Bagian 9
"Pihak kampus sudah kehilangan kepercayaannya padamu, Virga. Sudah beberapa minggu kami terus menunggu dan berharap bahwa kasus kematian Ferdi akan segera terungkap. Pihak keluarganya terus mendesak kami semua. Tapi apa yang kau lakukan, kau menghilangkan semua bukti yang ada. Kami benar-benar kecewa dengan sikap mu ini!" Tegas kepala dosen pada Virga di depan semua mahasiswa yang berkerumun serta jajaran dosen lainnya."
Virga terdiam menerima kekecewaan para dosen padanya yang sudah berharap lebih.
"Saya minta maaf, pak. Tapi saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk membongkar misteri ini, tapi..."
"Sudahlah, simpan semua alasanmu itu dan mulai sekarang, kami tidak akan menyerahkan semua tugas-tugas untukmu. Orang yang tidak amanah itu tidak layak mendapat tugas apapun. Mungkin juga, kita semua harus mencari Raj kampus yang baru untuk bisa diandalkan." Tegasnya kembali membuat semuanya terkejut.
Beberapa mahasiswi nampak protes dengan keputusan dosen untuk mencari raja kampus lainnya. Padahal, mereka sudah sangat bersemangat jika Virga yang menjadi raja kampus beberapa dekade ini.
Virga menghembuskan napasnya secara perlahan dan menatap para dosen dengan rasa bersalahnya.
"Baiklah, jika itu keputusan bapak, saya tidak bisa berbuat apapun. Sekali lagi, maaf." setelah mengatakan hal tersebut, Virga meninggalkan tempat dan melewati Adhera yang berdiri di depan, menatapnya dengan sendu.
Virga berhenti sejenak kala ia melewati Adhera. Keduanya saling menatap walau tanpa kata dan ekspresi yang dapat dijelaskan.
Adhera merasa bersalah saat Virga melewatinya dengan raut wajah yang memelas.
'Ini semua salahku. Aku yang menghancurkan bukti itu demi melindungi diriku sendiri. Tapi disisi lain, Virga harus kehilangan martabatnya. Apakah tindakanku salah? Apakah aku egois?'
***
Virga nampak termenung disebuah taman kampus. Dia memilih untuk duduk sendiri walaupun Andra, Leo dan Axy membujuknya untuk pergi ke kantin. Virga mengusir ketiga sahabatnya dan memilih menyendiri. Virga sangat menyesal akan kejadian semalam. Andai saja, dia datang lebih cepat, mungkin saja bukti itu sudah ada di tangannya. Baginya, Rion juga menghilang tanpa kabar. Padahal Adhera sudah menguburkan Rion berkat bantuan orang suruhannya.
"Hai." Adhera datang tiba-tiba duduk disampingnya dan tersenyum padanya.
Virga melirik malas Adhera hanya sekilas dan kembali fokus pada satu titik.
"Tumben duduk sendiri disini. Biasanya membuat ulah bareng geng mu itu. Biasanya juga merampas uang mahasiswa lain" ledek Adhera menghibur Virga.
Tidak ada jawaban dari Virga, bahkan pria itu tidak menatapnya sama sekali.
Adhera memutar malas bola matanya dan memberanikan diri untuk semakin dekat dengan Virga.
Adhera juga menyentuh bahu Virga tanpa ragu.
"Setidaknya berbicaralah padaku!"Refleks Virga menepis tangan Adhera yang menyentuh pundaknya.
"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan!" KetusnyaAdhera mengerutkan keningnya
"Aku tidak mencari kesempatan. Tapi aku bertanya padamu sejak tadi, kenapa diam saja?!"Virga menatap malas Adhera. Gadis itu kembali berceloteh tidak jelas padanya dan menambah buruk Susana hatinya.
"Apa kau tidak ada pekerjaan lain selain menggangguku, ha!" Kesalnya pada Adhera malah membuat gadis itu senyum-senyum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlarang: Cinta Sedarah - KTH✔️
Teen Fiction(Update Setiap Hari Kamis) Bagaimana rasanya diperjuangkan oleh adik kandung sendiri yang menjadi junior baru di kampus? Itu yang tengah Virga Revano seorang ketua geng motor 'VALAXY' yang disegani banyak orang, rasakan saat Adhera Maharani Atmaja j...