Aku benci firasatku
Saat kau pergi berkelana
Singgah dan menetap di antah
Berantah
Tanpa kata maupun sedikit rindu
Dan menunggumu menyusuri
Jalan itu
Langkah kakimu selalu ku rindu
Suara sepatumu yang beradu
Dengan batu jalanan
Seakan tahu kau masih menjadi ratu
Jika nanti kau sudah lelah berkelana
Menyusuri jalan itu
Dengan kepingan hati yang patah
Aku masih tetap jadi rumah
Lukamu biar aku yang basuh
Tak perlu malu untuk sembuhPulanglah..
Tidak masalah logika menyebutku gila
Karena rumahmu adalah hatiku