Peranan. Bahwa tiap manusia mempunyai peranannya masing-masing. Bila mau mencermati, sesungguhnya semua manusia memiliki kontribusi terhadap warna dunia ini. Karena sang Maha Sempurna, Allah Izzati Rabbi nyatanya tak pernah membuat sesuatu yang sia-sia.Adanya laki-laki dan perempuan, diciptakan di muka bumi ini memang mempunyai makna. Mempunyai peran dan konribusinya masing-masing. Memiliki fungsi saling mendukung dan mengisi. Serta mempunyai arti yang sama pentin gnya.
Sebagaimana kedudukan bulan dan matahari yang saling mengisi dan sama pentingnya. Bayangkan saja jika matahari terus bersinar dan tak mau ganti shift jaga dengan sang bulan. Hingga hari menjadi siang terus dan panas. Atau sebaliknya, bulan tak mau digantikan matahari hingga sepanjang hari menjadi malam atau gelap. Atau dua benda langit tersebut minta ganti jam tayang. Bulan minta keluar di pagi hari dan matahari ingin merasakan muncul di malam hari. Mungkin hal seperti itu akan terjadi kelak ketika dunia telah usai dan sampai kepada apa yang telah Al Khaliq sampaikan, yaitu kiamat kubro.
Maka dalam agama Islam nan indah ini tak ada pemahaman patrilineal atau garis ayah juga matrilineal atau garis ibu sebagaimana ajaran agama lain, atau suku-suku tertentu dan beberapa negara barat menganutnya. Dimana pada paham patrilineal, ayah memiliki kontribusi utama dan ibu tak terlalu diperhitungkan. Dan sebaliknya ada paham matrilineal.
Salah satu contoh adalah suku Minangkabau yang menganut bahwa ayah adalah tamu. Atau masuk dalam matrilineal. Dalam suku Minangkabau, yang bertugas memberikan pengajaran kepada anak dalam keluarga bukanlah ayah, melainkan paman atau dikenal dengan istilah mamak. Dan masih ada beberapa suku atau klan yang menganut paham begini.
Sedang contoh patrilineal ada pada suku batak. Dimana garis ayah atau pihak lelakisebagai penentu. Hingga seorang lelaki batak diharuskan mencari jodoh perempuan dari luar keluarga atau marga. Tidak boleh satu marga. Dan menarik perempuan dari luar untuk masuk dalam klan atau marganya.
Maka Islam sebagai dien yang syamilan wa kamilan hanya mengenal paham sistem kekerabatan parental atau bilateral. Dimana garis keturunan ditarik dari garis ayah juga ibu. Dimana keduanya memiliki kontribusi yang sama. Ayah sebagai imam, pemimpin yang bertanggungjawab mencari nafkah dan membimbing, mengarahkan istri dan anak-anaknya dalam ketaatan agama. Ibu sebagai makmum yang juga memiliki tanggungjawab sebagai pelaksana utama apa yang telah ditetapkan sang ayah. Menjaga dan mendidik anaknya sebagai bentuk amanah dari sang suami. Berjalan seiring bergandengan tangan suami dan istri menjalankan bahtera bersama anak keturunan mereka. Karena sejatinya baik lelaki dan perempuan mempunyai peranannya masing-masing seperti yang memang telah Allah tetapkan sesuai fitrohnya.
"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjwabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga pemimlin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawababnya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya" (HR. Bukhari)
Taqi membuka gorden yang menutup jendela kamar VIP tempat Aisyah dirawat. Kebetulan sekali, jendela kamar menghadap tepat ke arah taman rumah sakit. Cukup menyejukkan pandangan mata Taqi yang dua hari ini hanya dikelilingi oleh dinding.
Cahaya kemilau kuning tampak menyerobot masuk lewat kaca jendela kamar. Tak terlalu panas namun cukup menghangatkan suasana kamar. Terlebih lagi, bukan hanya suasana kamar yang hangat namun hati milik Taqi tak kalah hangatnya.
Taqi pun tersenyum ke arah Aisyah yang tampak baru tidur pulasnya. Iya, sejak pindah ke kamar, Aisyah mulai nyaman. Setelah semalaman puas video call dengan semua keluarga meski tak bisa terlalu lama, Aisyah akhirnya bisa tertidur. Tentu saja pengaruh obat turut mempengaruhinya. Aisyah memang butuh waktu untuk memulihkan diri. Tentu cara paling ampuh adalah dengan istirahat yang maksimal secara kualitas juga kuantitas. Taqi pun meminta para orangtua untuk beristirahat. Setidaknya semalam semua bisa ikut tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 5 (Always Forever in Love)
SpiritualMenemukan pelabuhan hati di kehidupan dunia tentu saja harapan tiap insan. Bertemu dengan orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Itu inginnya. Tanpa melebihkan pun mengurangkan tentang hakikat takdir. Asa yang selalu dilangitkan terjawab ijabah...