001

2.5K 159 2
                                    

Plakkkkk

Rose sontak memegang pipinya yang memanas akibat tamparan dari laki laki di depannya.

Ah, ia sudah terbiasa mendapatkan tamparan demi tamparan semenjak beberapa bulan yang lalu. Jadi, dia sendiri tak terlalu kaget saat laki laki di depannya menamparnya untuk yang ke- em. . . Berapa ya? Mungkin ke 5 kalinya dalam bulan ini HAHAHA.

Bahkan Rose sudah hafal betul kalimat yang akan laki laki di depannya ini ucapkan setelah ini. Pasti meminta maaf deng--

“A-aa ma-maafkan aku, Rose”

--an gelagapan. Nahkan baru juga dibahas.

Dan Rose sendiri juga sudah terbiasa untuk menampilkan senyuman terbaiknya setelah ini.

“Iya, gapapa. Aku tau kamu ga sengaja”

Sungguh, sebuah drama percintaan yang sempurna. Sungguh keromantisan yang tiada tara. Seorang laki laki tampan nan lembut dengan seorang wanita dengan kadar kepintaran setara sudut lancip.

“Maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk menamparmu tadi”

Rose tersenyum, “Iya, tenang aja. Aku tau,” ucapnya.

“A-aku hanya tak suka bila kamu jalan dengan laki laki lain atau kalau kamu membantahku. Aku tidak suka itu.” Laki laki itu memeluk Rose dan menyenderkan kepalanya ke pundak Rose.

Dan akan seperti biasanya pula, Rose mengelus rambut laki laki itu.

“Iya, maaf. Kamu udah makan? Aku masakin ya”

Sungguh dialog drama bak anak kecil yang rebutan permen. Bahkan mungkin konflik sinetron lebih menegangkan dari konflik mereka berdua yang semacam anak kecil.

“Aku mau steak

“Oke oke, tapi lepasin dulu ya”

“Gamau”

“Tapi sayang, nanti ak--”

“Udah aku bilang gamau”

Rose menghela nafas pelan, dengan susah payah ia berjalan ke arah dapur. Ia tau kalau ia membantah sekali lagi, maka bukan hanya pipi kirinya yang bengkak tapi juga pipi kanannya.














**













“Gimana hubungan lo sama Jaehyun?”

Rose menoleh, “Baik baik aja. Kenapa nanya?” jawab Rose sembari tersenyum manis.

“Gapapa, nanya aja. Pipi lo kenapa?”

“Pipi? Ga sengaja kejatuhan hp”

“Kok bisa?”

“Kemaren malam udah ngantuk berat tapi masih main hp. Jadi ya gitulah, malah jatuh”

“Goblok banget sih”

Rose terkekeh, “Lo kek baru tau gue aja, Ju”

“Ngaku ternyata”

“Kata Bunda, boong itu dosa”

“Kek anak kecil lo.” Gadis bernama Yuju itu tertawa mendengar penuturan Rose.

Tiba tiba tawa Yuju terhenti saat kedua netranya itu melihat sesuatu.

“Rose, itu Jaehyun bukan sih?” tunjuk Yuju yang membuat Rose mengalihkan atensinya.

Rose menajamkan matanya untuk melihat benar tidaknya perkataan Rose.

“Kok dia sama cewe? Bukannya Jaehyun itu anak tunggal? Trus itu ceweknya kok gue kek kenal ya”

“Salah liat kali lo. Jaehyun lagi sakit, dia ada di apartemennya. Baru aja tadi gue kesana,” sergah Rose.

“Tapi itu posturnya bener Jaehyun, Rose”

“Ga mungkin, Ju. Salah liat lo, lo kan punya rabun”

Yuju tersadar lalu segera mengangguk, “Iya kali ya. Duh mata gue makin parah aja. Padahal udah pakai lens”

Lain halnya dengan Yuju yang tengah merutuki dirinya, Rose tengah menguatkan hatinya.

Ia berbohong tentu saja. Rose tau kalau itu Jaehyun. Bahkan Rose tau siapa gadis yang berada di samping Jaehyun. Temannya sendiri, Miyeon.

Rose hanya tak mau Yuju khawatir dan langsung melabrak Jaehyun. Itu baru Yuju, belum Jiho, Jihyo dan Eunha. Bakal habis Jaehyun kalau ia kena mereka.

Di sisi lain, Rose juga tak mau kekasihnya itu terluka. Padahal disini Rose yang selalu jadi korbannya.

Bodoh? Memang, Rose memang bodoh mencintai seseorang yang sudah menyakiti dirinya berulang kali. Tapi Rose tak bisa memungkiri kalau orang yang menyakitinya adalah seseorang yang ia cintai. Ah sungguh

Pasti Jaehyun sama Miyeon cuma sekedar bicara pelajaran. Ya, gue yakin.




-To Be Continue-

[✓] HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang