Jangan Sangdingkan sayang dan cinta
Itu beda cerita dan lain makna.~galang fara~
Malam ini Fara ditemani Anya dirumahnya karena sakit ayah nya kambuh dan harus dilarikan kerumah sakit.
Ayah Fara sudah kembali seperti dulu ayah yang selalu memanjakan Fara dan ayah yang tertawa bahagia walaupun jarang sekali, setidaknya Fara bisa melihat senyum ayah nya lagi.
" Nya gue mau telponan dulu deh sama Galang."
" Yeeeh." Ucap nya dengan singkat sambil mengayunkan jempol nya pada papan ponselnya.
Semua terlihat baik baik saja dengan penuh tawa mereka saling bercanda ria.
Jadiin jam terus berjalan menunjuk pukul 10 malam terlihat Galang sudah mulai mengantuk matanya pun mulai sayu dan ia memilih untuk tidur terlebih dahulu." raa aku tidur duluan yaa ngantuk, besok kita ketemuan di warung buk Ami oke sayangku." Pamitnya namun rasanya tidak ikhlas untuk Fara mengakhiri perbincangan nya yang sedang seru serunya.
"Hmm." Jawabnya singkat.
" Yaudhhh ciumm dulu gehh biar tidurnya nyenyak." Pinta Galang dengan wajah memelas manja.
" Emuuaaachhh good night dear." Fara tersenyum tulus dan memutus kan salurannya.
Terdengar suara mobil terhenti dihalaman rumahnya dan ternyata itu adalah paman nya.
"Ra cepat naik mobil sekarang kita kerumah sakit." Ucapnya dengan nada tergesa gesa itu jelas memancing kekawatiran Fara sesegera mungkin ia naik mobil meninggalkan Anya sendirian dirumah.
" Pi kenapa Pi kenapa sama ayah?." Paman nya tidak menjawab hanya terus memandang jalan dan memacu kecepatan mobil dengan cepat, jalanan terlihat sepi karena sudah menunjukan jam tengah malam.
Sesampai nya dirumah sakit terlihat seluruh alat medis terpasang lengkap di tubuh ayah Fara dengan keadaan mata tertutup dengan selang oksigen di hidung nya.
Perih perih rasanya melihat kondisi ayahnya yang seperti itu, seluruh keluarga besar sudah berkumpul diarea rumah sakit.
" Kalian jangan ada yang pulang dulu kita tunggu sampai jam 1 mudah mudahan ada keajaiban."pinta Johan adik dari ayah fara.
Sampai akhirnya jam menunjuk pukul 00: 43 ayah Fara menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah damai.
" Ayaaahhhhhhhhh." Jeritan dan tangisnya menggema di luruh ruangan rumah sakit, dadanya sesak memeluk tubuh ayahnya yang sudah tidak bernyawa.
" Ayaaahhh jangan tinggalin Fara Fara janji bakal jadi anak baik." Tangisnya terus melurus tak henti menggenggam tangan ayahnya.
" Ayuk ikut Tante sayang." Perlahan tubuh Fara yang sudah hampir tumbang itu dituntun naik ke mobil bersama supir.
" Gak mau tantee Fara mau sama ayahh." Fara memberontak turun dari mobil dan memeluk tubuh ayahnya yang sedang di balikan kain kasa.
" Kalian gak boleh nyentuh ayah Ara ayah Ara masih hidup jangan." Perasaan nya runtuh seketika jantung terasa Ruruh tak berkeping.
Sesampainya di rumah Fara mendudukkan diri nya dengan tatapan kosong menatap orang orang yang telah ramai membaca ayat ayat suci.
Fara tertuduk di samping tubuh ayahnya dengan tangis yang tak henti sesampai nya Galang yang menenangkan Fara dan memeluk tubuhnya.
" Tegar Ra semua yang hidup pasti akan mati, ayah kamu adalah orang yang paling disayang Allah." Bisik nya lembut sambil menggenggam erat tangan Fara menyalurkan kehangatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang Fara
Random" gue benci Lang ketika harus nahan perasaan gue sendiri. Lo terlalu baik buat gue benci!." Ungkapan hati yang di ucapkan di dalam hati pun seperti ikut terbawa hanyut. Masa lalu yang di sudahi dengan emosi membawa fara menyesal pada keputusan nya. ...