5

6 0 0
                                    

Yudhit menatap handphone dimana baru saja Gina menutup percakapan keduanya yang mulai memanas.

Mengusap wajah nya kasar lalu beranjak menuju meja belajar nya , duduk termenung sambil menatap potret kedua nya.

Sesekali tersenyum memori semua peristiwa yang terjadi di foto itu pun berputar di kepala Yudhit.

Yudhit kembali menghela nafas , tepat setahun yang lalu dimana Gina baru saja menjadi siswi SMA di sekolah nya, entah kebetulan atau apa dirinya menjadi kakak pembina di kegiatan mpls angkatan Gina.

Siswi dengan gaya rambut pendek sebahu , raut wajah pendiam lengkap dengan name tage biru laut yang bertulis kan Gina Gyandra Semesta berhasil mencuri perhatian Yudhit.

"Kak minta tanda tangan nya boleh ?? Saya dapat perintah dari kak Kafif  untuk kelengkapan syarat dari kegiatan mpls kak"  suara halus lembut itu masih teringat di kepala Yudhit , ia ingat jika itu interaksi mereka berdua untuk pertama kali.

Jujur , Yudhit tak pandai untuk mengungkap kan perasaan.

Apalagi Gina gadis pertama yang mencuri perhatian seorang Yudhistira Putra Genanda.

Yudhit bukan lelaki yang pandai membuat kata-kata manis dimana itu adalah salah satu jurus lelaki untuk memikat hati wanita.

Semua berjalan seperti sedia kala , dimana Yudhit yang disibuk kan dengan kegiatan organisasi dan sekolah nya , begitu juga Gina dengan tugas-tugas sekolah nya.

Yudhit pikir ketertarikan nya kepada Gina hanya kagum se bagaimana kagum biasa nya.

Tapi Yudhit salah , rasa nya bukan biasa saja ketika melihat Gina yang berlari kelelahan di lapangan ketika pelajaran olahraga.

Rasa nya seperti Yudhit ingin terus menarik kedua sudut bibir nya untuk tersenyum ketika melihat Gina yang kesusahan mengambil buku di rak tinggi perpustakaan.

Rasa yang berbeda itu lah yang akhirnya menimbul kan tekat kuat jika Yudhit juga harus membuat Gina merasakan apa yang Yudhit rasakan.

Mungkin keberuntungan sedang berpihak kepada Yudhit ketika dirinya bingung memikirkan bagaimana cara untuk mendekatkan diri dengan Gina , Bu tartik guru matematika memanggil Yudhit untuk membimbing Gina yang pada saat itu akan mengikuti perlombaan.

Dalam hati Yudhit bersorak senang , dirinya tak perlu lagi pusing-pusing mencari cara.

Kurang lebih rentan waktu sebulan mereka dekat tanpa menunggu waktu lama Yudhit mengungkap kan rasa yang ia rasa berbeda.

Tanpa di sangka Gina pun ikut merasakan nya , berjalan lah hubungan mereka hingga sekarang sudah berumur satu tahun.

Handphone Yudhit kembali berdering sehingga lamunan nya pun buyar.

Dirinya menatap nama yang tertera di layar.

Sarahhh is calling

Tanpa pikir panjang , Yudhit segera mengangkat panggilan dari Sarah sahabat kecil nya itu.

"Yudhittttttttttt"

"Udah malem kenapa nelpon ??"

"Gue laper hehe lagi kepengen nasi goreng di depan indomar*t yang waktu itu"

"Ga ada di go food ??"

"Ga ada dhit "

"Yaudah gue anterin"

"Makasiii yudhitt sayang  yudhit banyak-banyak "

" Iya sama-sama"

Pip...

Dengan segera Yudhit meraih kunci motor nya dan mengenakan jaket nya , lalu pergi menjemput sarah yang tepat ada di sebelah rumah nya.

.......

Sesampai nya di penjual nasi goreng tanpa pikir panjang Yudhit pun duduk menunggu sedangkan sarah memesan.

"Bang ini uang nya maaf ya lama tadi antri di dalam " suara seseorang yang mampu mengalihkan perhatian sarah dan Yudhit , tentu Yudhit sangat mengenali suara itu.

Itu suara Gina , kekasih nya.

Merasa di perhatikan Gina pun menoleh , berbeda dengan Yudhit yang sedikit terkejut Gina seolah sudah tau jika disana memang ada Yudhit dan Sarah.

Gina pun tersenyum sambil menunduk sopan kepada Yudhit dan Sarah yang tentu nya di balas lambaian oleh Sarah.

"Loh gin malem-malem kok belum tidur ??"

"Nganterin mas winata kak kelaperan "

"Wahh sama dong Yudhit juga nganterin aku yang lagi kelaperan"

" Ah gitu ya , yaudah kak Gina duluan , mari kak sarah kak Yudhit " Yudhit hanya diam dirinya tak tau harus ber ekspresi seperti apa , melihat Gina yang seperti nya baik-baik saja setelah berdebat di telepon tadi itu cukup membingungkan bagi Yudhit.

Gina pun hilang dari pandangan Yudhit.

"Lo sama Gina baik-baik aja kan dhit ?? Kok kayak nya diem-diem an gitu" Ujar sarah yang menatap Yudhit penuh selidik.

"Baik kok" jawab Yudhit enteng, bukan nya begitu ?? Buktinya Gina juga tidak marah menemui Yudhit dan Sarah keluar berdua malam-malam.

"Lo emang nya ga cemburu dhit ngeliat Gina yang deket banget sama Arkana , begitu juga sebalik nya Gina ga cemburu dhit sama hubungan kita ??"

"Gausah di pikirin ah , gue sama Gina udah saling percaya gue yakin di hati Gina ada nya cuma gue "

" Kalo di hati lo ada nya cuma Gina ?? "

" Ada lo juga seperempat sebagai sahabat terbaik gue"

"Hahahaha bisa aja lo" kedua nya tertawa geli tanpa mengetahui Gina yang sedang menatap jalanan sendu sepulang dari penjual nasi goreng tersebut.

Pikiran nya berkecamuk , banyak keraguan yang timbul melihat bagaimana Yudhit yang selalu memprioritas kan Sarah ketimbang dirinya.

Kalau kata Nana Gina wajib cemburu , tapi mau se cemburu apapun jika orang nya Yudhit Gina belum siap untuk mengakhiri.

Dilihat-lihat bukan cuma Nana yang meminta untuk Gina lebih berani mengambil tindakan atas ulah Yudhit , mas winata pun geram sebenarnya tapi kembali lagi Gina tak mau satu orang pun ikut mencampuri hubungan nya.

Mereka berdua yang membangun maka mereka berdua yang harus mengambil keputusan tanpa campur tangan orang yang lain.





Trust Me If You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang