukup dalam dan parahnya aku menutupi hal tersebut. Bisa kau bayangkan apa yang ia bisa lakukan untukku atau dan bahkan tujuh generasi keturunanku tapi aku juga tak yakin bisa memiliki keturunan jika ia langsung membunuhku," jelas Kakashi.

"Wow wow percakapan kalian terlalu berat, bisakah kita tidak membahas tentang kematian atau sebangsatnya? Aku cukup merinding di sini. Aku masih ingin berumur panjang, setidaknya aku harus meniduri 101 wanita sebelum aku mati tapi aku bahkan belum memulainya. Aku masih perjaka, kalian tahu itu!" ucap Naruto membuat Sasuke menaikkan satu alisnya.

"Ketika kau terlibat dalam hal ini itu artinya kau bersiap mempertaruhkan nyawamu Uzumaki Naruto," ucap datar Sasuke membuat Naruto menjerit.

"Sialan," ucap Naruto.

"Kembali ke topik, apa yang terjadi sebenarnya," ucap Kakashi menengahi, berusaha mengembalikan alur percakapan ini seperti semula.

"Pesawat kami meledak namun aku dan Sakura berhasil selamat, kami terdampar di sebuah pantai kisaran Lemnos tapi ada sesuatu yang aneh," ucap Sasuke dalam mode berpikirnya sementara Kakashi sibuk mencatat ucapan Sasuke.

"Apa yang aneh? Kau tak menemukan perempuan berbikini di sana?" tanya Naruto namun Sasuke mengabaikannya.

"Aku dibawa ke dalam penjara, tempat itu seperti tempat perdagangan manusia. Kami berhasil lolos lalu menemukan sebuah goa, anehnya petunjuk kedua, kertas dan pena itu bertuliskan Lemnos, tanggal yang membahagiakanku dan itu adalah tanggal lahir Sakura," cerita Sasuke.

"Tunggu, maksudmu ledakkan pesawat itu direncanakan? Seseorang dengan sengaja meledakkan pesawat itu membuat kalian jatuh di pantai itu dan sampai ke goa itu?" tanya Naruto kebingungan.

"Itu tak masuk akal, tidak ada orang yang tahu tujuan Sasuke dan Sakura ke Ukraina selain kita. Bagaimana bisa seseorang merencanakan hal itu? Bagaimana bisa orang menyeludupkan bom di dalam pesawat itu di saat kita bahkan merencanakan kepergian itu secara mendadak? Itu tidak masuk akal," ucap Kakashi.

"Masuk akal jika orang itu sudah merencanakannya sejak lama," ucap Sasuke serius.

"Apa maksudmu?" tanya Naruto yang tak mengerti.

"Lemnos, tanggal yang membahagiakanku. Kata sandi itu, berakhir kata 'ku'," ucap Sasuke menatap Naruto dan Kakashi secara bergantian.

"Tunggu dulu, kau mengatakan bahwa tanggalnya adalah tanggal lahir Sakura," ucap Naruto membuat Sasuke mengangguk.

"Itu artinya semua ini antara Ayah atau Ibu Sakura? Orang yang merencanakan perjalanan gila ini? Itu konyol Sasuke! Mereka sudah tiada," ucap Kakashi masih tak percaya.

"Begini, ingat file itu ditemukan karena dua bocah kasmaran ini menemukannya secara tidak sengaja, bagaimana ketidaksengajaan itu bisa menjadi rencana," lanjut Kakashi.

"Kepalaku pusing mendengar semua ini," ucap Naruto yang rasanya kepalanya akan pecah, ia tak mengerti obrolan ini.

"Kecuali orang ini sudah menargetkanku sejak awal, membuat aku bersama dengan Sakura. Ia tahu keluargaku punya kekuatan yang besar dengan begini bisa melindungi Sakura. Ia juga pasti tahu bahwa keluargaku punya koneksi besar, tahu betul bahwa pamanku memegang kekuasaan di Ukraina," ucap Sasuke membuat Naruto dan Kakashi terdiam selama beberapa saat.

"Psikopat mana yang membuat rencana serinci ini?" ucap Naruto tak percaya.

"Tapi apa yang Sasuke katakan cukup masuk dalam logika. Orang itu tahu bahwa Sasuke dan Sakura akan dikejar setelah tak sengaja menemukan file yang masih menjadi misteri itu, yang bahkan kita tak tahu dimana dan bagaimana bentuknya. Dia mempertimbangkan kemana Sasuke akan membawa motornya. Dia tahu bahwa Sasuke akan pergi ke daerah yang dekat dengan perbatasan kota sebelah dengan mempertimbangkan letak apartemen Sakura," jelas Kakashi serius.

"Berarti dia sudah dengan sengaja mengiringi Sasuke dan Sakura ke villa itu," tambah Naruto membuat Kakashi menganggukkan kepalanya.

"Dia pasti tahu banyak tentang keluarga Uchiha, tahu bahwa Sasuke akan membawa Sakura kabur ke Ukraina tempat pamannya," ucap Kakashi.

"Tidak hanya itu, dia juga tahu bahwa Sasuke dan Sakura akan pergi dengan penerbangan dari bandara keluarga Uchiha," ucap Naruto menambahi ucapan Kakashi.

"Dengan mempertimbangkan titik koordinatnya, dia sengaja memasang bom dan meledakkan pesawat di Lemnos pada tujuan ke Ukraina. Mempertimbangkan titik meledaknya pesawat dengan sebuah tempat perdagangan manusia. Dia tahu dengan kepintaran seorang Uchiha akan mudah keluar dari sana, dia juga pasti mempertimbangkan titik meledaknya pesawat karena tak jauh dari goa yang kau temukan itu. Ia tahu kau akan pergi kemana setelah lolos dari tempat itu," ucap Kakashi membuat Sasuke menatapnya.

"Masih ada lagi," ucap Sasuke.

Secret FileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang