Happy reading !
.
.
."QUEEN !!"
Nara tersentak kaget ketika mendengar suara teriakan dari belakang nya. Ia terkejut ketika ke empat kakak nya berlari menghampiri dirinya.
"Kena—", belum sempat dia bertanya kenapa, Leon sudah membawa dirinya ke dalam dekapan nya. Nara jelas mendengar detak jantung lelaki itu yang tak beraturan.
Leon melepas dekapan nya. "Kamu dari mana aja Queen ?! Kenapa gak kasih tau orang rumah. Kakak daritadi nyariin kamu !". Tanpa sadar Leon meninggikan intonasi bicaranya membuat Nara menunduk takut.
Leon yang menyadari kesalahan dirinya kepada Nara mengusap wajah nya kasar. Dia tidak sadar membentak Nara karna rasa khawatir dan paniknya yang terlalu besar. Lagi lagi dia membuat adiknya takut.
Arjuna yang mengerti situasi pun mendekati Nara. Dia memegang kedua bahu adiknya, lalu yang sejajar kan tinggi Nara yang hanya sebatas dada nya saja.
"Nara daritadi di sini,hm ?". Tanya Arjuna lembut. Nara mengangguk, dia tidak berani mengangkat wajah nya karna takut dengan Leon.
Arjuna lagi lagi tersenyum lembut. "Yaudah yuk masuk. Udah mau maghrib". Nara mengangguk kemudian mengikuti langkah Arjuna yang menggenggam tangan nya. Mereka pun memasuki rumah.
"Lain kali jaga intonasi bicara lo sama adek, bang. Dia pasti takut kalo lo bentak begitu". Ucap Rangga memperingati Abang tertua nya itu. Leon hanya mengangguk singkat kemudian pergi menuju kamar nya.
"Anjir Sag ! lo nangis ?". Rangga sedikit terkejut ketika mendapati adik nya yang mengusap air matanya.
Saga menatap Rangga. "Gue udah khawatir banget tadi. Takut adek kenapa napa. Gue juga ngerasa bersalah karna tadi tidur, gak nemenin adek. Pasti adek kesepian tadi bang, maka nya ke taman belakang sendirian". Jelas Saga.
Rangga menghembuskan nafas nya, dia mengerti perasaan Saga. Apalagi kedua kakak nya itu, Arjuna dan Leon, sampai prustasi mencari adik kecil nya ketika tidak berada di kamar nya.
Tapi Rangga tau, mereka hanya khawatir kehilangan Nara seperti beberapa tahun lalu. Mereka hanya takut kehilangan Adik kecil mereka lagi . .
***
Arjuna kini berada di kamar Nara. Tangan nya tak berhenti mengelus lembut rambut adiknya, kepala Nara di sandarkan di bahu Arjuna. Sedari tadi hanya keheningan menyelimuti mereka.
"Kamu ngapain aja tadi di taman belakang, hm ?" Tanya Arjuna memecah keheningan di antara mereka.
"Main sama kelinci. Sama liat liat tanaman Bunda kak". Jawab Nara pelan.
"Kenapa kamu gak minta antar sama maid aja ?"
"Pas Nara ke bawah, gak ada siapa siapa Kak. Makanya Nara ke taman belakang. Nara di kamar terus kan bosen". Jelas Nara. Arjuna mengangguk paham.
"Kakak marah ya sama Nara ?" Kepala Nara mendongak menatap wajah Kakak kedua nya. Arjuna membalas dengan senyum lembut nya. "Enggak sayang. Kakak sama sekali gak marah sama kamu. Tadi kita cuma khawatir, takut kamu hilang. Lain kali kalo mau apa apa, langsung ngomong ke kita aja ya ?". Nara mengangguk paham mendengar ucapan Arjuna.
Tetapi, wajah marah Leon masih terbayang di benak nya. Pasti kakak sulung nya itu sangat marah kepada nya.
"Em, kak juna ?" Panggil Nara. Arjuna menunduk kan kepalanya agar bisa melihat wajah Nara. "Kenapa, hm ?"
Nara memilih jari jari nya, kebiasaan nya ketika sedang gugup atau takut. "Pasti kak Leon marah banget sama Nara ya ?. Muka nya tadi serem benget". Suara Nara mengecil diakhir kalimat.
Arjuna terdiam beberapa saat. Lalu dia membenarkan posisi nya dan Nara, menjadi duduk saling berhadapan.
Arjuna memegang kedua bahu adiknya. "Queen, Dengerin kakak"
Arjuna meraih dagu Nara agar melihat nya. Nara yang tadi nya menunduk kini menatap mata Arjuna yang menatap nya lembut. Dia takut kakak nya itu marah. Dari ke empat kakak nya, Arjuna lah yang paling bisa mengerti dirinya dan membuat nya nyaman. Baru bertemu tadi pagi saja, Nara bisa merasakan kasih sayang Arjuna kepada dirinya.
Arjuna tersenyum lembut ketika Nara mau menatap nya, "Kak Leon tuh sayangg banget sama kamu Queen. Bahkan dia lah yang paling nunggu nunggu kamu pulang dari rumah ini. Tadi dia cuma takut, takut kehilangan adik kesayangan nya untuk kedua kali nya"
Nara menunduk ketika mendengar penjelasan Arjuna, Dirinya menjadi merasa bersalah karna membuat kakak kakak nya kalang kabut mencari dirinya, padahal niat nya hanya ingin mencari udara segar saja.
"Maafin aku ya kak. Janji gak gitu lagi". Ucap Nara. Arjuna membawa adik nya kedalam dekapan nya, "its okey Queen", Balas Arjuna.
Beberapa Saat kemudian dia melepaskan pelukan nya. "Mandi gih. Udah mau sore". Nara mengangguk, lalu bangkit menuju kamar mandi. Selepas Nara memasuki kamar mandi, Arjuna bangkit lalu pergi dari kamar adik nya, menuju kamar kakak sulung nya . .
***
Arjuna langsung memasuki kamar Abang sulung nya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Terlihat Leon yang seperti nya habis mandi menatap nya dingin.
Tanpa memperdulikan tatapan dingin Leon, Arjuna langsung menghempaskan tubuh nya di kasur Leon.
Leon yang melihat tingkah adiknya itu hanya memutar bola matanya malas. Dia berjalan membuka lemari baju nya, lalu mengambil kaos berwarna hitam dan memakainya.
Arjuna menatap kakak sulung nya dengan tatapan yang sulit di artikan. Leon yang merasa di perhatikan menaikan sebelah alisnya menatap Arjuna.
"Why ?" Suara Dingin Leon terdengar.
Arjuna menghembuskan nafas kasar, ia mengubah posisinya menjadi duduk. Dia kembali menatap Leon yang sedang mengeringkan rambut basah nya.
"Kenapa lo cuekin Nara, Bang?" Ucap Arjuna to the point.
Leon menatap datar Arjuna dari pantulan cermin di lemarinya. "Gue gak cuekin dia" Balas Leon.
"Gue tau semenjak Nara kembali ke rumah ini Lo sama sekali belum bicara sama dia", Arjuna tak kalah menatap Leon dengan tampang datarnya. "Selama ini lo yang paling nunggu kedatangan dia ke rumah ini. Tapi pas dia dateng lo malah mengabaikan dia dan buat dia takut sama lo". Lanjut Arjuna sedikit memohok hati Leon.
Gerakan Leon yang mengusap rambut nya yang basah berhenti mendengar ucapan Arjuna. Dia melempar handuknya kasar.
"Gue gak bermaksud buat Nara takut sama gue Jun!", Kata Leon. Tatapan nya terlihat bersalah. "Gue juga sama sekali gak bermaksud mengabaikan Nara. Gue cuma kecewa dan marah sama diri gue sendiri, karna gak bisa jadi Kakak yang baik selama ini", Jelas Leon. "Gue gak tau harus bersikap kayak gimana. Gue gak kayak lo Jun". Lanjut Leon. Benar, Leon adalah pria kaku yang sulit untuk mengekpresikan dirinya sendiri.
Arjuna menghela nafas kasar . Dia mengerti perasaan kakak sulung nya itu. Melewatkan masa anak anak Adiknya dan baru bertemu setelah bertahun tahun adiknya mengalami kesusahan. Tentu mereka merasa sangat bersalah karna gagal menjaga adiknya, terutama Leon sebagai anak sulung. Dan Arjuna sudah tau bagaimana sifat Leon.
"Ajak ngobrol Nara Bang kalo lo sayang sama dia. Jangan sampe dia mandang lo buruk". Ucap Arjuna hendak berjalan keluar kamar.
Saat memegang gagang pintu, Arjuna kembali berucap. "Ohiya, jangan sampai lo ngebentak dia Bang. Lo harus bisa ngatur emosi lo", Ucap nya lalu pergi menutup kamar Leon. Meninggalkan Leon dengan perasaan yang berkecamuk.
.
.
.Haii !
jgn lupa vote and coment ya !
Jaga kesehatan juga ya kalian.
thanks <33
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenara (Posesif Brother)
Ficção GeralUpdate sesuai mood .. Setelah kematian Ibu nya, Nara bingung tiba tiba ada sebuah keluarga yang mengaku diri nya sebagai anak bungsu mereka yang hilang. Mereka menjemput diri nya dan berkata jika mereka adalah keluarga kandung nya. Selama ini, Nara...